Mereka semua menikmati makan siang. Kusuma segera mengirimkan pesan singkat pada para baby sitter untuk turun sekarang karena mereka pasti sudah lapar termasuk juga anaknya.
Syarif celingak-celinguk untuk mencari sosok Amel.
"Rif, di makan saja dulu. Nanti baru berburu lagi." tegur Rendy pelan pad Syarif.
"Ehh...iya atuh bos. Hanya penasaran saja. Kemana teh tuh awewe?" jawab Syarif sekenanya saja pada Rendy.
Andi tersenyum sambil menyuapi istrinya sepotong roti dengan isi atasnya sayuran beserta udang.
Sari memejamkan matanya karena makanan itu sangat lezat. Ia mengunyah dengan pelan.
Bram dan Dian terlihat asik makan sambil berbisik entah apa yang mereka katakan.
"Ya sudah kalau begitu." jawab Rendy cepat.
Rombongan baby sitter masuk ke ruangan mereka ini. Suara anak-anak Kusuma berkicau senang seperti burung.
"Mommy mana ya..?" tanya Amar sambil berlarian melepaskan dirinya dari pegangan baby sitter yang terkejut. Amar. mencari sosok ibunya.
Rendy yang melihat anaknya berlari langsung berdiri dari tempat duduk dan berlari menangkap anaknya itu. Ia melihat 2 baby sitter mereka memegang erat Amir dan Anna yang mau ikutan berlari.
"Daddy sudah berkali-kali bilang don't run boy. Kenapa tidak mendengarkan sih?" Rendy berkata dengan jantung berdebar-debar kencang.
Si anak malah nyengir lebar membuat Rendy keki.
"Daddy.. lari itu sehat kata mommy." ujar Amar sambil mencium pipi ayahnya yang tegang itu.
Kusuma tersenyum lebar melihat anaknya itu.
Semua orang jadi memperhatikan si kembar yang menuju meja Kusuma. Bisik-bisik penasaran dan kagum sekaligus gemas terdengar dari para wanita muda. Sedangkan, para lelaki menatap senang pada Rendy yang memperlakukan anaknya itu dengan sangat sayang.
"Uncle Syarrrriiiff..!" suara Anna memanggil Syarif penuh tenaga mendekati menjerit membuat Syarif tersenyum lebar sekali keki.
"Teteh.. saya mau ke tempat uncle Syarif." ujar Anna sambil menarik lepas tangannya dari pegangan baby sitternya itu.
Umur anak-anak Rendy itu berkisar 2,5 tahun. Mereka sangat aktif kadang membuat baby sitter kewalahan.
Anna dilepaskan dan berjalan dengan anggun anak seusainya. Ia tidak mau berlari karena agak takut sang daddy marah.
Syarif berdiri dan mengangkat anak perempuan itu dan mencium pipi montok Anna.
"Ihh.. uncle cium Anna." ujar Anna lembut.
"Memangnya kenapa nak?" tanya Syarif dengan senyuman khas lelaki flamboyan.
"Kan Anna yang mau mencium uncle." Anna berkata dengan malu.
Syarif terkekeh pelan. Lalu, ia berkata, "Oke.. silahkan sayang."
Anna menarik pipi Syarif dan mencium dahi lelaki itu dengan sayang. Semua orang jadi tercekat melihat hal itu.
"Uncle Syarif handsome." ujar Anna dengan nyengir.
Gila di bocah sudah tahu kata handsome batin Syarif geli.
"Mommy yang suka bilang kalau daddy itu handsome. Paman juga handsome.." lanjut Anna pada Syarif.
Teman-teman Syarif mendesah mendengar ucapan Anna. Rendy sudah membawa Amir untuk ikutan makan. Amir di antarkan pada Kusuma.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCINTAI KAMU APA ADANYA {Geng Rempong : 4}
RomanceAku, Syarif Pahlepi Diwantoro, 30 tahun, seorang lelaki sederhana yang dari kecil sudah mengenal kata susah dan berjuang sendirian lantaran ayahku sudah meninggal dunia. Ketika kakekku mengakui diriku sebagai cucu satu-satu dari pewaris keluarga Diw...