**Di kamar Bram dan Dian**
"Lady, sepertinya ada yang agak aneh dengan rekan kerjaku di Bogor. Lelaki yang sepupunya Amel itu." ujar Bram di sofa depan tempat tidurnya. Ia ngomong sambil nonton film action di HBO.
Dian yang sedang menyisir rambut panjangnya di kasur.
"Maksud akang bagaimana sih?" tanya Dian pada suaminya itu.
Bram menoleh ke arah istrinya itu. "Kemarilah lady, aku akan membantu kamu menyisir rambut. Aku akan jelaskan dengan detail." Bram menepuk-nepuk sofa di sampingnya itu.
Dian mendekati suaminya. Ia langsung terduduk karena sang suami menarik pinggangnya dam duduk di antara paha suaminya yang melebar.
"Upss.. apa pinggul kamu kejodot lady?" tanya Bram khawatir sambil menunggu mengusap pinggul aduhai sang istri.
"Tidak kang. Tidak kejodot, tapi tersetrum." jawab Dian keki. Ia sedang mengandung 3 bulan saat ini. Dan ia benar-benar telat. Mereka berhasil memberikan calon anak kedua setelah anak pertama mereka lahir dan sudah berusia 1 tahun.
Dian terlihat bersinar karena bahagia bisa mendapatkan anak lagi. Jarak yang dekat tidak membuat dirinya lelah untuk memberikan yang terbaik pada anaknya.
"Hmm.. bau kamu harum sayang." gumam Bram pada istrinya.
"Iyalah akang ini, kan habis mandi.. hehe.." balas Dian suka suaminya menciumi leher belakangannya. Ia mendonggakkan kepalanya ke belakang supaya Bram lebih leluasa.
"Hmm.. "
"Kang.kenapa akang berpikir bahwa sepupunya Amel agak aneh?" desah Dian ketika Bram menjulurkan lidahnya di telinga.
Bram menarik kepalanya dari leher Dian. Ia mengambil sisir dari tangan istrinya itu. Lalu, mulai menyisir rambut istrinya yang panjang.
"Hmm.. ya agak aneh saja. Aku akan menyelidiki lelaki itu. Bukannya aku buruk sangka, tapi tidak ada salahnya kan berwaspada. Ini dunia bisnis, semua bisa saja terjadi." ujar Bram pelan. Gerakan tangannya stabil di kepala Dian.
"Iya.. berhati-hati itukan baik ya kang." ujar Dian sambil berbalik dari duduknya dan menghadap sang suami. Ia langsung naik kr pangkuan paha Bram dan merebahkan kepalanya di bahu lebar milik kekasihnya itu.
Bram mendesah senang. Istrinya ini sangat lembut dan penyayang. Dan juga manja-manjaan pada dirinya. Ia sih senang saja dengan wanita yang seperti istrinya ini.
Bram mengusap punggung belakang istrinya. Dian juga membalas mengusap punggung belakang yang tidak memakai baju. Well, seperti kebiasaan kan ia tidak pernah memakai baju jika di kamar tidur. Untungnya masih pakai underware.
Dian mengesekkan wajahnya di leher kokoh Bram. Ia menjulurkan lidahnya mulai berani untuk mengeksplor suaminya ini tanpa takut. Kan sudah sah. Semuanya bisa di nikmati kok batin Dian suka.
"Pelan-pelan lady.. " tutur Bram ketika istrinya menunduk untuk menjilati dadanya. Ia seketika merinding dan tentu saja dengan prince bergetar senang.
Dian menyadari bahwa prince sudah bergerak-gerak gelisah. Ia merosot turun dan merenggangkan kedua paha suaminya.
"Akang..?" mata Dian meminta persetujuan dari sang suami.
"Silahkan.. "
Dian dengan gerak cepat sudah membuat Bram mengerang. Ia yang sudah hampir 2 tahun menikah dengan suaminya ini jadi sangat tahu kapan harus bertindak. Dan ia juga jadi semakin ahli untuk mencintai sang suami.
Bram menarik-narik rambut Dian menyebabkan rambut istrinya itu kusut lagi karena mulut istrinya sibuk bekerja di bawah sana.
Aroma jantan suaminya ini membuat Dian selalu mengeliat senang. Tubuhnya berkedut meminta perhatian juga. Ketika ia sedang asik mengeksplor prince, suaminya menunduk dan menjulurkan tangannya untuk menyentuh dirinya yang sudah berembun.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCINTAI KAMU APA ADANYA {Geng Rempong : 4}
RomanceAku, Syarif Pahlepi Diwantoro, 30 tahun, seorang lelaki sederhana yang dari kecil sudah mengenal kata susah dan berjuang sendirian lantaran ayahku sudah meninggal dunia. Ketika kakekku mengakui diriku sebagai cucu satu-satu dari pewaris keluarga Diw...