Setelah Syarif menelepon sang mantan bos untuk meminta bantuan, telepon di kantornya berdering lagi.
"Haloo..?" ujar Syarif.
"Rif.. ini aku.. " suara Andi terdengar tenang.
"Ehh.. bro Andi. Ada apa bro? Mau honeymoon di Bogor ya?" tanya Syarif jahil.
"Honeymoon? Kami tiap hari Honeymoon sendiri." balas Andi keki karena Syarif jahil. "Dan kamu pasti iri karena belum bisa honeymoon." lanjut Andi sambil tertawa.
Syarif ikutan terkekeh. "Btw, ada apa sih bro? Tumben telepon saat jam kerja." ujar Syarif penasaran.
"Aku tidak kerja Rif hari ini do kantor, aku ada di rumah karena istriku ini malam tadi enak badan. Ia ribut mau makanan khas dari Bogor. Carikan dong Rif, Sari maunya kamu yang cariin." ungkap Andi dengan nada cemburu yang tidak bisa ditutupi.
"Wah.. wah.. ini lagi ngisi ya?" tanya Syarif sambil tertawa.
"Ngisi..?" tanya Andi bingung.
"Iya bro, ngisi, hamil, bunting, pregnant, apapun namanya lah." lanjut Syarif.
"Masa sih?" nada Andi seakan mau terbang karena senang.
"Ya.. bro tanya sendiri dong. Saya mah hanya mengira. Lagian bro rajin kan bekerja sama mbak Sari." ujar Syarif dengan tertawa keras.
"Syarriifff...!" Andi mengeram karena di jahilin temannya itu.
"Iya.. maaf. Baiklah akan aku cari. Mana mbak Sari?"
"Ada tuh di ruang sebelah lagi ngecek Karim." balas Andi perihal istrinya.
"Ya sudah. Ntar titip salam ya buat liliput." Syarif berujar sambil mematikan sambungan telepon supaya Andi tidak ngamuk karena ia berkata seperti itu.
**Di Kediaman Andi**
Sari masuk ke kamar tidur dan melihat suaminya berbaring di atas tempat tidur sambil menonton TV. Ia mendekati dengan perlahan. Heran suaminya ini kalau di kamar tidur tidur mau memakai baju. Bukannya Sari keberatan, tapi agak tidak tahan melihat tuh body terpapar tanpa keinginan untuk menyentuh. Apalagi suaminya ini bertubuh seksi.
"Aa..?" Sari duduk di tepi tempat tidur.
Andi menoleh dan meletakkan kedua lengannya di bawah kepala. Otot memgembung di kedua lengan suaminya Sari itu.
"Ada apa? Masih tidak enak badan?"tanya Andi lembut.
Sari beringsut mendekati suaminya dan menyentuh otot di lengan kanan Andi.
"Hmm.. apa permintaanku sudah disampaikan kepada Syarif?" tanya Sari pelan.
Mendengar nama Syarif di sebut-sebut di kamar tidur mereka ini membuat Andi agak sebal. Ia tidak menjawab.
"Aa..?" Sari mulai bawel seperti Kusuma.
Andi mengangkat tubuh Sari ke atas tubuhnya.
"Nanti saja membahas Syarif." tutur Andi mengeram pada istrinya itu.
"Ugghh.. tidak mau.. Aa tadi janji mau telepon Syarif." Sari mengeliat mau melepaskan dirinya malah membuat Andi menegang karena gesekan pinggul wanita miliknya ini.
"Iya.. tapi bahasnya nanti saja. Tuh, kamu jadi bangunin 'glory'. Harus tanggung jawab." balas Andi cepat.
"Glory?" Sari mengeliat untuk memastikan tubuh suaminya itu yang sudah bergetar di perutnya. "Hmm.. saya mau bertanggung jawab, tapi Aa sudah telepon Syarif kan?"
Andi mengerang karena tangan Sari sudah mengusap glory.
Andi mengerang karena usapan istrinya itu. Ia mendesah minta ampun. Sari terkekeh. Andi geram karena kekehan istrinya itu. Ia membalikkan tubuhnya sehingga sang istri yang di bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCINTAI KAMU APA ADANYA {Geng Rempong : 4}
RomanceAku, Syarif Pahlepi Diwantoro, 30 tahun, seorang lelaki sederhana yang dari kecil sudah mengenal kata susah dan berjuang sendirian lantaran ayahku sudah meninggal dunia. Ketika kakekku mengakui diriku sebagai cucu satu-satu dari pewaris keluarga Diw...