Dekapan saputangan di mulut itu membuat kepala Amel berputar. Ia menarik napas dan malah membuat dirinya melayang.
"Tenanglah sayang.. kita akan berenang-senang sedikit." ujar lelaki itu di telinga kecil Amel.
Amel lemas dan merinding. Ia hanya bisa bersandar ke tubuh lelaki itu. Mana suamiku? batin Amel takut dan sedih. Aa Syarif?! jerit Amel dalam hati. Ia seketika tak sadarkan diri ketika rasa do kepalanya ini tak ada tertahankan.
Lelaki itu menyeret pinggang Amel ke tempat tidur. Ia berpikir cepat bagaimana membawa wanita ini keluar. Ia menarik selimut dan segera membuka gaun pengantin Amel. Ia mengambil tas kerjanya yang berisi baju kemeja lain untuk ia pakaikan di tubuh mulus milik istrinya Syarif ini. Ia sih tidak minat dengan tubuh wanita ini karena ia hanya menyukai Kenpi. Well, ia seorang penyuka lelaki batinnya miris. Ia juga membawa celana pendek dan langsung ia pakaikan ke kaki Amel. Gila! keren sekali tubuh wanita ini. Sebentar lagi wanita ini rusak oleh bosnya.
Ia mengendong Amel dengan mudah. Ia bergerak ke samping ke arah mobil pick-up untuk kerja. Ia membaringkan Amel di antara kabel dan peralatan lighting. Ia lalu menyelimuti wanita itu dengan selimut kamar tidur tadi yang sempat ia tarik dari kamar.
"Let's go cantik. Kita temui bosku dulu." ujar lelaki itu sambil menutupi wajah Amel dengan selimut agak longgar supaya bisa bernapas. Ia tidak akan membuat wanita ini mati karena kalau sampai itu terjadi bosnya akan marah duluan.
Ia meluncur.
Syarif merasa hatinya teriris sesuatu ketika ia menoleh ke arah rumah. Ia mencari Amel yang tadi permisi untuk ke kamar kecil.
"Lama sekali..?" gumam Syarif resah. Ia mendekati rombongan Kusuma untuk bertanya.
"Mbak Kus, apa kalian melihat istriku?" tanya Syarif dengan nada cemas.
Kusuma terkejut karena pertanyaan itu. Ia mengelengkan kepalanya begitu juga yang lain. Syarif semakin gelisah.
"Tolong mbak Kus, cari istriku di dalam kamar kecil lantai bawah. Tadi ia mau buang air kecil tapi tidak mau di bantu. Aku akan mencari di lantai atas." pinta Syarif pada temannya itu.
Syarif berlari mencari Haris. Kakak istrinya itu sudah memperhatikan dirinya yang cemas.
"Ada apa Rif? Mana Amel? Sedari tadi belum kelihatan semenjak adikku itu masuk rumah?" tanya Haris dengan nada cemas tapi terkendali.
"Aku juga belum melihat Amel semenjak ia masuk untuk buang air kecil." jawab Syarif cepat.
"Apa ia tidak meminta bantuan pada kamu?" tanya Haris tegang. Ia mengendalikan dirinya untuk tidak marah pada Syarif karena membiarkan adiknya sendirian.
"Aku tadi sudah menawarkan bantuan padanya, tapi ia tidak mau." lanjut Syarif dengan nada bersalah.
"Shit!" rutuk Haris. Ia langsung bergegas berlari ke dalam rumah untuk mencari adiknya itu. Jantung berdebar-debar merasakan ada yang tidak benar. Ia lupa bahwa Amel tidak ada pengawal, dan Syarif belum mengerti bahwa adiknya itu harus di awasi karena ia yang punya banyak musuh alias orang yang tidak suka karena profesi dirinya.
Ayahnya Amel yang melihat Haris berlarian ke dalam rumah jadi waspada. Ia juga melihat Syarif yang mengejar Haris dan Amel tidak kelihatan di mana-mana. Ia permisi dari obrolan teman-temannya. Sebagian tamu sudah ada yang pulang karena memang hari sudah siang dan acara telah selesai satu jam yang lalu. Yang tinggal di pesta hanya teman serta kelaurga terdekat.
Rombongan Rendy bersiaga karena melihat istri mereka yang mencari pengantin wanita. Mereka tidak boleh panik karena akan menggangu ketenangan dari para keluarga khususnya kakek serta ibunya Syarif. Ayahnya Amel mendekati Rendy.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCINTAI KAMU APA ADANYA {Geng Rempong : 4}
RomanceAku, Syarif Pahlepi Diwantoro, 30 tahun, seorang lelaki sederhana yang dari kecil sudah mengenal kata susah dan berjuang sendirian lantaran ayahku sudah meninggal dunia. Ketika kakekku mengakui diriku sebagai cucu satu-satu dari pewaris keluarga Diw...