Bogor

1.5K 103 2
                                    

Seminggu berlalu dengan sangat cepat. Tahu-tahu mereka semua sudah harus berkumpul di sebuah hotel bintang 5 di kawasan Bogor.

Rombongan Kusuma sudah datang dan mendapatkan dua kamar di hotel tersebut karena adanya 3 anak kembar, Andi dan Bram beserta istri mereka juga mendapatkan masing-masing kamar untuk mengakomodasi kebutuhan mereka.

Acara di mulai jam 11 siang. Semua tamu undangan sudah datang ke hotel tersebut.

"Hai.. hai.. alohaa Syarif..!" suara Kusuma terdengar antusias sambil di rangkul suaminya yang tinggi memakai jas hitam dengan dasi kupu-kupu serta berwajah dingin disampingnya itu. Semua teman mereka sih tahu bahwa wajah nan dingin itu hanya kamuflase. Ketika sang istri menyentuh lelaki itu, maka wajah Rendy akan berubah sangat ramah.

Syarif mau cipika-cipiki sama Kusuma, tapi Rendy langsung mengeram pada mantan anak buahnya itu.

"Syariifff...?!"

"Iya.. iya tidak bos.. Ih.. si bos mah. Saya kan kangen sama mbak Kusuma." ucap Syarif dengan suara jahil.

"Aku tidak peduli kamu kangen sama istriku atau tidak. Aku tidak suka ia di cium oleh lelaki lain. Walaupun kamu lelaki cantik, toh tetap seorang lelaki." rutuk Rendy keki membuat Syarif dan Kusuma terkekeh dan melakukan tos dengan telapak tangan mereka.

Si kembar belum di suruh keluar dari kamar hotel karena takut membuat onar acara. Nanti saja pikir Kusuma agak geli.

Tak lama muncul Andi dengan memakai jas abu-abu dan kaca mata hitam mengandeng sang istri tercinta, Sari.

Kusuma mau berlari.

Rendy langsung mencengkram pinggang istrinya dengan erat.

"No mungil, aku sudah berkali-kali berkata jangan berlari." suara Rendy terdengar agak sebal.

"Mas.. saya mah tidak berlari tapi bergegas." bela Kusuma.

Syarif tersenyum kecil karena ulah mbak Kusuma itu selalu membuat sang bos keki dan sebal.

"Aku tidak mau kamu berlari. Do you understand?!" Rendy mengucapkan kata-kata itu dengan perlahan.

"Iya.. iya.. " Kusuma berjinjit dan mengecup rahang suaminya dengan cepat lalu melesat mendekati Sari yang juga mau melepaskan dirinya dari Andi.

"Liliput.. slowy.." Andi terdengar agak lebih pelan daripada Rendy.

"Iya Aa.. " Sari berjalan dengan pelan, tapi langsung di peluk erat oleh Kusuma membuat semua lelaki yang melihat menarik napas karena kedua wanita itu terlihat terlalu semangat.

"Dasar istri kalian ini seperti ulat pete!" suara Syarif terdengar geli membuat kedua suami wanita itu terkekeh.

"Saya mendengar kata itu Rif, apa telinga kamu perlu aku jewer?" ucap Kusuma dengan nada datar membuat Syarif terdiam tapi membuat Rendy dan Andi terkesiap lalu tertawa terbahak-bahak.

Telinga Syarif sudah merah duluan karena ucapan Kusuma yang nyelekit itu. Tidak perlu di jewer lagi karena Syarif sudah merasa terjewer.

Sari juga itu menambahkan kata-kata Kusuma itu.

"Kalau kamu nanti sudah punya istri, akan kami buat istri kamu itu cerewet seperti geng kami. Iya kan jeng Kus?" tanya Sari pada temannya itu.

"Hmm, kita jadikan wanita itu lebih bawel dariku."

Syarif memperhatikan semua tamu undangan memang banyak pengusaha dengan membawa anak gadis mereka yang kemungkinan masih single. Ia jadi merinding membuat Rendy langsung berkomentar.

MENCINTAI KAMU APA ADANYA {Geng Rempong : 4}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang