Explore

1.6K 70 4
                                    

Amel jadi malu karena ia sudah membuat suaminya tegang tanpa ia lanjutkan. Otaknya berpikir keras bagaimana supaya hal ini tidak berakhir canggung karena ulah dirinya itu.

"Aa.. Hmm.. saya.. " Amel menarik selimut menutupi tubuh mereka berdua.

Syarif bingung dengan ulah istrinya ini. "Apa yang ingin kamu lakukan?"

"Apakah saya istri aa?" tanya Amel seperti orang linglung.

"Tentu saja kamu istriku, aku bisa buktikan kalau kamu istriku yang sah." balas Syarif dengan sangat cepat membuat Amel bersemu merah lagi. Pipi yang membiru akibat pukulan penculik itu sudah hampir menghilang semuanya, hanya meninggalkan jejak samar.

"Kalau begitu, saya mau mengucapkan maaf dengan cara yang lain." bisik Amel pelan sambil mendekatkan tubuhnya pada lelaki itu. Ia juga menjulurkan tangan kirinya ke tubuh Syarif yang sempat terlupakan sejenak karena dirinya terkejut.

Amel mencari tubuh suaminya dari balik selimut, matanya membelakak ketika menyentuh sesuatu yang hangat. Ia sempat ragu, tapi tangan suaminya sudah memantapkan tanganya untuk tetap berada di tempat yang seharusnya.

Syarif menatap istrinya dengan sinar mata tajam membara. Ia tidak menyangka istrinya akan melakukan hal yang bisa membuat dirinya ini meledak seketika. Ia belum tahu apakah istrinya ini sadar atau tidak. Tapi, yang pasti tangan yang mengerayangi tubuhnya ini pasti sadar. Ia menarik tangan istrinya dengan lembut dan membimbing wanita itu untuk meminta maaf secara benar pada dirnya.

Amel takjub dan penasaran.

**Little Steamy**

"Aa..?"

"Hmm..?"

"Kenapa itu bergerak-gerak sih?"

"Itu apa?"

"Itu tuh..?"

"Itu tuh apa..?"

Kedua insan itu ngobrol seperti kurang kerjaan tapi tangan mereka tetap bekerja. Amel menjadi keki karena suaminya ini seolah tidak menangkap apa yang ia ucapkan. Ia pun geram dengan bertanya lagi kali ini lebih tegas.

"Kenapa ini mah bergerak-gerak seperti ulat nangka?" tanya Amel sambil memegang dengan tekanan yang akan lebih erat membuat Syarif berteriak kecil. Wanita itu terkikik geli karena teriakan suaminya.

"Itu.. itu.. bukan ulat nangka kitten?" desis Syarif kesulitan berkata-kata karena istrinya ini ternyata penasaran bercampur geram. Bisa-bisa ia meleleh duluan sebelum mulai. Ia lalu membisikkan sebenarnya apa yang bergerak-gerak itu pada sang istrinya yang polos tapi tangannya sudah polos lagi karena dengan beraninya memegang dirinya itu.

"Soldier..?" tanya Amel bingung sambil berusaha beringsut mendekat lagi ke tengah-tengah paha suaminya yang sekarang membuka. Ia masuk ke rangkulan kedua paha lelaki tersebut sambil mendonggakkan kepalanya menatap wajah lembut milik sang suami yang baru bangun tidur tersebut.

"Apa hal ini akan di bahas sekarang kitten, karena aku mulai bingung harus menjawab perkataan kamu atau berteriak selagi tangan imut kamu itu terus bergerak menyelusuri." bisik Syarif parau di dahi istrinya. Lelaki itu sudah menempelkan dahinya di dahi sang istri.

Amel terkekeh pelan dan tidak berkomentar lagi, ia mulai suka dengan hal ini.

"Aa.. saya mah bisa sendiri. Tidak usah di bimbing." bisik Amel dengan sigap dan cekatan mendorong tangan suaminya dari tangannya.

Syarif hanya bisa mengerang pasrah. Inilah nikmatnya punya istri yang polos-polos gimana gitu pikir Syarif sambil meringgis karena wanitanya sudah bertambah pintar dengan mengolah soldier supaya lebih lentur.

MENCINTAI KAMU APA ADANYA {Geng Rempong : 4}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang