Batal

1.3K 84 0
                                    

Di ruang dapur ibunya Syarif menghitung waktu yang terus bergulir. Semua tamu sudah bergerak untuk makan. Teman-temannya Syarif pun sudah bersantap siang.

Bu Marta keluar menuju ruang keluarga.

"Hmm.. Syarif teh mana bu?" tanya Bram pada ibunya Syarif.

Semua teman Syarif jadi celingak-celinguk mencari sosok lelaki tampan itu.

"Kemana ya tuh anak..? Mungkin ada urusan sedikit. Nanti, ibu panggilkan." jawab bu Marta sedikit gugup.

Rendy dan Andi mengamati raut wajah ibunya Syarif itu dengan seksama.

"Bro, ada yang tidak beres nih.. " desis Rendy pada Andi.

Andi mengangguk merespon ucapan Rendy.

Untung Kusuma tidak terlalu dekat pada suaminya itu karena sibuk makan dan menyuapi anak-anak mereka yang bersemangat itu. Istrinya Andi juga sedang makan dekat Karim. Sedangkan, Dian berada dekat suaminya. Kalau Kusuma dan Sari mendengar desisan Rendy itu, maka para wanita akan segera menyelidiki Syarif seolah mau jadi detektif.

"Baiklah ibu, nanti kami cari saja sendiri. Mungkin ia lagi menelepon seseorang." jawab Bram maklum.

"Btw, kemana bro Haris sih?" tanya Andi di dekat Rendy itu.

"Nah, gawat.. ini memang ada yang tidak beres. Jantungku berdenyut tidak enak." ungkap Rendy dengan jujur.

"Tenanglah dulu bro, tarik napas. Dan selesai makanan kita ini dulu. Aku tidak mau kamu marah dalam keadaan lapar. Karena efeknya agak menakutkan." jawab Andi anteng padahal kalau ia marah juga kelihatan menakutkan.

"Huhh..!" dengus Rendy pada Andi.

Andi tersenyum kecil.

Di kamar atas,

Syarif membuka matanya, ia menghirup napas dengan rakus. Harum sekali rambut wanita ini. Ia menarik kepalanya dan menatap wajah cantik terkesan imut imut berada tepat di bawahnya.

Syarif terpesona atas keindahan yang terpancar dari wajah Amel ini. Debaran jantung Syarif meningkat dengan tajam. Aliran darah di nadinya sangat deras.

Soldier menegang dan menekan perut Amel membuat wanita itu tersentak dan mengerjap seketika dan membuka matanya yang cantik menatap lelaki tampan yang berada di atasnya ini.

"Aa..?" desah Amel tanpa sadar pada Syarif.

Syarif tambah mengejang. Ia menarik napas berat malah membuat dadanya menekan bagian tubuh atas Amel itu.

Kedua mendesah bersama.

"Hmm.. saya.. " Amel bingung harus bilang apa.

Syarif menutup mulut Amel menggunakan jarinya.

Amel terkesiap, Syarif pun terkesiap sama seperti Amel.

" Stts.. tidak usah khawatir. Tenanglah." ucap Syarif sambil mengusap bibir bawah Amel dengan pelan.

Amel mendesah, perutnya terasa ada kupu-kupu yang berterbangan. Ia belum pernah di sentuh seperti ini oleh seorang pria. Tidak pernah sekali pun pikir Amel sambil mata menerawang menikmati keindahan wajah Syarif.

"Bibir kamu sangat lembut, kitten" ujar Syarif dengan napas memburu. Matanya menatap ke arah bibir Amel yang lembut.

Syarif merinding, pinggulnya tidak sadar mengesek ke arah perut Amel. Amel menjadi agak takut karena gesekan pinggul Syarif yang menekan perutnya. Syarif yang sadar atas perbuatannya itu berusaha menenangkan diri.

MENCINTAI KAMU APA ADANYA {Geng Rempong : 4}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang