PESAN

1.3K 87 3
                                    

Janet memberikan pesan singkat kepada nomor seseorang yang ininya seperti ini 'Adik kamu itu ternyata sekarang punya hubungan dengan seorang lelaki bernama Syarif Pahlepi Diwantoro yang dijodohkan dengan seorang wanita bernama Janet Amardi. Saya bukan apa-apanya mereka semua ini. Hanya seorang pengamat saja yang tidak suka kalau seorang wanita lain disakiti secara curang. Saya pernah melihat adik kamu dan Syarif keluar dari bioskop. Kalau kamu tidak percaya tanyakan saja pada pengawal pribadi yang kamu sewa untuk adik kamu itu.'

Janet segera mengirim pesan itu pada orang yang dekat dengan Amel yaitu Haris Munandar, sang polisi. Ia sih agak kebat-kebit karena berurusan dengan polisi. Bisa dilacak nanti nomor ini melalu GPS atau apa. Makanya Janet mengirim pesan dari area yang lumayan jauh dari rumahnya itu. Kakak Amel setidaknya tahu adiknya berhubungan dengan Syarif. Tinggal ia nanti melanjutkan babak selanjutnya yaitu penjebakan.

Setelah pesan terkirim. Ia langsung mematahkan simcard handphone dan membuangnya ke tong sampah. Ia memastikan tidak ada kamera ditempat ini. Ia sih berada di depan rumah seseorang yang kira-kira jaraknya 20 menit memakai kendaran dari rumah. Semoga ia tidak terlacak. Ia tadi sudah mematikan GPS handphone dan segara kabur ke arah yang berlainan dari wilayah ia mengirim pesan. Jantungnya berdebar-debar sangat kencang. Baru seumur-umur ini ia bertindak nekat demi kehidupannya ke depan. Swear ia sangat taat hukum dan menjadi warga yang baik.

Ia menangkupkan kedua telapak tangan dan berdoa semoga kakak Amel termakan oleh umpannya. Tapi, ia yakin kakak Amel itu akan menyelidiki dirinya dan juga hubungan adiknya dengan Syarif.

Membayangkan ada seeorang mengawasinya dari jauh membuat bulu kuduknya meremang. Ia sudah membaca berkas si polisi. Tidak banyak yang ia dapat selain prestasi yang segudang di kepolisian dan juga universitas serta foto lelaki itu yang sangat tampan beraura tegas serta maskulin. Sewaktu ia melihat foto lelaki itu, serasa ada kupu-kupu terbang keluar dari perutnya. Dan parahnya lelaki itu single.

OMG! pasti banyak cewek-cewek yang terpesona dengan pria itu. Tapi sayang, ia tidak minat dengan polisi. Jujur saja bukan karena ia benci dengan polisi ataupun aparat. Ia bukan wanita picik, tidak pernah terlintas dalam benaknya untuk membenci orang dengan profesi itu hanya ia agak tidak sreg kalau mendengar kata polisi.

Walaupun setiap polisi itu juga manusia yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda pula. Janet menghidupkan streo musik dan mencari lagu untuk menenangkan debaran di dadanya ini dan juga untukmenghapus wajah polisi tampan itu dari pikirannya.

Never mind, I'll find someone like you

I wish nothing but the best for you too

Don't forget me, I beg

I'll remember you said,

"Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead"

Nothing compares

No worries or cares

Regrets and mistakes

They are memories made.

Who would have known how bittersweet this would taste?

***

Dua minggu berlalu, sekarang memasuki minggu ke 3 Syarif berada dirumah kakeknya ini. Ia seperti biasa sibuk dengan urusan bisnis. Kadang harus ke pertemuan, ke gudang pemasok barang, ke tempat rekan bisnis. Walah-walah tidak gampang ya jadi seorang pengusaha apalagi mau sukses seperti teman-temannya itu. Butuh kerja keras coy! batin Syarif penuh semangat.

Suara dering dari handphone Syarif di meja kantor membuat Syarif menghentikan kegiatannya dari mengetik laporan.

"Halo bro..? Tumben menelpon..Ada apa nih?" tanya Syarif pada Bram karena nomor yang masuk ke handphone Syarif itu adalah nomor Bram.

MENCINTAI KAMU APA ADANYA {Geng Rempong : 4}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang