Empat Belas : Andai Aku Bisa

488 26 3
                                    

Andai aku bisa memutar kembali

Waktu yang tlah berjalan, tuk kembali bersama di dirimu selamanya

Bukan maksud aku, membawa dirimu

Masih terlalu jauh, kedalam kisah cinta yang tak mungkin terjadi

Dan aku tak punya hati untuk menyakiti dirimu

Dan aku tak punya hati tuk mencintai

Dirimu yang slalu, mencintai diriku

Walau kau tau diriku masih bersamanya🎵

Lagu Andai Aku bisa yang dinyanyikan oleh Chrisye menghanyutkan perasaanku. Lagu itu seperti mewakili perasaanku sekarang. Bila liriknya aku ganti, dari kata aku menjadi kau. Maka sama seperti yang tengah ku rasakan.

Kalau kalian penasaran silakan coba dengarkan lagunya.

Duh kok jadi galau.

Sudah beberapa bulan ini aku tidak berkomunikasi dengan Wira. Disekolah juga jarang sekali melihatnya. Sepertinya semesta sengaja menjauhkan kami.

Hingga UTS tiba, kenyataan yang aku dapatkan adalah benar. Bahwa aku tidak lagi semeja dengan Wira.

Sedih. Tapi ya mau bagaimana lagi?

Kujalani UTS dengan tidak semangat. Kali ini aku duduk dengan adik kelas 71, namanya Taufik.

"Shil? bengong aja." kata Vina

"Lu duduk sama siapa Vin?"

"Gatau gue gak nanya namanya"

"Cewek ya?"

"Iya"

"Kok lu sama cewek mulu sih? giliran gue sama cowok terus"

"Jangan cinlok lu, sama Wira aja udah cinlok nya"

Aku senyum kecut. "jangan bahas dia Vin"

"Iya iya, sorry"

Ketika ulangan dimulai, Taufik hanya diam. Kami tidak saling mengobrol. Dia lebih sering menengok kanan-kiri untuk mencari jawaban. Kadang-kadang aku membantunya mengerjakan soal yang dia tidak bisa, biarpun aku juga gak tau jawabannya benar atau salah. Yang penting kan dikerjakan.

Aku jadi ingat Wira, biasanya dia selalu menengok ke Kak Januar atau menepuk pundak Kak Wita untuk meminta jawaban. Juga saat dia membantuku mengerjakan soal-soal yang aku tidak bisa.

Loh?! Kok Wira lagi sih?!!

Kulihat belakang papan ujianku. Ada gambar yang Wira gambar sewaktu UTS semester genap. Gambarnya memang tidak jelas, tidak terlalu bagus juga. Tapi itu tetap hasil karya Wira.

Aku mencari penghapus didalam tempat pensilku lalu menghapusnya.

Kenapa dihapus? karena aku tidak mau terus menerus ingat segala hal tentang dia. Boleh kan?

"Ngapain Kak?" Taufik bertanya

"Ngapus kenangan"

•••

Aku ke kantin bersama Vina. Di perjalanan, tak kusangka akan bertemu dengan Wira bersama Kak Januar ketika melewati koridor kelas 9.

"Wir?"

"Eh, Shil"

Bahkan setelah ngilang aja lu masih bisa nyapa gue ya. Bukan ngilang sih, gak pernah ada yang nyuruh lu buat chat gue juga kan ya. Emang gue nya aja yang terlalu berharap banyak.

About Him! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang