Epilog

22 2 3
                                    

Di masa kini.

Ketika mendengar usainya hubungan Wira dengan Kak Dini aku benar-benar tidak tahu apa yang Wira rasa. Aku sempat dengar kabar Wira punya pacar baru yang satu sekolah juga dengannya saat akhir masa SMA sampai beberapa semester perkuliahannya, tapi aku sudah tidak terlalu dekat dan mengejar-ngejar Wira seperti dulu saat masih sekolah menengah pertama. Aku sepakat untuk berteman baik dengan Wira namun memberi jarak atau batas yang tidak akan menyakiti kami berdua.

Wira masih sama, masih dengan kacamata minus tebalnya sibuk mengerjakan tugas tugas kuliah semester akhir dan mempersiapkan skripsi nya. Aku pun masih sama, bertahan hidup mencari makan untuk mengenyangkan perutku sendiri. Aku tidak bisa kuliah karena satu dan lain hal, jadi yasudah kulanjutkan hidupku untuk bekerja setelah lulus dari sekolah menengah atas.

Kuharap Wira akan baik-baik saja walau nyatanya ia harus kehilangan seseorang yang berharga baginya. Tadinya aku ingin bilang begini,

"Harusnya sejak awal lu nerima gue masuk ke hidup lu. Harusnya emang lu lebih milih gue."

Tapi toh sekarang pun sudah percuma kan?

Perasaan ku pun sudah lenyap padanya. Sudah berganti menjadi rasa yang lebih bijaksana yang hanya menginginkan Wira menjalani hidupnya dengan baik.

Pun dengan kisah ini akan ku akhiri dengan baik. Wira menemani masa sekolah menengah pertama sampai kini usia ku sudah menginjak kepala dua. Wira memberi peran besar dalam warna warni kisah percintaanku.

Di masa kini, aku benar-benar ingin berterimakasih dan mendoakan Wira untuk selalu dapat yang terbaik untuknya.

Satu waktu yang lalu Wira sempat mampir ke tempatku bekerja. Masih dengan kacamata tebal dan model rambut yang sama persis ketika aku pertama bertemu dengannya saat sekolah menengah pertama dulu. Dia memakai kemeja biru muda yang cocok dengan warna kulitnya yang putih.

Kami banyak berbincang tentang masa kini. Betapa sibuknya menjadi dewasa membuatku pun mensyukuri masa-masa remaja ku yang indah juga gundah bersama Wira.

Hati kecilku tau, Wira tak akan pernah menjadi milik ku. Wira memberi batas dalam hidupnya untuk ku, sejak dulu.

Kisah ini betul betul kupersembahkan untuknya. Sebagai bentuk terimakasih pernah menerima ku menjadi adik kelas yang menyukainya.

Pertemuan kami kali itu sangat singkat, tapi aku sadar itu juga lah pertemuan terakhir kami. Katanya saat berusaha melupakan seseorang dan semesta mendukungmu, kamu tidak akan bertemu dengan orang itu walau masih satu kota.

Tapi sebaliknya, saat semesta mendukungmu kembali padanya, maka akan dipertemukan dalam ketidaksengajaan walau telah jauh. Seperti beda kota atau hal lainnya.

Awalnya aku tak percaya, tapi kini benar-benar terasa bahwa aku memang harus merelakan Wira.

Terimakasih Wira Yudha.

I Just really hoping the best for you, Wir.
In every good way.

Kalo kata Dilan ke Milea, "Yang tetap didalam diriku adalah kenangan. Disanalah kamu selalu."

●●

BJIR ENDING

"ABOUT HIM!" BENAR BENAR AKU ENDING KAN GAIS DI 2023 INI.

INI WATTPAD PERTAMA KU, STRUGGLE NULIS CERITA YG BANYAKNYA REAL STORY INI BENER BENER MENGOYAK HATI.

AKU PENGEN BGT ABOUT HIM BISA DIBUKU KAN. DOAKAN AKU SEGERA DAPAT PENERBIT YA. DOAKAN AGAR AKU SELALU RAJIN NULIS DI WATTPAD HUHU. MAKIN DEWASA MAKIN SIBUK BGT UNTUK SEKEDAR NULIS.

Aku mau berterimakasih banget buat semuanya yang udah rela baca About Him sampe tamat. Udah mau ngikutin kisah ku yang dulu masih abg labil cinta cinta monyet. Mau terimakasih sama temen temen aku yang selalu dukung aku waktu awal nulis cerita ini sampe sekarang masih support aku juga biar jd penulis beneran.

Aku terharu banget akhirnya About Him selesai. Benar benar selesai. Semoga gak kapok bacanya ya, maaf kalo ceritanya jelek, lebay, alay 😭😭😭🙏🙏🙏

Sekali lagi, makasih bangettt apalagi buat semua pemeran utama dicerita ini maaf kalo menyinggung.

Sukses buat kita semua ya!!!
See you in the next story

SALAM SAYANG
Your Sweetest Author,

Syva Adelia Wijaya

About Him! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang