Tiga Puluh Delapan : Putus?

317 24 6
                                    

"Shil" panggil Kya yang tiba-tiba sudah ada dihadapanku.

Kami sedang dikelas sekarang. Masih sepi karena masih pagi. Baru terlihat beberapa orang yang datang. Kya duduk disebelahku.

"Kenapa?" kutanya dia

"Ada gosip terbaru nih" katanya antusias

"Sejak kapan lo suka denger gosip deh?"

"Sejak kemarin, haha gak lah ini gue denger-denger doang sih"

"Apaan sih emang? penting banget?"

"Penting banget, menyangkut masa depan lo"

Aku ketawa. "yaelah lebay deh ah, udah cepet kasih tau"

"Katanya Wira udah..."

"Udah apa? udah jelek? gak ah dia mah ganteng terus"

"Yeh, si bopel bukan itu."

"Apa dong?"

"Udah putus sama Kak Dini"

Aku diam. Mencerna ucapan Kya.

"Oh" kataku akhirnya sambil manggut-manggut.

"Lah? oh doang Shil? gak kaget gitu? nge gas gitu atau apa?" Kya malah terheran

"Emang lo berharap gue ngapain? jungkir balik? sujud syukur?" kataku sarkastik

"Ya kan biasanya lo antusias kalo soal Wira"

"Gue rasa mereka gak putus, lagian lo tau darimana?"

"Dari temen nya kak Dini. Udah pada ngomongin juga"

"Heboh banget emang mereka sampe diomongin orang-orang?"

"Mungkin. Mereka langgeng soalnya Shil, 3 tahun itu gak sebentar loh. Apalagi untuk seumuran kita gini yang sukanya gonta-ganti pacar. Dan mereka bisa pacaran selama itu"

Aku diam lagi. Ingin menangis tapi ku tahan.

Aku baru menyadari bahwa selama 3 tahun ini pula aku menunggu Wira putus. Dan sekarang, ada kabar bahwa mereka telah putus kenapa aku malah tidak terima?

"Kya" panggilku pelan

"Iya?"

"Stop bahas Wira, oke?"

"Loh, kenapa?"

"Biarin gue move on"

Kya diam. Menatapku penuh tanya.

"Gue harus mundur perlahan. Gabisa kaya gini terus."

"Shilla, jadi galau gini sih. Yaudah maaf ya udah ah jangan nangis"

"Siapa yang nangis sih, kocak."

"Mata lo berkaca-kaca"

"Kelilipan"

"Masa pake kacamata kelilipan sampe segitunya?"

Duh. emang Shilla gak bisa boong.

"Iya Kya."

•••

Pulang sekolah, aku tidak langsung pulang karena ingin beli crepes depan gerbang sekolah dengan Ica. Setelah memesan crepes dengan rasa coklat susu dan keju, mataku menoleh ke arah jalanan. Tempat dimana motor dan mobil berlalu lalang. Aku melihat satu motor yang begitu ku kenal dan siapa yang mengendarainya.

"Ca? itu Wira ya?" kutanya Ica untuk memastikan apakah orang yang aku lihat adalah Wira atau bukan

"Mana?"

"Itu disana, nih mata lo ikutin gerak telunjuk gue" titahku pada Ica

Ica menurut. Dia memperhatikan arah telunjukku ke arah motor yang sedang berjalan pelan.

About Him! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang