"jika cinta bisa membuat wanita bertahan dengan satu lelaki. tetapi kenapa lelaki tidak bisa bertahan dengan satu perempuan"
~~~~~
Vania saat ini masih menatap Adzando dengan tatapan terluka setelah melihat kejadian barusan. bahkan Adzando saat ini masih mengenakan pakaian seragamnya sama halnya dengan kak Naura ia juga masih mengenakan seragam, itu artinya setelah mengantarnya pulang tadi Adzando langsung kesini tanpa pulang dulu kerumah.
"Vann" panggil Adzando sambil memegang tangan Vania
Vania melepaskan genggaman tangan itu dan masih sambil menangis.
"Plis jangan nangis, lo salah paham" ujar Adzando masih terus berusaha untuk menggenggam tangan Vania.
"Jika cinta bisa membuat wanita bertahan dengan satu lelaki. tetapi kenapa lelaki tidak bisa bertahan dengan satu perempuan" sindir Vania dengan nada lirih sambil menangis.
"Kalian pacaran?" tanya kak Naura sambil mengelap airmatanya itu, karena ia tadi juga menangis.
Vania hanya melirik kearah kak Naura tanpa menjawabnya.
"Van gue sama dia gaada apa-apa sumpah" ujar Adzando meyakinkan Vania.
Vania lalu berbalik dan segera pergi meninggalkan mereka berdua. Vania mempercepat langkahnya agar Adzando tidak mampu mengejarnya, dengan buru-buru ia memberhentikan taxi yang lewat dan segera masuk lalu pulang kerumahnya.
"Vannn tunggu Vann" panggil Adzando dari arah belakang taxi. Vania hanya menoleh kebelakang tidak memperdulikan Adzando yang memanggil dirinya.
"Jalan aja pak" perintah Vania lalu mobil itu segera melaju.
Sesampainya dirumah Vania segera naik keatas menuju kamarnya untuk meluapkan semua kekecewaannya itu.
"Van udah dianter?" tanya mamahnya dari bawah saat melihat Vania sedang berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
"Udah mahh" jawab Vania tanpa menoleh kemamahnya itu karena ia tidak mau mamahnya khawatir melihat dirinya yang sedang menangis itu. Vania lalu langsung masuk kedalam kamar.
"Hikss nyebelinn" ujar Vania kesal sambil menangis
"Baru juga tadi siang ngomong sayang, sorenya udah sama cewek lain" gerutu Vania sambil memukul-mukul gulingnya seakan itu adalah Adzando.
Tok..tok..tok.. suara ketukan pintu kamarnya dari arah luar, Vania dengan cepat langsung menghapus airmatanya itu.
"Vann ada Zando kamu nunggu dibawah" teriak mamahnya dari pintu luar. ternyata mamahnya yang mengetuk pintu barusan.
"Aku capek mah bilang mau istirahat" teriak Vania dari dalam kamar
"Kamu yakin?" tanya mamahnya lagi
"Iya mah udah biarin aja"
Lalu mamahnya Vania itu segera turun kelantai bawah dan menghampiri Adzando yang sedang duduk diruangtamu.
"Zann katanya Vania capek mau istirahat, maaf ya"
Adzando lalu menghembuskan nafasnya "Oh yaudah deh tan, makasih ya"
"Iya kamu mau langsung pulang?"
"Iya Vanianya juga kan mau istirahat"
Mamahnya Vania lalu mengangguk dan Adzando segera pamit kepada mamahnya Vania untuk segera pulang.
Adzando lalu mengeluarkan Handphonenya untuk menghubungi seseorang.
~~
Vania masih menangis didalam kamarnya itu karena ia begitu kecewa sekali dan baru kali ini dirinya mengalami sakit hati seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My BadBoy [Completed]
Teen Fiction#43 IN TEEN FICTION (100418) #1 IN CINTA (240618) Adzando Dalwes Siswa SMA yang terkenal disekolahannya karna ia Badboy sering berkelahi dan juga wajahnya yang superduper tampan. banyak sekali wanita yang tergila gila dengannya. Tetapi Adzando tidak...