"Gue siap menghadapi masalah sehebat apapun, asalkan bukan kehilangan lo"
~~~~~
"What??kamu seriusan Az?" tanya Ana yang sama terkejutnya seperti Vania saat ini.
Azka mengangguk lemah dan Ana menoleh kearah Vania yang saat ini sudah meneteskan airmatanya karena sedih mendengar kabar seperti ini.
"Ayo kita kerumah sakit sekarang" ajak Davi
"Vania sama lo Dav" ujar Azka dan diangguki Davi.
Mereka berempat saat ini sedang buru-buru jalan menuju tempat parkiran, Vania segera naik kemotornya Davi dan Ana bersama Azka naik motor juga. Tampak sesorang perempuan melihat mereka berempat dari kejauhan dengan tatapan khawatir.
Diperjalanan Vania masih menangis dalam diam.
Sesampainya dirumahsakit tempat Adzando dirawat, mereka langsung masuk kedalam lift dan memencet tombol angka 6 karena Adzando dirawat diruangan yang berada dilantai 6.
"Kamu tau kamarnya dimana?" tanya Ana kepada Azka
"Iya tadi Nyokapnya Zando ngabarin lewat telfon An" jawab Azka
Ana lalu merangkul Vania untuk menenangkan sahabatnya itu agar tidak terlalu larut dalam kesedihan.
"Sabar Van, lo tau kan Zando itu orangnya kuat" kata Ana menenangkan Vania sambil mengelus-elus pelan pundak Vania.
Vania hanya mengangguk lemah.
Pintu lift terbuka dan mereka berempat saat ini sudah berada dilantai 6 dan segera berjalan menuju ruang inap tempat Adzando.
Azka mengetuk-ngetuk pintu kamar inap VIP itu dan kemudian papahnya Adzando lah yang membuka pintu tersebut.
"Om" sapa Azka sambil menyalami tangan papahnya Adzando itu dan Ana,Vania serta Davi pun juga ikut menyalami papahnya Adzando.
Vania melihat bahwa papahnya Adzando saat ini ekspressinya berusaha mencoba untuk tegar walaupun sebenarnya ia juga sedih.
"Masuk aja" ujar papahnya Adzando mempersilahkan mereka berempat masuk untuk melihat keadaan Adzando.
Vania, Ana, Azka dan Davi kemudian masuk kedalam dan disana terdapat mamahnya Adzando sedang duduk sambil mengelus puncak kepala anaknya dengan lembut dan sambil menangis.
Mamahnya Adzando lalu menoleh setelah tahu kehadiran teman-temannya itu dan langsung mengelap airmatanya.
Vania hanya mematung didepan pintu saat melihat Adzando terbaring lemah diranjang rumah sakit ini dengan mata tertutup serta kepalanya yang diperban dan masih banyak lagi ditubuh Adzando yang terdapat perban. Separah itukah kecelakaannya?
Vania kembali meneteskan airmatanya bahkan mungkin saat ini lebih deras setelah melihat langsung keadaan Adzando sekarang dan bahunya itu bergetar karena menangis. Ana hanya mencoba merangkul sambil menepuk-nepuk pundak Vania agar lebih tenang.
Vania menutup mulutnya masih tidak percaya bahwa yang ia liat didepan matanya saat ini adalah Adzando yang terbaring lemah dengan mata tertutup.
"Kejadiannya gimana tante?" tanya Azka membuka suara
Mamahnya Adzando berusaha untuk tetap tegar didepan teman-temannya Adzando ini tetapi tidak bisa, ia masih terus menumpahkan airmatanya.
Mamahnya Adzando menggeleng "Hikss Azka.. tante gatau, tiba-tiba telfon rumah bunyi dan yang ngangkat kebetulan tante dan dapet kabar bahwa Adzando kecelakaan di Jl.Blora jam 06.20 pas Zando mau berangkat sekolah"
KAMU SEDANG MEMBACA
My BadBoy [Completed]
Teen Fiction#43 IN TEEN FICTION (100418) #1 IN CINTA (240618) Adzando Dalwes Siswa SMA yang terkenal disekolahannya karna ia Badboy sering berkelahi dan juga wajahnya yang superduper tampan. banyak sekali wanita yang tergila gila dengannya. Tetapi Adzando tidak...