Tanpa Alasan

7.7K 285 4
                                    

Chapter 4

Hari minggu telah tiba, hari yang sangat didambakan oleh sonya, hari ini dia bisa tidur seharian di kamar tanpa harus menjalani tugasnya. Tidak ada namanya pak roni yang mengomel atau pun toni yang terus menganggunya di sekolah. Dan kabar gembiranya lagi ana tidak akan ada di rumah karena dia ada kencan dengan robi hingga larut malam nanti, tandanya sonya kan bebas hari ini.

Sudah hampir pukul 10 pagi sonya masih berada di kasur empuknya dan membuat pulau mungkin disana. Tiba-tiba hp sonya berbunyi dan mengusiknya. Deringan pertama sonya mematikan telpon tersebut dan panggilan kedua sonya membuang hape nya karena tidak mau diganggu, dan beberapa menit berselang dia mendapatkan telfon lagi dari hapenya. Dengan malas sonya mengambil hapenya dan mengangkat telpon tersebut.

“hallo”kata sonya

“loe dimana, kita harus ketemu”kata adit

“siapa sih ini?”sonya melihat layar hp nya dan tertulis nomor tidak dikenal

“gue adit anak nya pak hariwijaya”kata adit

Sonya membuka matanya bulat-bulat dan mengingat-ingat nama tersebut

“apa? Adit? Oh... oh iya.. ada apa ya?”kata sonya

“gue mau ngomongin tentang pernikahan, kita ketemu di restoran dahlia jam 11 siang”kata adit dengan cuek

“hah jam 11”sonya terbelalak melihat jam sudah menunjukkan pukul setengah 11

“gue tunggu “adit menutup panggilan tersebut dengan mendadak

Sonya sangat kacau sekarang dan dia langsung membersihkan diri.

000---000

Sonya mengunakan celana jeans dan kemeja warna peach dipadukan dengan slin bag hitam tak lupa ia mengenakan highless senada dengan kemeja nya. Tampak disana sudah ada adit dengan wajah cuek nya. Sonya terlihat sangat gugup harus berkata apa kepada adit nanti. Adit melambaikan tangan pada sonya. Sonya langsung menuju tempat adit berada.

“maaf aku telat om”kata sonya

“oh, gak papa kok”kata adit

“kamu mau makan apa, kamu pasti belum makan kan?”tanya adit

Sonya melihat daftar menu, dia sangat terkejut dengan harga yang tertera disitu, maak air putih aja harganya 50 ribu mahal banget.

“aku yang bakal traktir enggak usah syok gitu”kata adit

“baiklah om”sonya menyungingkan senyum

Beberapa menit kemudian datanglah makanan yang mereka pesan. Sonya dan adit langsung menyantapnya. Beberapa menit berselang adit membuka pembicaraan.

“mengenai pernikahan aku menyetujuinya dan akan menikahi mu”kata adit tiba-tiba

“apa? Om benar mau menerima pernikahan ini?”kata sonya meyakinkan

“iya benar aku menerimanya, bagaimana denganmu apa kau menerimaku?”tanya adit

“aku tidak tau harus menerima ini atau tidak, kau tau bahwa pernikahan bukanlah hal main-main, aku ingin menikah dengan seseorang yang aku cintai”kata sonya

“aku mengerti bagaimana perasaanmu, kau bisa memikirkanya lagi aku tidak memaksamu untuk menerimanya, karena aku juga tidak mencintaimu”kata adit menambahkan

“tapi kenapa anda menerima perjodohan ini?”cecar sonya

“karena ada alasan yang belum bisa aku katakan padamu kalau kau belum menyetujui ini”kata adit

“jadi begitu, mungkin aku harus menemkan alasan yang tepat agar aku menerima perjodohan ini”kata sonya tersenyum
Adit juga tersenyum padaku

Adit mengantarkan ku pulang ke rumah, dia terlihat dewasa dengan pemikiran nya ini. adit memperlakukan ku dengan baik, tidak seperti dulu saat di kantor polisi dia berdebat denganku. Saat sampai di depan gerbang adit keluar dari mobil dan bertanya padaku.

“kalau begitu aku pamit karena ini sudah malam”kata dit

“oh iya om, makasih.. aku akan memikirkannya lagi”kata sonya dengan senyuman

“jangan panggil om aneh aja dengernya”kata adit terkekeh

“trus kalau enggak panggil om, panggil apa dong?”tanya sonya

“kakak, abang, mas atau adit aja gak papa kan... biar kesan nya enggak tua-tua amat.. kan aku juga masih 29 tahun”adit sedikit bercanda

“ah... baiklah aku panggil adit aja”kata sonya

“oh ya aku penasaran sebenarnya umur kamu berapa sih, kenapa kemarin itu kamu masih pakai seragam?”tanya adit

“aku udah 24 tahun dit... ini”sonya mengambil KTP dari dompet nya dna menunjukkannya pada adit

“jadi kamu bener 24 tahun”adit tersenyum

Angin berhembus dengan kencang membuat udara semakin dingin dan mengahruskan kami mengakhiri percakapan.

000---000

Semoga story ya makin di suka amin....👯👼👼

Blind Marriage (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang