Romantisme (bagian 1)

8.9K 228 0
                                    

Chapter 22

Malam semakin larut membuatku melajukan mobil yang tengah kukendarai dengan cepat. Sonya tampak senang hari ini, karena aku ingin mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya pada adit. Sonya memutuskan ingin memulai mencintai adit. Selama perjalanan dari rumah ana ke apartemen sonya tersenyum dan sesekali menyanyi menikmati alunan musik di mobilnya.

Setelah sampai sonya langsung memakirkan mobil nya di parkiran. dengan senyum merekah nya sonya keluar dari mobil dengan menenteng 2 kresek besar di tangan nya. Sonya membeli nasi goreng dan beberapa camilan untuk dimakan nya bersama adit.

Sesampainya di bangunan apartemen nya sonya langsung menekan kode password di kode pintu rumah adit. 270218 adalah kode rumah mereka. Sonya dan adit sepakat mmenggunakan tanggal pernikahan mereka untuk password rumah agar mudah diingat.

Ceklik.....

Suara daun pintu yang kubuka menambah senyuman ku. Membayangkan adit yang tengah menunggunya dengan perut kosong di depan televisi saja sudah membuatku senang. Saat aku melangkah menuju ruang tengah aku melihat pemandangan yang tak seharusnya aku lihat. Aku melihat adit tengah berpelukan dengan seorang perempuan. Seketika hatiku rasanya teriris,harapan untuk memulai mencintai hampir pupus. Aku dengan sekuat tenaga menahan air mata yang hendak terjun bebas di pipiku. Tanpa sadar aku menjatuhkan bungkusan yang aku tenteng sejak tadi, dan hingga sejoli tersebut memandangku yang sedang melonggo.

“son... sonya..”adit sangat terkejut melihatku yang tengah berada di depannya

Aku hanya diam dan tak mengucapkan kata-kata apapun. Aku memergoki suami ku sendiri yang tengah berselingkuh, namun entah aku berhak atau tidak marah karena pernikahan kita hanyalah kawin kontrak. Dan nyatanya suamiku masih mencintai mantan pacar nya, dan aku tidak bisa memaksa dia mencintaiku. Aku tau adit mengatakan ingin memulai mecintaiku bukan dari dalam hati tapi ingin melupakan sosok wanita yang selama ini dia cintai telah menikah.

Sonya memunggut barang belajaan nya yang tergeletak dilantai, dan sebisa mungkin menahan perasaan nya untuk menangis.

“kau sudah pulang.. katanya kau pulang pukul 10”tanya adit

“tadi ana sudah menemukan gaun yang pas jadi kita memutuskan untuk cepat pulang...”jelas sonya singkat

“dia siapa dit? “sonya berpura-pura tidak tau dengan leni

“dia temanku.. dia temanku dari amerika namanya leni”jelas adit dengan terbata-bata

“oh.. kenalin namaku sonya”sonya mengulurkan tangan kepada leni

Leni menyambut tangan sonya dan memperkenalkan dirinya.
“aku leni..”jawab nya singkat

“silahkan duduk.. maaf saya baru pulang jadi belum ada makanan” basa-basi sonya

“tidak masalah.. saya kemari haya ingin bertemu dengan teman saya adit.. kami sudah lama tidak bertemu.. dan tentang pelukan tadi itu adalah salam gaya amerika jadi kau tidak perlu salah paham”

Sonya mengangguk mengerti, walau hatinya tau bahwa pelukan itu tidak mungkin dikategorikan sebagai salam ala amerika tapi lebih tepat nya adalah pelukan kekasih.

Tak berapa lama kemudian leni pamit pulang karena tidak enak dengan ku. Menurutku dia wanita yang sempurna dia tidak seperti pelakor yang ingin merebut suami orang, dia mempuntai keanggunan sebagai wanita dan pantas saja adit mencintainya.

Sebenarnya adit tidak pernah memberitahuku tentang mantan pacarnya bernama leni itu. Tapi aku tau saat di pesta neneknya 8 bulan lalu, mereka berbicara intens soal pernikahan kami dan juga tentang kepergian leni ke amerika. Saat itu aku tau mereka sempat bertengkar dan juga berciuman. Dari situlah aku tau kalau adit mungkin masih mencintai wanita itu.

Blind Marriage (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang