Melupakan

7.3K 202 6
                                    

Chapter 17

Adit pergi kerja seperti biasanya, malah lebih banyak kasus yang dia kerjakan. Baru-baru ini kasus tentang ayah toni dia terima, kasus ayah toni ini bukan sekedar mafia yang melakukan transaksi ilegal dengan menjual senjata api namun tentang pembunuhan yang dilakukannya pada seorang reporter berita. Adit dengna teliti menganalisanya dan berniat menemui toni ke sekolah nya untuk bertanya bagaimana sifat ayah dia yang sebenarnya.

Sonya pergi ke sekolah untuk meneruskan investigasi nya pada toni. Sonya sudah mulai bisa ikhlas menerima kepergiaan ibunya. Sonya menyunggingkan senyuman nya seperti biasanya.

"son 4 hari kemarin kamu kemana kok enggak masuk?"tanya selfi

"ah, ada acara di rumah bibiku di jawa"jawab sonya dengan kebohongan

"oh gitu.. hari senin kemarin ada ujian dadakan dari pak deni.. katanya kamu suruh nemuin beliau kalau udah masuk"
"ok makasih sel... aku ke ruang guru dulu kalau gitu"kata sonya pamit

Di ruang guru tampak sangat ramai,hampir semua guru tengah berada di ruangan maklum lah karena istirahat sedang berlangsung. Aku langsung menghadap meja pak deni dan meminta ulangan susulan. Tak berapa lama pak deni menyodorkan soal sebanyak 20 dan semuanya esai. Kata beliau soal ini bisa aku kerjakan dengan membuka buku tapi tidak dengan gadget. Pak deni menyita handphone ku, dan aku hanya bisa mengikuti perintahnya. Belum juga aku keluar ruangan, sonya melihat adit masuk ruang guru.

"adit, kenapa kamu disini?"tanya sonya dengan kaget

"gue ada urusan disini. Loh kau kenapa di ruang guru? Pasti buat masalah kan?"tanya adit dengan usil

"sok tau, gue kesini karena ikut ulangan susulan.. nih soal nya"sonya menunjukkan kertas soal pada adit

"oh... semoga sukses"adit langsung masuk kedalam

Tak berapa lama sonya juga meninggalkan kantor tersebut dan menuju taman sekolah.

"ihhh.. susah banget sih apa coba ini kata-katanya susah banget.. apa gue telfon ana aja tanya ya"keluh sonya sambil mengambil handphone nya di saku rok

"loh kok enggak ada.. oh ya kan diambil sama pak deni hp nya"sonya sangat kesal dengan keadaanya sekarang

Tiba-tiba soal yang hendak sonya kerjakan tertiupn angin dan dipungut oleh adit yang tak jauh dari tempatnya.

"can you explain about this artice with your idea?"baca adit dengan keras

"udah sini in"sonya merebut kertas nya dari adit

"jawab pertanyaan gitu aja masak enggak bisa... detektif apaan kamu"goda adit dengan senyuman evilnya

"gue enggak bisa kalau pelajaran bahasa inggris gini.. lihat aja tuh article nya sampek 2 halaman harus gue artiin dulu lagi"keluh sonya dengan menutupi wajahnya

Adit hanya bisa tersenyum lepas melihat sonya.
"sini gue bantu..."kata adit

"beneran.. "sonya mendekatkan diri ke adit

Mereka tampak senang mengerjakan soal bahasa inggris tersebut berdua. Tak jauh dari situ ada toni yang mengepalkan tangan nya hendak mendaratkan bogem nya pada adit namun ditahanya.

"om lagi.. om lagi.. kenapa muncul lagi.. sana pergi jangan deket-deket pacar gue"kata toni dengan santai nya

"apa? Pacar"adit langsung bangun dari duduk nya dan berjalan menuju toni. Namun sonya memegang tangan adit dan menuruh nya duduk kembali

"iya sonya pacar saya om, jadi lebih baik om jangan ganggu dia atau enggak om bakalan terluka"ancam toni

"hey.. dasar anak kecil.. "senyum kecut adit tersungging

Blind Marriage (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang