Chapter 16
Adit tampak senang dengan tingkah sonya yang polos, dan itu malah mebuatnya semakin cinta pada sonya. Di pagi hari yang indah itu tiba-tiba sonya mendapat telfon dari jawa bahwa ibunya sedang kritis sekarang dan mengharuskan sonya pulang ke jawa. Adit mengijinkan sonya pulang dan mengantarnya kesana.
“aku sendiri aja gak papa dit, kamu pasti sibuk kan”pinta sonya
“aku ikut, aku ingin ketemu ibu kamu, setelah menikah kita belum ketemu ibu kamu kan”kata adit
“baiklah”akhirnya sonya mengalah
Adit dan sonya menggunakan pesawat untuk pergi ke jawa. Selama perjalanan sonya tampak gelisah dengan keadaan yang mungkin terjadi pada ibunya. Butuh waktu hampir 3 jam di pesawat. Sesampainya disana sonya sangat terpukul karena ibunya sudah tiada dan meninggalkannya. Hanya ada foto kenangan disana. Ibu sonya telah dimakamkan, dan sonya belum melihat ibunya sama sekali.
“ibuk.... ibu.....maafkan aku buk”kata sonya sesengukan dengan tersungkur di lantai
“sudahlah sonya, iklas kan ibumu” adit menenagkan sonya dengan memeluk nya
“ibuk dit, aku seharusnya tidak meninggalkan nya sendiri”lirih sonya
“ini bukan salahmu son”kata adit lagi
Bibi sonya yang merupakan adik dari ibunya menghampiri sonya dan menenangkannya.
“ibumu sudah tenang disana ,iklas kan dia... ibumu sudah menjalankan tugas nya merawatmu dan sekarang waktunya dia berbahagia disana”kata bibinya
Sonya tambah menangis dengan keras dan adit makin memeluk sonya dengan erat dan membelai rambutnya.
Adit sangat sedih dengan sonya yang tak henti-hentinya menangis. Benar saja sonya sekarang hanya seorang diri, karena ayah dan ibu nya telah pergi. Sonya anak tunggal yang itu artinya dia akan hidup sendiri sekarang. Bibi sonya yang mengurus ibu sonya berbincang pada adit dan menyuruh nya menjaga sonya, karena sonya pasti terpukul dan dia membutuhkan seseorang disampingnya. Adit mengiyakan perkataan bibinya tersebut dan menjaga sonya selama di rumahnya di jawa.Sonya tampak terdiam di kamar ibunya sambil menatap langit di jendela.
“makan lah son, kau belum makan dari kemarin”perintah adit
“aku tidak lapar dit, kau yang harus makan”kata sonya lagi
“kau harus makan son, ibumu tidak akan suka bila kau seperti ini”cecar adit
Akhirnya sonya menerima makanan dari adit dan memakanya
Saat adit meminta perpanjangan cuti untuk 3 hari kedepan, tampak atasanya tidak senang. Sonya menguping percakapan adit dan atasanya secara tidak sengaja
“maaf pak, saya sepertinya 3 hari kedepan tidak bisa masuk karena ibu mertua saya meningal.. dan saya tidak bisa meninggalkan istri saya sendiri disini”pinta adit di telepon
“tapi kantor ini bukan punyamu.. kau sudah ijin selama 2 hari dan kau ingin perpanjangan lagi.. itu sangat mustahil”kata atasan nya tersebut
“saya mohon pak.. bulan depan selama 2 minggu berturut-turut saya tidak akan ambil libur”kata adit menyepakati
“baiklah”timpal atasannya sambil menutup panggilan tersebutAdit tampak lega mendengarnya, secepatnya adit berbalik mencari sonya. Dan sonya masih di tempat nya menguping, sonya tampak tidak enak dengan adit. Sonya juga melihat Adit yang membantu para tetangga yang sedang membersihkan rumah sonya dengan tatapan penuh kasih. Sonya tersentuh dengan apa yang telah dilakukan adit di saat dia terpuruk seperti ini.
“dit aku ingin berbicara padamu”kata sonya sambil membawa adit berjalan-jalan di daerah tempat sonya
Didaerah rumah sonya masih jarang ada bangunan rumah, disekeliling nya masih terlihat bukit dan gunung yang menjulang. Sonya mengajak adit menuju bukit kesukaannya.“bagus kan dit?”kata sonya
“oh iya bagus”kata adit datar
“ini bukit kesukaan ku dit, dulu waktu kecil aku suka kesini bermain dengan teman-temanku”cerita sonya
“wah, jadi aku orang pertama nih yang kamu aja kesini selama kau di jakarta”celoteh adit menggoda sonya
“heem kau yang pertama”sonya tersenyum pada adit
Angin bertiup kencang membuat hawa semakin dingin.“ini pakai jaketku.. udara nya sangat dingin”adit memakai kan jaketnya pada sonya
Sonya tersenyum dengan perlakuan adit padanya
“disini juga tempat paling sedih buatku”kata sonya
“kenapa?”tanya adit“karena aku menangis disini dengan ibu setelah kematian ayahku”kata sonya
Adit menatap sonya dengan kasih setelah mendengar ceritanya. Sonya berbalik tersenyum kecil menatap adit.
“maaf son.. aku meminta maaf atas nama ayahku...”mohon adit“aku sudah memaafkan ayahmu kok.. mungkin itu memang takdir”kata sonya lagi
Tanpa sadar sonya meneteskan air mata, sonya buru-buru menyeka air matanya. Namun tetap saja air mata itu keluar dan tak dapat dibendung lagi. Sonya jatuh di dada bidang adit dan menangis disana mencari kenyamanan. Adit memeluk sonya dengan lembut dan menenangkannya.
000---000Gimana nih cerita nya readers👯👯👯👯👼👼
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind Marriage (END)
Literatura FemininaKomedi, Romantis Dont copy this story✊✊✊ Hargai ide orang lain👍💓💓💓 warning 21+ #09012020 rank 2 (in funny) #11052020 rank 97 (in adult) #25092018 rank 95 (in chicklit) #18102018 rank 145 (in chickkit) #11092018 rank 179 (in chicklit) #13092018...