Alarm alert buzz.. buzz..
Gue melirik jam yang tertera di handphone gue. Yak ini jam stengah 4 pagi saudara-saudara!Gue kemudian menghela nafas sedalam-dalamnya dan berusaha melangkahkan kaki keluar dari ranjang.
Kondisi yang gue harapin sih ketika bangun pagi adalah rambut gue masih cetar, selimut masih terlingkar di tubuh gue dengan anggun dan gue bisa mengangkat kedua tangan dan berkata wah indahnya hari ini! #iwokeuplikethis
Tapi kenyataannya, mata gue udah menyipit dengan kondisi setengah sadar, rambut gue udah mengembang kayak dikasih fermipan semalaman, dan energi gue udah habis gara-gara dibuat lembur kemarin sampai jam 12.
"Lia, cepetan siap-siap! Udah ditunggu taxi tuh!" jerit mama
"Iya ma bentarrr! Masih mau mandi!"
Gue bergegas mandi, beres-beres dokumen dan mengenakan pakaian formal. Setelah pamitan ke mama, gue langsung minta tolong bapak supir untuk ngebut ke bandara. Secara jam udah menunjukkan jam 4 lebih dan gue bakal boarding setengah 5.
Untungnya nih bapak supir mungkin dulu mantan supir truk atau supir travel, kecepatan tidak diragukan, stabilitas tetap terjaga dan gue sampai bandara right on time! Thank you pak!
WhatsApp alert
Bu Jean: Lia, kamu sudah sampai?
Gue: Udah bu, ini lagi menuju waiting room.
Sembari melangkah, gue tersadar ada yang aneh dengan derapan langkah gue. Refleks gue langsung melihat ke arah sepatu gue. Damn! Gue pakai sepatu beda pasangan!! Gue daritadi ga nyadar karena heelsnya tingginya sama dan modelnya juga hampir sama cuma beda warna. Yang satu hitam, yang satu abu-abu tua.
Gue langsung kelabakan cari toko apapun yang buka pagi-pagi buta di bandara dan ternyata mereka cuma jual sandal jepit, yang tentu saja tidak mungkin gue pakai untuk ketemu calon klien.
Kring kring
Bu Jean: "Lia kamu di mana? Ini sudah boarding! Cepetan ke sini!"Gue: "Iya bu sorry tadi masih ada urusan"
Mampus mampus nih gue! Kalau sampe bu Jean sadar nih gue pakai sepatu ga sama, yang ada gue bakal diceramahi tentang 101 etika berpakaian. Belum lagi, gue mungkin ga bakal diinchargekan ke klien di Bali ini lagi.
God help please jangan sampe tuh mata bu Jean liat ke arah kaki gue!
"Halo Bu Jean, maaf lama ya bu nunggu saya." sahutku dengan ngos-ngosan.
"Gapapa. Kamu kok ngos-ngosan gitu? Emang kamu dari rumah ke sini marathon apa?" sahut Bu Jean.
"Gak bu, kurang olahraga aja ini kayaknya jadi cepet ngos-ngosan."
"Kamu udah siapin kan materi yang mau kita diskusikan ke calon klien ini?"
"Sudah Bu."
"Ya udah, nanti kita diskusi waktu duduk di dalam pesawat saja."
Angan gue tentang tidur pulas di pesawat sejenak langsung runyam. Mohon maaf bu Jean, apa Ibu tidak sadar bahwa mata gue sudah tidak bisa diajak kompromi dan bisa seketika tertutup otomatis?
Gue pun melangkah memasuki pesawat sambil membawa peralatan tempur. Peralatan tempur buat konsultan itu adalah tas laptop , tas jinjing, dan tentu saja tas dokumen. Kalau salah satu tas ini tidak dibawa, bisa kelar kita. Makanya, jangan pernah expect kalau konsultan bakal kelihatan super modis. Bawaannya aja udah macam kita pindah kampung!
Seperti biasa, di dalam pesawat, gue harus berjuang untuk memasukkan barang ke kabin. Iya gue tau gue memang cebol, makanya gue butuh bantuan pramugari buat nolongin gue.
Syukur-syukur nih ya kalau ada cowok tampan yang tiba-tiba bilang "Jangan angkat. Ini berat. Biar aku saja." Yang ada sih cuma tatapan-tatapan miris dari penumpang sekitar yang mengasihani gue tapi tidak melakukan apa-apa.
"Lia, keluarin coba materi yang kita mau presentasikan" sahut bu Jean tepat setelah gue baru saja duduk.
Mendadak fokus gue pun buyar seketika. Memang bu Jean ini jago banget cari timing ya. Ga bisa biarin bawahannya ini nafas sejenak aja.
Gue pun menyerahkan materi gue ke bu Jean. Kemudian yang dilakukan adalah membaca sekilas dan berkata, "Kita harus dapat klien ini Lia." dengan nada berapi-api bagaikan pahlawan yang mau maju perang.
"Iya Bu siap.." sahutku sambil tercengang.
Sebenarnya gue lebih akan siap lagi kalau gue diijinin ibu tidur sih, bukan harus memperhatikan Ibu sampai selesai membaca materi juga.
Penumpang yang terhormat, sesaat lagi kita akan mendarat di bandara internasional I Gusti Ngurah Rai. Kencangkan sabuk pengaman anda, tegakkan sandaran kursi anda dan buka penutup jendela ataupun tutup meja di depan kursi anda.
Seketika gue melihat hamparan pemandangan dan feel excited karena sudah 8 tahun gue ga ke Bali dan akhirnya gue bisa menginjakkan kaki di sini lagi! Pokoknya sampai Bali, gue harus segera beli sepatu!
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Curhatan si Konsultan
ChickLitWhat do you think about Consultant? Keren dan necis? Sering mobile alias jalan-jalan entah di dalam atau luar negeri? Penghasilan berlimpah? Kerja di gedung tinggi? Smart karena wawasan luas dan bisa kasih saran yg keren? Sebagian besar memang...