Setelah kita beranjak dari kafe, kita pun menuju ke restoran ribs yang tidak jauh dari sana. Kepul asap, bau iga yang menggoda sudah benar-benar merasuk indra penciuman gue.
Kami menghabiskan sepanjang malam di restoran tersebut sambil bercengkrama satu sama lain. Gue cukup kaget responnya Sheldon dan Sisca welcome banget ke Greyson. Malah terkadang gue yang dicuekin jadinya.
"Jadi lo dulu juga kuliahnya di Aussie bro?" tanya Sheldon.
"Iya, di Melbourne sih gue. Lo juga?"
"Gue di Sydney. Lo masih sering balik Aussie?"
"Hmm ga juga sih, cuma barusan balik soalnya ada ngurusin beberapa hal. Kalau lo gimana?"
"Mungkin akhir tahun ini ke sana sekalian liburan." sahut Sheldon.
"Emang bu Jean bakal ngijinin lo cuti? Yakin amat lo Don." sahut Sisca sambil menoleh ke arah Sheldon.
"Emang akhir tahun kita ga boleh cuti?" sahut Sheldon sambil melirik ke arah gue.
"Hmm, boleh aja sih, cuma biasanya kita udah prepare buat Januari Don. Mending lo nanya langsung deh ke bu Jean. Gue ga tanggung jawab kalau cuti lo didecline." sahut gue sambil menyeruput latte.
"Ahh padahal gue udah terlanjur semangat akhir tahun mau liburan." sahut Sheldon dengan raut muka sedih.
"Ya coba lo ngomong dulu aja ke Bu Jean, mumpung masih jauh-jauh hari." saran gue.
"Emang kalian susah banget ya kalau harus cuti? Maksud gue sih cuti itu kan hak kalian, masa harus dihalangi juga." sahut Greyson menambahkan.
"Tapi kenyataannya ga segampang itu son. Gue pernah cuti 1 hari padahal, tetep aja diwhatsapp klien, atasan, seolah mereka ga tahu gue cuti."sahut gue.
"Lo masih mending Li, gue pernah waktu itu ke Thailand kan, gue tetep harus menjawab whatsapp klien dan telpon klien. Semua ngomongnya urgent. Nyebelin ga sih." sahut Sisca menambahkan.
"Seriusan?" tanya Greyson.
"Iya, lo harus ngalami sendiri tapinya baru bisa merasakan son." sahut Sisca.
"Tapi kalian bisa aja kan ga usa angkat telpon atau bales whatsapp mereka?"
"Kalau gue kayak gitu sih, gue yang ga tenang sendiri son." sahut gue.
"Gue juga. Kita kok bagaikan budak perusahaan ya." sahut Sisca sambil tertawa.
"Semoga lo ga kayak gitu bro." sahut Greyson sambil menepuk bahu Sheldon.
"Iya ih udah hentikan cerita kalian, buat gue parno tau ga!" sahut Sheldon sambil menutup telinga.
"Kenapa lo jadi cemen gini sih seketika." sahut Sisca sambil melepaskan tangan Sheldon dari telinga.
"Oh ya, besok kalian pulang jam berapa?" tanya Greyson.
"Jam 4 sore kayaknya sih." sahut Sisca.
"Gue anter ya kalian." sahut Greyson.
"Aduhh gimana Lia ga klepek-klepek kalau abang Greyson perhatiannya kayak gini." goda Sisca.
"Ih apaan sih lo sis!" sahut gue sambil menyenggol tangan Sisca.
Greyson pun cuma tersenyum melihat gue yang udah salah tingkah.
"Kalian agendanya besok mau ngapain sebelum ke bandara?" tanya Greyson.
"Mau beli oleh-oleh sih rencananya sama ke Beachwalk deh kayaknya." sahut gue.
"Oke berarti kalian gue jemput jam 9-an gitu aja ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Curhatan si Konsultan
ChickLitWhat do you think about Consultant? Keren dan necis? Sering mobile alias jalan-jalan entah di dalam atau luar negeri? Penghasilan berlimpah? Kerja di gedung tinggi? Smart karena wawasan luas dan bisa kasih saran yg keren? Sebagian besar memang...