19. Mid of March

28.8K 3.3K 49
                                    

Pertengahan Maret.

Momen sibuk puncak-puncaknya itu terjadi di pertengahan bulan Maret. Di mana data mulai dikirimkan, telpon mulai bersahutan, email mulai berlarian, klien mulai berdatangan dan kicauan bos mulai memuakkan. #EAAA

Gue bukan tipe orang yang suka diatur cara gue kerja harus dari A to Z. Gue percaya bahwa yang penting itu hasilnya sama, hasilnya bener, terserah lo mau jalannya lewat mana pun itu mah cuma sekedar proses aja. Ibarat pepatah itu banyak jalan menuju ke Roma. Cuma terkadang, para atasan merasa bahwa cara mereka yang terbaik untuk dilakukan. Karena mereka sudah lebih banyak kaya pengalaman, makan asam garam, jadi merasa bahwa kita harus ikut cara mereka.

Termasuk beda argumen yang terjadi pagi ini antara gue dan Ahmad. Gue tahu persis kalau Ahmad merupakan senior yang cukup berpengalaman. Dengan pengalamannya yang hampir 7 tahun dan mengurus klien yang sama selama bertahun-tahun, tentu dia merasa cara pikirnya paling bener. Tapi tidak menurut gue. Sehingga tadi pagi pun, gue harus ngotot-ngototan sama Ahmad untuk memutuskan cara kerja yang akan dipakai.

Ditambah lagi Greyson udah ga ngontak gue sejak WhatsApp terakhir yang gue kirim ke dia. Apa dia marah ya sama gue. Tapi bisa jadi dia juga sibuk sih.

Natasha: Eh Lia, lo butuh data apa aja dari gue? Gue mau send hari ini

Gue: Ntar sore gue kirim listnya

Natasha: Gue mau siang ini. Gue cuma punya waktu nyiapin siang ini.

Mulai nyolot nih orang. Dikira klien gue cuma dia doang apa.

Gue: Gue masih ada deadline siang ini. Paling cepet sore.

Natasha: Kalau lo ga bisa, gue bilang sama Bu Jean untuk cari pengganti lo. Gue ga bisa kerja sama dengan orang yang ga bisa memenuhi standar gue. Gue udah bayar kantor lo mahal untuk dapat servis yang terbaik.

Wah ini orang beneran cari perkara. Pake bawa nama Bu Jean segala lagi. Maunya nih orang apa sih.

"Lia, tolong ke sini sebentar." panggil Bu Jean dari dalam ruangan.

"Iya Bu, ada apa?"

"Ini Natasha anak pak Budi minta dikirimkan data-data yang kamu butuhkan untuk tax review. Apa kamu bisa kirim siang ini?"

"Ga bisa Bu. Tadi saya sudah bilang sama Natasha kalau saya ada deadline, jadi baru bisa ngirimnya sore. Tapi dia memaksa untuk tetep kirim siang ini."

"Kamu ada deadline apa emangnya?"

"Ngurusin permintaan pemeriksa dari PT Lestari Bu."

"Kamu kasih urusan itu ke Ica aja, minta dia yang handle. Kamu kirim permintaan data ke Natasha siang ini. Saya ga mau kena complain dari pak Budi, mengingat dia juga klien baru dari kita Li dan fee nya juga lumayan."

"Ya Bu."

Ah bete gue! Gue bayangin pasti tuh makhluk gaib kesenengan akhirnya gue bisa memenuhi permintaannya dia.

Gue: Gue send siang ini. Lo harus kirim datanya paling lambat akhir minggu ini.

Natasha: Noted. Gue ga bisa, gue besok ke Melbourne, baru balik minggu depan. Jadi minggu depan gue baru bisa send.

Ini model klien yang buat sakit kepala. Memaksakan kehendak.

Gue: Ga bisa kelamaan. Datanya yang ada aja dulu lo kirim. Dicicil. Kalau lo ga kirim sebagian minggu ini, gue ga jamin bisa selesaiin tepat waktu. 

Natasha: Kok gitu? Ya gue ga mau tahu lo harus tepat waktu nyelesaiinnya.

Gue: Nat, perlu lo tau ya, konsultan juga manusia. Kalau lo ga bisa ngirim data cepet, ya gue ga bisa nyelesaiin cepet. Soalnya kerjaan gue juga perlu direview sama atasan-atasan gue dan klien gue juga bukan lo doang.

Curhatan si KonsultanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang