17. After Effect

30.4K 3.4K 56
                                    

Sepanjang penerbangan gue menikmati in-flight entertainment yang ada di pesawat. Pilihan gue jatuh kepada AADC 2, padahal gue sendiri udah nonton tiga kali di bioskop, cuma itu tidak menghentikan gue untuk tetep fangirling ke babang Rangga. Andai aja gue bisa dapet cowok kayak Rangga. Maklum gue anak 90-an, jadi idolanya itu Rangga, mungkin kalau kids zaman now, idolanya jadi Dilan.

Setelah touchdown, gue mengambil barang di compartment di atas dan bersiap menuruni pesawat. Ketika sudah sampai di gedung terminal, gue menyalakan handphone gue dan menulis pesan.

Gue: Hi, gue udah landed safely.
Dan masih dobel centangnya. Ya mungkin dia sibuk. Gue pun akhirnya berpisah dengan Bu Jean, karena Bu Jean kembali ke rumahnya dan gue kembali ke?

Ke kantor tentu saja.

Ini kan masih jam 6, masih banyak pasti yang lembur, lagian gue udah text ke Ica untuk pesenin gue makanan lembur. Gue naik taxi airport dan melanjutkan perjalanan gue sambil sesekali cek handphone. Siapa tau ada yang bales.

Aku di sini dan kau di sana
Hanya berjumpa via suara
Namun ku slalu menunggu saat kita akan berjumpa
Meski kau kini jauh di sana
Kita memandang langit yang sama
Jauh di mata, namun dekat di hati.

Tiba-tiba lantunan lagu itu terdengar di radio dan gue langsung menghayati sambil ikut nyanyi-nyanyi sendiri. Weits, biasanya gue kagak pernah segininya, masa gue udah baper sih?

Gue: Sis, lo di kantor kan? Gue mau cerita!

Sisca: Yoi. Lo balik kantor lagi? Ngapain? Udah balik rumah aja!

Gue: Kerjaan masih banyak gila!

Sisca: Kerjaan mah ga akan berakhir kayak kasih Tuhan di hidup kita kagak pernah berakhir.

Gue: Lo tiba-tiba kok jadi rohani amat. Habis diceramahi mas Burhan?

Sisca: Kebanyakan lembur membuat gue banyak berdoa cuy. Oke cepetan dateng ya gue nunggu cerita lo!

Gue: Oke!

Daripada gue baper sendirian ga jelas, gue harus nanya pendapatnya Sisca sebagai sahabat gue. Untuk memastikan apa memang gue yang gila? Gue yang jablai atau gimana. Btw ini tengil kenapa ga bales whatsapp gue ya. Memang sih gue cuma kasih statement, cuma paling ga kan harusnya dibales oke atau iya atau apapun lah ya! Gue kan berasa digantung gini.

***

Office sweet office.
Gue membawa perlengkapan perang gue ke kantor. Waktu gue membuka pintu seketika seisi kantor memandang gue terus langsung kembali fokus ke laptop.

"Akhirnya lo balik juga!" ujar Sisca menyambut gue.

"Ya masa kagak balik neng." sahut gue sambil menaruh barang-barang.

"Ini makanan lembur lo. Tahu telur kesukaan lo pake lombok 1. Minumannya susu coklat." sahut Sisca sambil menunjuk makanan dan minuman di atas meja gue.

"Makasih Sisca sayang. Gue tambah sayang sama lo kalau udah disiapin gini makanannya. Memang calon istri idaman lo."

"Nah kan lo dibaikin dikit langsung gombalnya mulai, eh ayo lo mau cerita apa? Gue penasaran! Gue sampe ga makan biar bisa denger cerita lo sambil makan." sahut Sisca merapat ke kursi gue dan membuka makanan lemburnya.

"Lo inget anak klien gue yang dari Bali itu kan?" sahut gue sambil mulai menyantap makanan lembur.

"Iya yang ganteng itu kan. Kenapa sama dia? Lo bukannya benci sama dia?"

Curhatan si KonsultanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang