22. Dua Hati

26.9K 3.2K 51
                                    

Hello!
Gue butuh masukan apa kalian sejauh ini senang atau ga dengan ceritanya, apapun comment kalian berarti buat gue dan tulisan gue ke depannya. Enjoy!

Gue sesenggukan menangis di bahu Sheldon. Dia bahkan ga nanya gue kenapa atau habis ngapain, dia cuma diam tanpa suara.

"Sorry Don. Gue kok malah gini sih." sahut gue sambil menghapus air mata.

"Kalo lo masih butuh bahu gue, bilang aja ya Li. Gue ga akan tanya lo kenapa." sahut Sheldon sambil menepuk pelan kepala gue.

Gue pun mengeluarkan handphone dan melihat muka gue di bayangan layar. I looked like a mess. Maskara, eyeliner udah membaur menjadi satu dengan air mata gue. Gue pun mengambil tissue sambil mengusap bekas make up di muka gue.

Gue pun melihat whatsapp yang dikirimkan Greyson ke gue.

Greyson: Lia, kamu di mana?

Greyson: Lia, gue bisa kasih penjelasan

Greyson: Natasha cuma anak temen papi gue. That's all. Lo di mana?

Greyson: Lia, jawab gue, lo dimana. Kabari gue. Gue khawatir sama lo.

Ditambah 6 missed calls semua dari Greyson.
Gue ga peduli. Gue cuma mau hilang dari semua ini.

"Don, gue bisa minta tolong ga?" sahut gue.

"Apa Li?"

"Tolong bilangin Bu Jean dan yang lain kalau gue pulang dulu. Gue mau istirahat Don." sahut gue.

"Oke, lo ati-ati ya, kabarin gue kalau lo udah sampe rumah."

Gue pun melangkah menuju ke parkiran dengan langkah gontai. Gue sadar kalau gue ga semenarik Natasha dan gue bukan siapa-siapa Greyson yang berhak mengatur hidupnya kayak apa.

Greyson is calling..

Gue lihat sendiri ekspresi dia waktu dirangkul Natasha. Dia tidak menolak meskipun agak canggung. Sepanjang jalan menuju rumah, gue cuma bisa memutar lagu yang menggambarkan isi hati gue.

I'm never gonna let you close to me
Even though you mean the most to me
'Cause every time I open up, it hurts
So I'm never gonna get too close to you
Even when I mean the most to you
In case you go and leave me in the dirt

Sisca is calling..

"Li, lo di mana? Gue cariin lo ga ada!" sahut Sisca dengan nada khawatir.

"Gue.. Gue butuh waktu sendiri sis."

"Kenapa Li? Cerita sama gue. Lo di mana biar gue samperin."

"Ga usa sis, gue cuma butuh tidur sejenak melupakan semua. Thanks anyway sis, gue nyetir dulu."

"Lia.. Ya udah kalau lo udah sampai rumah kabarin gue ya."

Bahkan gue pun ga punya tenaga untuk cerita ke Sisca. 

It's hard to admit that I do really fell in love with Greyson.

***

"Lia, lo udah mendingan sekarang?" tanya Sisca sambil mendekat ke gue.

"Sudah sis." sahut gue sambil menatap laptop.

"Please Li. Ini masih Senin pagi. Ngapain lo langsung kerja tancap gas gitu, pasti lo mau mengalihkan pikiran lo ya." sahut Sisca.

Curhatan si KonsultanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang