29. Revelation

20K 2.4K 24
                                    

HALO! Part ini aku rombak setengah HAHA. Setelah membaca banyak komen di part ini, aku mempertimbangkan untuk mengganti reaksi Greyson supaya tidak terkesan childish. Hope you enjoy! Khususnya buat teman-teman yang udah baca versi sebelumnya, please comment ya!

Beberapa hari kemudian pak Arya memberi kabar bahwa gue harus melakukan kunjungan ke kantor pusat mereka. Kantor pusat mereka berdomisili di Denpasar, sehingga gue dan Sheldon diutus oleh bu Jean untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Gue akan menghabiskan waktu kurang lebih 3 hari 2 malam di sana dan akan pulang waktu weekend.

"Li, inget besok flight pagi. Jangan sampe lo ga kebangun." sahut Sheldon.

"Tenang Don, gue mah morning person. Justru gue yang harus mempertanyakan lo nih, nanti jangan-jangan lo yang malah telat!" sahut gue.

"Abang Sheldon perlu neng bangunin?" sahut Sisca sambil menghampiri tempat duduk Sheldon.

"Ga usah neng, nanti neng sakit. Kan eneng perlu lembur semaleman hari ini sama mas kesayangan." ujar Sheldon dengan jahil.

"Kampret lo! Ngingetin gue banget kalau kerjaan gue masih segunung!" sahut Sisca sambil meninju lengan Sheldon.

"Perlu gue telpon lo ga Don besok pagi?"

"Ga usah. Gue bisa bangun, pasti duluan gue ntar yang sampe ke airport." sahut Sheldon dengan percaya diri.

"We'll see ya Don."

***

Kita memutuskan mengambil early flight mengingat perjalanan ke Denpasar juga cukup memakan waktu. Sepanjang perjalanan di pesawat, gue dan Sheldon ga bicara satu sama lain karena kita sama-sama tidur. Ga ada energi buat basa-basi atau ngomong satu sama lain. Bayangin aja kita flightnya jam 5 pagi, jelas nyawa gue masih ada di khayangan sana.

Setelah sampai di airport, gue langsung dijemput oleh pak Arya.

"Halo bu Lia."

"Halo pak. Kok bapak sendiri yang jemput kami?"

"Iya gapapa sekalian aja, soalnya rumah saya ga jauh dari airport. Mari saya bawakan." sahut Arya.

"Oh kenalin pak ini Sheldon, staff bu Jean yang akan membantu saya juga."

"Pagi pak Sheldon. Saya Arya."

"Pagi pak Arya."

Kemudian Arya pun membantu membawakan barang bawaan gue yang udah kayak maju ke medan perang. Pasti lo udah ada bayangan lah ya bawaan gue kayak apa.

"Gimana bu Lia flightnya?" sahut Arya sambil menyetir mobil.

"Oke sih pak soalnya kita ketiduran pules di pesawat."

"Iya ya bu flight pagi soalnya ya bu."

"Iya pak. Btw bapak kok bisa kenal sama pak Greyson?"

"Kakaknya pak Greyson itu sahabat saya bu waktu kuliah."

"Kakaknya pak Greyson yang di US itu ya pak?"

"Iya, namanya Arthur Bu. Dulu kita sama-sama kuliah di US, tapi saya memutuskan kembali membantu usaha keluarga. Kalau Arthur memang sudah settle di sana." ujar Arya menjelaskan.

"Ohh gitu, sayang ya pak Arthur ga bantu usahanya pak James. Kan bisnisnya sebenernya juga banyak yang bisa dikelola." sahut gue.

"Iya Bu. Dia kerja sebagai lawyer soalnya Bu, udah males pulang juga dia soalnya keenakan kerja di sana. Kalau saya sih lawyer abal-abal, mending pulang ke Indo nerusin usaha." sahut Arya sambil tertawa.

Curhatan si KonsultanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang