16. See you again

32.5K 3.9K 81
                                    

Sesampainya gue di kantor Greyson, gue langsung kerja tanpa henti. Kayak udah dikejar setoran, secara besok bu Jean bakal join meeting. Ga lucu kalau besok mau meeting tapi materinya ga ada. Zonk banget kan pastinya dan nasib gue di kantor bakal dipertaruhkan.

Perlu diketahui bahwa sebagai konsultan, lo dituntut harus bisa multitasking. Bales whatsapp klien, bales email klien, angkat telpon, buat consultation letter, kasih update ke atasan dalam waktu kalau bisa bersamaan.

Jadi meskipun gue sudah mengerahkan pikiran gue semaksimal mungkin di sini, tetep aja gue harus jawab klien lain lewat telpon maupun whatsapp. Kadang gue pengen lo ngerasain punya konsultan, seriusan. Tukeran gitu biar gue jadi kliennya. Mungkin kalo gue jadi klien bakal menindas konsultannya. Hahahaha #sweetrevenge

Gue baru melihat jam tangan gue dan terkejut karena waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Kayaknya dua jam lagi deh ya baru balik.

"Lo mau gue bawain koper lo pindah ke sini?" sahut Greyson memasuki ruangan meeting.

"Loh lo kok ada di sini?" sahut gue dengan tampang terkejut kayak habis lihat hantu.

"Tadi gue ketinggalan berkas dokumen yang mau gue cek, terus gue liat lampu ruang meeting masih nyala. Eh ternyata lo masih di sini."

"Iya masih banyak kerjaan soalnya."

"Lo harus selesaiin kapan emangnya?"

"Besok pagi sebelum bu Jean dateng lah. Ini kan bahan meeting besok."

"Oh. Trus lo mau sampe jam berapa di sini?"

"Hmm. 2 jam lagi deh ya. Jam 11."

"Seriusan? Ntar lo pulangnya gimana?"

"Gampang ntar bisa naik taksi." sahut gue sambil membuat slide presentasi.

"Gue harus bilang security dulu kalau kantor ini masih ada orangnya, takutnya dikira kosong kantornya malah lo dikunci dari luar. Anyway, pulangnya lo bareng gue aja."

"Ih jangan. Gue masih lama, masih 2 jam. Lo duluan aja."

"Gue tungguin elo sampe selesai." sahut Greyson sambil melangkah keluar dari ruangan meeting.

Setelah Greyson keluar dari ruang meeting, gue cuma bisa bengong. Dia bukan kayak Greyson yang gue kenal super annoying, kenapa tiba-tiba jadi mendadak super baik ya? Bukan karena dia ada maunya kan? Dulu dia udah nyelametin gue, terus sekarang jadi kayak gini.

"Li, elo belum kelar?" sahut Greyson yang setelah kembali dari bawah sudah duduk manis di seberang sambil mengecek handphonenya. Dia sudah menghabiskan dua jam dengan mengecek handphone sambil terkadang memperhatikan gue. Serius ini bukan gue yang geer.

"5 menit lagi ya. Btw, gue bisa ngeprint di mana ya materi meeting besok?"

"Minta sama bu Eni aja, jadi mending elo email dia, terus ntar besok pagi minta tolong dia untuk ngeprint materi meetingnya."

"Oh gitu. Oke siap bos." sahut gue sambil mengangkat tangan memberi hormat.

"Tumben lo nurut. Biasanya gue jadi korban kesensitifan lo." sahut Greyson jahil.

"Ah lo aja yang baper. Yuk udah kelar nih gue." sahut gue sambil meringkas laptop.

Gue dan Greyson beranjak menuruni tangga sambil memastikan lagi tidak ada barang yang tertinggal. Kemudian gue kembali melihat jam tangan dan waktu sudah menunjukkan jam 23.00 WITA. Untung besok meetingnya jam 10 pagi, at least gue masih ada waktu prepare sebelumnya.

Curhatan si KonsultanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang