Whatsapp Alert
Archie: Lo ada di kantor? Sibuk ga ntar malem?
Gue: Menurut ngana?
Archie: Sibuk sih.. Cuma gue pengen ketemu lo.
Gue: Ih tumben banget seorang Archie insist ketemu gue. Emang mau ketemuan di mana?
Archie: Di starbucks tempat biasa jam 6. Ok?
Gue: Ga bisa lama-lama ya tapi, gue masih banyak deadline
Archie: Siap nona. Cuma sebentar kok :)
Gara-gara chat dari Archie, gue mengerahkan tenaga layaknya 10 kuda supaya ini kerjaan cepat selesai, trus gue bisa cabut bentar nemuin Archie.
Memang ya the power of love ini bisa membuat gue kerja kayak kerasukan. Bahkan handphone aja udah ga gue gubris lagi.
Gue langsung beranjak dari kursi gue dan mendatangi meja Maria.
"Mba Mar, saya mau ijin bentar ya nemuin teman. Nanti habis itu balik kantor lagi. Ini kerjaannya Mba yang untuk grup Pak James." ujar gue dengan hati-hati.
"Oke. Jangan lama-lama Li. Gue mau review kerjaan lo terus habis gitu pulang."
"Iya Mba."
Dikira gue ga mau pulang kali ya. Gue kan juga mau pulang cepet, emang situ doang yang bisa pulang cepet. Hal kayak gini nih yang pengen buat gue cepet-cepet jadi atasan supaya bisa nyuruh bawahan #ehh *niat gue kok jadi ternodai dan tidak suci begini*
Gue mengandalkan taxi online untuk segera menjemput gue dan mengantarkan gue di tempat pertemuan dengan Archie. Untung Starbucks yang dituju cuma berjarak 5 menit dari kantor gue.
Dari kejauhan gue udah melihat dia yang sudah duduk dengan santai di meja outdoor.
"Kak, lo ngapain ke sini lagi? Ada klien di sini?" tanya gue sambil menaruh tas di samping kursi.
"Iya, tapi besok ambil early flight buat balik ke Bali lagi kok." sahut Archie
"Oh. Kirain bakalan extend di sini. Ga kangen sama keluarga emang?"
"Kangen lah. Cuma ntaran juga bisa, ambil pas long weekend aja deh." sahut Archie dengan senyumnya.
Senyumnya yang bisa membuat beban hidup lo seketika hilang ditelan bumi. Senyumnya yang bisa mencerahkan hari gue yang buruk. His smile could light up this whole town kalau kata mba Taylor Swift.
"Lo pesen dulu gih." sahut Archie
Gue memesan minuman favorit gue. Black tea ditambah dengan vanila. Gue males pesan kopi karena nanti mulut gue bau kafein dan ga ilang-ilang. Kan malu ya kalau lawan bicara yakni Archie sampai nutup hidungnya. #alai
"Lo nyuruh gue ke sini ngapain? Kepo nih." ujar gue sambil menaruh minuman di atas meja.
"Sebenernya.."
"Sebenernya apa?" sahut gue.
Sebenernya kalo lo suka sama gue Arch? Gue juga suka sama lo. Eh apaan sih kok ngelantur gini.
"Gue mau married Li." jawab Archie sambal menatap mata gue.
Ketika Archie bilang gitu, seketika gue berasa jantung gue sempat berhenti berdetak. Ini lebih parah daripada gue disuruh Maria untuk nyelesaiin deadline 10 menit lagi. Gue ga salah denger kan ini. Gue berharap ini semua ga bener.
"Kak are you serious? Lo bukannya single?"
"Gue sebenarnya ga single Li. It's been 2 years cuma memang gue ga pernah expose calon istri gue."
"Why?"
"Karena gue ga mau semua orang di kantor tahu sampai gue bener-bener official mau nikahin dia Li."
"Wait. Kenapa emangnya orang kantor ga boleh tahu?"
"Karena dia anak kantor Li. Bekas kolega gue di kantor."
Anak kantor??
"Hah siapa sih kak? Jadi gue kenal dia kan?"
"Gue ga berasa elo deket sama siapapun deh di kantor. Elo jangan bohongin gue deh kak." sahut gue dengan nada interogasi.
"Beneran Li. Gue cuma kasih tahu ini ke elo karena gue merasa elo kayak adik gue Li. Dan gue berharap kalau lo bisa keep rahasia ini untuk sementara waktu."
"Iya, siapa sih orangnya?" jawab gue dengan penasaran.
"Maria."
WAIT.
GUE GA SALAH DENGER KAN? MARIA? MARIA SI TITISAN MAK LAMPIR? MARIA YANG SERING BANGET NGOMELIN GUE? MARIA YANG BUAT GUE HAMPIR NANGIS SETIAP HARI DAN PENGEN BANGET BUAT RESIGN?Seketika gue merasa otak gue beku dan ga bisa mencerna setiap kata yang dikatakan oleh Archie. Entah karena gue terlalu shock, gue ga pernah menyangka, atau gue terlalu banyak berharap dengan perlakuan manis Archie ke gue.
"Li. Ngomong dong ke gue jangan diem aja."
"Sorry kak. Gue butuh waktu untuk mencerna semua ini." sahut gue berusaha kalem.
Gue berasa dunia gue runtuh. Gue pengen banget nangis cuma gue ga bisa.
"Iya gue tau Li. Li, lo marah ke gue?"
"I don't know if I have to angry or not. Gue merasa dibodohi kak. Gue bener-bener ga habis pikir. "
"Selama ini gue cerita tentang perbuatan Maria ke gue, betapa gue ga suka ditindas Maria, semua sifat buruk Maria ke calon suami Maria? Life is funny isn't it?" sahut gue menggebu-gebu.
"Li.. Anyway gue ga pernah kok ngomong sama Maria tentang apa yang elo ceritain ke gue. You can keep my words."
"Bukan masalah elo nyeritain ke Maria apa ga kak. Di sini gue kecewa, karena lo ga jujur sama gue. Lebih baik gue kembali kerja ke kantor sebelum calon istri lo mencari gue." jawab gue sambil membawa tas.
"Li.. Please dengerin aku dulu."
"Ga ada yang perlu didengerin kak. I just need time." sahut gue berbalik meninggalkan Archie dan air mata gue langsung tumpah.
Ya Tuhan. Dosa apa sih gue sampai gue harus dikhianati gini. Orang kesayangan gue, satu-satunya yang gue percaya dan kagumi harus menikah dengan orang yang paling gue benci. Gue jauh lebih rela kalau Archie menikah bukan dengan Maria..
Gue langsung memanggil taxi yang sudah siap di lobby depan. Sepanjang jalan, gue memasang headset gue dan lagu Teardrops on my guitar tiba-tiba terdengar di telinga gue:
He's the reason for the teardrops on my guitar,
The only one who's got enough of me to break my heart,
He's the song in the car I keep singing, don't know why I do..
***
Hello!
Shock? Gue juga. Gue buat tulisan ini sambil membayangkan betapa patah hatinya gue dulu dan lagu itu sempat jadi anthem kalau gue lagi patah hati.Anyway selamat hari Selasa! Selamat beraktivitas dan ditunggu banget vote dan commentnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Curhatan si Konsultan
ChickLitWhat do you think about Consultant? Keren dan necis? Sering mobile alias jalan-jalan entah di dalam atau luar negeri? Penghasilan berlimpah? Kerja di gedung tinggi? Smart karena wawasan luas dan bisa kasih saran yg keren? Sebagian besar memang...