25. She is back

24.3K 2.8K 68
                                    

Sesampainya gue di airport, mama langsung memberondong gue dengan sejuta pertanyaan.

"Li, udah sama Greyson aja. Mama setuju. Udah ganteng, baik, santun lagi sama orang tua." ujar mama.

"Apaan sih ma. Orang cuma temenan doang."

"Kalau temenan ga mungkin sampe repot-repot nganterin kan." sahut mama sambil tersenyum usil.

"Ntar kita di airport bakal dijemput sama temen kantor Lia ma."

"Cowok atau cewek?"

"Anak baru namanya Sheldon."

"Aduh mama ga nyangka ternyata diam-diam anaknya mama banyak peminatnya."

Gue cuma melengos mendengar ocehan mama, ya sebenernya gue juga ga tahu kenapa ada dua cowok yang tiba-tiba berubah jadi super manis dan baik kayak gini.

Greyson: Udah boarding?

Gue: Habis ini.

Greyson: Safe flight Lia. Sampaikan salam buat om dan tante.

Gue: Thanks, ntar gue sampein.

Kami pun boarding dan akhirnya tiba dengan selamat. Sebelumnya gue sudah memberitahu Sheldon tentang jadwal kedatangan gue. Gue cuma berharap aja kalau papa mama gue ga ikutan rempong habis ini.

Sheldon: Gue udah sampe. Nanti lo keluar langsung belok kanan ya

"Ma, pa, ayo temennya Lia udah nunggu di sebelah kanan."

Gue celingak celinguk mencari sosok Sheldon di tengah kerumunan orang. Tiba-tiba, gue melihat seseorang menggunakan baju formal sedang melambaikan tangannya ke gue.

"Welcome home Lia! Selamat sore om dan tante, saya Sheldon teman kantornya Lia." sahut Sheldon dengan ramah sambil menjabat tangan mama dan papa.

"Ternyata temannya Lia cakep-cakep semua. Tante sempat khawatir kalau Lia ini anti sosial, soalnya temenannya cuma kebanyakan sama laptop." sahut mama sambil tertawa.

"Ih mama jangan malu-maluin Lia dong!"

"Makasih tante pujiannya. Mari tante saya bawakan barangnya."

Sepanjang perjalanan papa juga banyak berbincang dengan Sheldon tapi dengan topik yang berbeda. Kalau tadi lebih ke bisnis perekonomian, sekarang lebih membahas mengenai kehidupan masyarakat jaman sekarang.

"Dulu jaman om, belum ada tuh yang namanya gojek, grab atau apapun. Bisnis taksi masih dalam masa jaya waktu itu." cerita papa.

"Iya sekarang semua masyarakat inginnya serba mudah dan instan Om. Oh ya, Om dan Tante mau singgah makan dulu mungkin?" tanya Sheldon.

"Ga usah Don. Kasihan kamu kemaleman nanti nganter kami." sahut mama.

Akhirnya sesampainya di rumah, Sheldon pun ijin pamit untuk pulang.

"Om, tante, mari saya pulang dulu. Li, see you tomorrow ya." sahut Sheldon.

"Oh iya sampaikan don." sahut papa

"Kamu itu sudah banyak yang deketin, udah tinggal pilih, apa lagi toh nduk yang mesti ditunggu!" sahut mama.

"Ih apaan ma, orang cuma temen kok."

"Semua itu juga berawal dari teman. Mama kalau jadi kamu mungkin ikutan galau, pilihannya cakep-cakep semua. Ga salah mama membesarkan kamu sampai laris begini." sahut mama tertawa.

Gue cuma masih tidak percaya dengan semua ini, karena sampai sekarang pun gue masih ga percaya kalau ada yang bisa suka sama gue. Karena gue bukan wanita sosialita yang suka kumpul dan makan cantik di restoran berkelas, berdandan, dan shopping. Percayalah gue ga melet mereka!

Curhatan si KonsultanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang