33. New chapter

20.7K 2.3K 12
                                    

Hello! Ini juga chapter republished yang dirombak ulang ya. Kalau teman-teman bisa memberikan masukan terhadap part baru, aku sangat berterima kasih ❤️

Seminggu berlalu sejak pertemuan gue terakhir dengan Greyson. Kita sedang tenggelam dalam pekerjaan masing-masing, tapi kami masih menyempatkan untuk memberikan kabar meskipun hanya berupa pesan singkat. Contohnya saja, gue harus bolak balik Jakarta-Bandung-Surabaya dalam seminggu terakhir. Sedangkan Greyson juga harus pergi ke Jepang lagi untuk mengurus pekerjaannya.

"Don, gue bisa minta tolong buat follow up tentang hasil minutes of meeting kita minggu lalu ke pak Arya?" sahut gue berdiri di sebelah Sheldon.

"Oke Li."

"Oh ya. Kalau ada yang masih bisa gue bantu, kabari aja ya." sahut Sheldon sambil tersenyum.

"Pastinya Don. Makasih ya." sahut gue tersenyum meninggalkan tempat Sheldon.

"Li, bisa ke sini sebentar?" tanya Bu Jean yang menyapa gue waktu gue baru saja kembali ke kursi.

"Kenapa Bu?" tanya gue.

"Minggu depan kan Maria terakhir bekerja di sini. Bisa ga kalian buat farewell party buat dia?"

"Bisa sih bu. Rencananya kita mau dinner di mana ya Bu? Atau lunch gitu?"

"Hmm rencana saya mau ajak kalian makan buffet all you can eat di restoran yang baru buka di mall. Gimana?"

"Boleh sih Bu. Nanti saya bantu reserve aja Bu di restonya."

"Oke, nanti kamu atur sekalian ya kado yang mau dibeliin apa buat Maria. Saya serahkan sama kamu ya Li."

"Oke siap Bu."

***

Gue pun berencana untuk meluncur ke mall sambil mencari kado buat Maria selepas dari kantor. Aslinya gue udah mengajak Sisca, namun apa daya dia masih ada deadline besok. Niscaya gue harus keliling mall sendirian. Tiba-tiba gue teringat Greyson, karena ini tempat terakhir yang kita kunjungi bersama.

Untungnya gue sudah menghubungi Archie, jadi gue sudah ada bayangan mau membelikan kado apa buat Maria. Gue pun memasuki salah satu toko dan menemukan sesosok orang yang gue kenal.

"Don?" sahut gue memastikan bahwa orang tersebut adalah Sheldon.

"Li? Eh lo ngapain?"

"Gue mau beli kado buat Maria. Lo sendiri ngapain?"

"Oh gue cuma jalan-jalan aja melepas penat sejenak."

"Kok ga ngajak gue atau Sisca?"

"Gue udah ngajak Sisca cuma dia masih lembur." ujar Sheldon yang sedari tadi berusaha mengalihkan pandangannya. "Tapi maaf ya Li, gue memang sengaja ga ngajak lo."

Deg. Apa gue buat salah ya ke Sheldon? Atau karena hal yang lalu itu?

"Lo masih ga nyaman ya sama gue?" tanya gue berhati-hati.

"Ga gitu. Gue cuma butuh waktu aja Li."

"Gue selama ini berpikir kalau lo baik-baik aja. Kenapa ga bilang Don?" tanya gue dengan nada cemas.

"Kita ngomong di tempat lain aja ya Li. Ga enak kalau kita ngomong di tengah-tengah toko kayak gini." ujar Sheldon.

"Oke, bentar aku beli dulu kadonya Maria." ujar gue sambil mengambil salah satu tas warna coklat dan membawanya ke arah kasir.

Gue dan Sheldon melanjutkan pembicaraan di kafe depan toko tersebut. Sambil meraih kursi untuk duduk, Sheldon pun melanjutkan pembicaraan tadi. "Kalau gue bilang ternyata gue ga baik-baik aja, memang itu bisa membuat lo jadi melihat gue?"

"Don.."

"Gue tersadar Li kalau lo ga akan pernah bisa melihat gue."

"Kok.." sahut gue berusaha bertanya namun sudah disela kembali oleh Sheldon. "Kok bisa? Lo pasti mau tanya itu kan?"

Gue pun hanya mengangguk sambil menunggu penjelasan dari Sheldon. "Wajah lo itu ga bisa bohong Li. Gue lihat betapa bahagia dan berseri-serinya ketika lo cerita tentang Greyson ke gue dan Sisca. Mungkin lo selama ini masih di fase denial, tapi gue tahu kalau lo juga suka sama Greyson." sahut Sheldon menambahkan.

"Setiap lo cerita tentang Greyson, tanpa sadar gue semakin merasa bahwa tidak akan ada spot tersisa buat gue. Selama ini gue berusaha Li. Gue berusaha buat tetap being professional sama lo, cuma jujur susah." ujar Sheldon yang mengeluarkan senyumannya dengan paksaan.

"Sejak awal sebenarnya gue sudah sadar bahwa lo tidak akan pernah bisa melihat gue waktu gue confess ke lo. Tapi dasar gue, udah tahu gitu masih aja berharap siapa tahu lo bisa suka sama gue. Silly me."

"Don.."

"Gue belum selesai Li, boleh ya gue lanjutin dulu?" sahut Sheldon.

"Gue rasa gue lagi butuh space Li. Maaf ya kalau gue mungkin akan sedikit menjauh dari lo. Tapi tenang aja, gue tetap akan bersikap profesional di kantor. Jadi lo ga perlu khawatir masalah kerjaan."

"Oh ya pesen minum gih, daritadi gue udah dilihatin sama waiternya." ujar Sheldon menyodorkan buku menu.

"Don, gue sangat berterima kasih karena lo sudah jujur akan perasaan lo. Gue juga minta maaf kalau gue ga bisa memenuhi ekspektasi lo untuk sekarang." sahut gue menatap Sheldon.

"I know. Gue akan segera kembali ke Sheldon yang dulu. Tolong sabar nunggu gue ya." ujar Sheldon sambil tersenyum.

***

Curhatan si KonsultanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang