14. Dinner

33.4K 3.9K 107
                                    

Gue masih menunggu Maria untuk bersiap-siap sambil merapikan rambut. Jujur gue berasa ini masih mimpi sih, dinner macam apa ini. Gue bakal dinner sama mantan gebetan, calon istri gebetan yang merupakan atasan laknat, dan klien annoying. Kombinasi macam apa ini!

Gue memutuskan memakai printed tees, celana panjang dan sandal jepit. Gue memang ga kebiasa pake celana pendek #nerdme. Akhirnya Maria pun selesai bersiap-siap, dia kelihatan cerah karena memakai flowery dress.

"Mba, kak Archie sudah sampai? Ini tadi Greyson ngechat katanya mau join." sahut gue

"Katanya udah deket Li. Oh ya? Bakal seru dong!" ujar Maria

Seru? Seru dari Hong Kong? Seru soalnya gue harus liatin kalian mesra-mesraan di depan mata gue? #julid

"Li, udah di lobby ini katanya. Turun yuk."

Gue dan Maria melangkah menuju lift dan turun ke lobby. Gue melihat sesosok yang sudah mematahkan hati gue dengan senyum malaikatnya. Archie.

Dia memakai kaos polos warna hitam beserta dengan celana pendek ditambah sandal jepit. Walaupun penampilannya gitu doang, percayalah dia tetap ganteng. Bisa ga sih gantengnya dikurangi aja?

Tuhan, tolong buat Archie nampak jelek dong di mata gue. Kalau dia ganteng gini terus, kapan gue bisa totally move on.

"Halo Li." sahut Archie sambil tersenyum.

"Hai." sahut gue dengan setengah hati. Iya setengah hati liat tangannya Maria udah memegang lengan Archie seolah memplokamirkan kalau dia milik Maria.

"Beb, Lia bilang katanya Greyson mau nyusul. Kamu kabari Greyson aja kita mau ke restoran mana." sahut Maria.

"Oke aku text Greyson ya." ujar Archie sambil mengajak kita melangkah ke parkir mobil.

Maria langsung duduk di depan dan gue mengisi tempat duduk di belakang. Di dalam mobil, gue bisa melihat betapa mereka saling mencintai.

"Beb, kamu jangan telat makan. Kayaknya kamu tambah kurus." ujar Maria sambil memegang lengan Archie

"Iya. Kamu juga. Jangan kecapekan, jangan stress sendiri mikirin vendor dll." sahut Archie sambil mengelus kepala Maria.

Gue udah kayak invisible di belakang. Hellooo mas mba? Di sini ada manusia di belakang yang masih berusaha move on! Emang badan gue segede ini ga kelihatan? Bisa ga gue loncat atau ngilang aja dari mobil ini? Tega banget mesra-mesraan di kala hati gue masih terporak-poranda gini.

"Kita sudah sampe ini. Yuk turun." ujar Archie.

Restoran Italia yang dipilih Archie memang terlihat ramai. Bahkan banyak wisatawan yang harus ngantri di depan. Gue melihat banyak bule yang sedang bercengkrama, ngobrol dan sambil minum wine. Makanannya pun terlihat menarik.

"Untung aku udah reserve di sini. Mas, atas nama Archie." sahut Archie kepada pelayan di depan.

"Mari pak Archie."

Posisi tempat yang dipilihkan ternyata di indoor dan dekat dengan meja bar. Pelayan restoran pun menyodorkan menu sambil menjelaskan makanan yang biasanya recommended dan favorit dipesan.

"Saya pesan rib eye dengan wine sauce. Medium well. Mash potato. Minumnya Blue Lagoon Mojito." ujar gue.

"Saya fettucini carbonara dan air mineral." sahut Maria.

"Saya salmon risotto dan red wine." sahut Archie.

Gue kayaknya pesen makan paling heboh sendiri. Biarin ah. Gue memang butuh makan banyak buat pura-pura bahagia. Gue mengambil handphone dan mulai melihat instagram gue. Gue sepintas melihat kalau Archie juga kadang melihat ke arah gue.

Curhatan si KonsultanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang