20. Newcomer

27.8K 3.3K 16
                                    

Sheldon.
Kesan pertama gue ngeliat dia. Ini orang lebih cocok jadi model daripada konsultan. Posturnya yang tinggi, badan yang kurus tapi berisi, rambut kecoklatan cepak, matanya coklat dan tatapannya gue yakin sudah meluluhlantakkan cewek-cewek yang daritadi udah ngintip dari balik pintu.

"Gila anak baru serius cakep banget Lia! Duh gue mau dong join di team lo kalo gini ceritanya!" sahut Sisca berlari ke arah gue setelah selesai mengintip dari balik pintu.

"Ah kalo kecakepan paling ga lama di sini. Lagian dia kan anak temen bos, ga butuh uang." sahut gue sambil membalas e-mail.

"Ah perspektif lo doang itu! Banyak kok sekarang meskipun anak orang kaya, semangat bekerjanya tinggi. Gue berdoa tuh anak kuat menghadapi cobaan di team lo. Kalau ga kuat, ada kakak Sisca yang siap mendampingi." ujar Sisca genit.

"Ah elo tuh yang genit! Kalo cuma jadi sandaran mah gue juga bisa, badan gue udah cukup kayak sandaran sofa. Apalagi buat sandaran hati." sahut gue sambil tertawa.

"Lo udah mulai kena tanda jomblo kronis Li! Tuh anak dijaga loh ya, jangan diembat!" sahut Sisca memberi peringatan.

Sheldon pun melangkah masuk ruangan kerja, ketika dia masuk, banyak mata yang diam-diam memandang tapi tidak ingin ketahuan. Pura-pura membenarkan gaya rambut, pura-pura ngaca, ah ketauan banget lah salting dikenalin sama cowok tampan.

"Lia, kenalin ini Sheldon." sahut Mba Ririn.

"Hai gue Lia." sahut gue sambil tersenyum.

"Gue sheldon. Nice to meet you." sahut Sheldon sambil tersenyum.

"Lia, Sheldon biar duduk di sebelah lo ya. Kan ini bekas tempat duduknya Michelle juga."

"Yap ga masalah mba."

Gue mah seneng-seneng aja ada pemandangan. Gue pun menoleh ke arah muka Sisca dan sudah gue tebak mukanya langsung iri abis! Hahahaha

"Lo udah lama kerja di sini?" tanya Sheldon.

"3 tahunan sih." sahut gue.

"Oh. So far gimana kerjaannya?"

"Yah nanti lo juga ngerasain sendiri. Anyway, nanti gue bakal ajarin lo kerjaan yang bakal lo pegang ke depannya."

"Oke. Thanks anyway Lia." sahut Sheldon sambil tersenyum.

"Lia.." panggil Maria.

"Iya mba kenapa?" sahut gue berjalan ke meja Maria.

"Tax review perusahaan pak Budi udah sampe mana progressnya?"

"Masih awal sih mba, soalnya kan minggu lalu baru dikirim full sama Natasha."

"Besok ikut meeting ya. Ajak Sheldon juga. Biar dia jadi backup lo untuk urusan ini."

***

Hari meeting pun tiba, kami akan meeting di kantor Pak Budi. Kantor Pak Budi berlokasi di luar kota, sehingga membutuhkan kurang lebih 2 jam perjalanan untuk sampai di tempat.

"Mba Mar udah berapa lama kerja di sini?" sahut Sheldon memecah keheningan.

"Hmm 5 tahun.. Jalan 5 tahun kayaknya. Oh iya lo kenapa bisa apply jadi konsultan sih?"

"Kenapa emangnya mba?"

"Ya modelan lo itu ga cocok jadi konsultan." sahut gue membalas pertanyaan Maria.

"Ga meyakinkan ya?" sahut Sheldon.

"Bukan sih. Modelan lo bukan orang BU (re: butuh uang) kayak gue. Apa yang membuat lo tertarik sih kerja di konsultan? Penasaran gue." sahut gue mengambil alih percakapan.

Curhatan si KonsultanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang