U.1 : Take care

27.4K 1K 165
                                    

Jiyong melihat setiap inci dalam studio Teddy, studio yang berjasa dan menjadi saksi segala kerja kerasnya selama bertahun-tahun. Yang menjadi saksi segala jenis perasaan yang pernah Jiyong rasakan. Studio Teddy telah menjadi bagian dari dirinya.

Sebentar lagi Jiyong tidak akan datang kesini untuk dua puluh satu bulan kedepan. Tidak ada dirinya yang serius dibalik meja mengatur jalannya proses rekaman. Tidak ada dirinya yang hanya sekedar mendengarkan lagu baru buatan Teddy. Tidak ada dirinya yang datang untuk memikirkan lirik-lirik baru untuk lagunya. Tidak ada dirinya yang datang hanya untuk menemui seseorang. Tidak ada dirinya yang berkeluh kesah pada Teddy. Dan sebentar lagi tidak akan mendengar kata-kata tajam khas Teddy.

Jiyong akan sangat merindukan tempat ini, pemiliknya, dan seseorang yang menjadi alasan ia jadi lebih sering kesini.

"Kita tidak akan berfoto hyung?"

"Untuk? Kalau kau akan pergi jauh dan tidak kembali, ayo."

Jiyong menyesal sudah berharap melihat Teddy yang sedih atas kepergiaannya seperti halnya para teman-temannya. Harusnya ia tahu, ini Teddy.
Mau apapun yang terjadi, hyung-nya itu tidak akan menunjukkan emosi apapun jika menyangkut hal-hal seperti ini. "Kenapa hyung menjadi semakin menyebalkan? Berita kemarin masih belum cukup membuat hyung percaya denganku?"

"Cukup tapi aku tidak mau membuatmu merindukanku."

Jiyong menatap jijik Teddy, "Hyung butuh udara segar."

"Disini udara segar-ku," balas Teddy cuek. Ia mengambil bolpain dan mencoret-coret lirik untuk lagu baru BlackPink yang sudah ditagih-tagih oleh Hyunsuk. "Apa kau sudah yakin dengan keputusanmu?"

"Keputusan yang mana?"

"Soal kau menitipkan Lisa pada Jiwon dan Mino, kau yakin?"

"Dan juga hyung."

Teddy membuat tanda silang diatas kertasnya, "Aku pengecualian. Aku tidak mungkin jadi pedofil tapi Jiwon dan Mino?"

"Jiwon punya Jisoo."

"Apa mereka punya hubungan?"

"Mereka saling menyukai."

"Kau yakin sekali, bagaimana dengan Mino?"

"Dia sudah tahu bagaimana perasaanku."

Teddy mengangkat kepalanya, memicingkan matanya hingga membuat bola matanya tidak terlihat. "Excuse me? Mino tahu perasaanmu, lalu? Kau pergi selama dua tahun, ingat itu Ji."

Jiyong membasuh bibirnya, "Aku sudah mendapatkan Lisa. Bagiku, hyung."

Teddy memutar bola matanya, "Apa ini sebuah drama? Setelah pengorbanan yang besar dari sang pria untuk memperlihatkan keseriusannya, dia bisa pergi dan sang gadis akan rela menunggu kemudian mereka hidup bahagia?" Kedua alis Teddy terangkat tinggi-tinggi, menahan senyum geli karena kalimatnya sendiri. "Tidak seperti itu dengan kenyataan sang gadis jadi primadona, apalagi dititipkan kepada dua pria yang berpotensial memberikan berjuta perhatian. Yang jadi pernyataan, sanggup-kah sang gadis bertahan menerima segala perhatian sementara kabar sang pujaan hati hanya ia dengar dari beberapa orang yang bisa menemuinya?" Sudut bibir Teddy terangkat tinggi-tinggi, ia menuliskan sesuatu di buku catatannya setelah itu sebelum mengembalikan tatapannya kepada wajah masam Jiyong.

"Oh, jangan lupakan pemeran-pemeran pria lain yang berpotensial menganggap saingan yang berada di hierarki pertama pergi."

"Aku yakin hanya Mino yang dulu menyukai Lisa, hyung." Protes Jiyong, sudah mulai dongkol dengan segala kalimat ala presenter ahli cinta dari Teddy.

Unemotional (DONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang