U.3 : Herself

7.6K 667 112
                                        

"Apa aku boleh kirim surat?"

Jiyong tidak langsung menjawab, ia sedang mencari-cari catatan lagu-lagunya yang banyak ia simpan di komputer Teddy. Ia berniat untuk mengirimkan semuanya ke emailnya — sekalian bertemu dengan Lalisa.

"Jangan, aku juga tidak yakin bisa membacanya."

"Kenapa tidak bisa?"

"Akan ada banyak yang mengirimkan surat kepadaku nanti, suratmu akan tenggelam."

"Aku bisa mengirimkan surat sebanyak-banyaknya sampai oppa baca. Aku akan pakai nama pena, bagusnya apa oppa?"

"Auh!" Jiyong berjalan cepat mendekat Lalisa dan menghancurkan poni gadis itu dengan gemas. "Begini saja kau keras kepala, kenapa kau tidak keras kepala saja dengan hatimu untuk bisa mengalahkan pikiranmu?"

Lalisa berdeham, pura-pura tidak mendengar apa yang Jiyong baru saja katakan. Ia kembali memakan jelly yang Jiyong belikan dari supermarket depan YG sambil bersenandung lagu Playing With Fire.

"Hah! Lupakan. Ya, kau memakan semua jelly-nya?"

Lalisa mengulurkan jelly ditangannya kepada Jiyong, gambar buaya yang kepalanya sudah menghilang karena gadis itu sudah mengigitnya.

"Bekasmu?"

"Ah," tersadar, Lalisa mencari jelly yang baru untuk Jiyong. Pertanyaan Jiyong membuatnya linglung jadi tidak sadar dengan apa yang sudah ia lakukan.

"Tidak apa-apa," ujar Jiyong. Mengambil lengan Lalisa yang memegangi jelly tanpa kepala tersebut lalu menunduk untuk memakannya.

Lalisa melongo melihatnya, ia menatap tangannya yang hanya tinggal mengenggam bungkusan plastik.

"Oppa!"

"Wae?"

"Kenapa oppa memakannya?"

"Aku yang membelinya."

"Tapi ini bekasku oppa."

"Terus?"

Lalisa kehilangan kata-kata, melirik Jiyong yang biasa saja. Ia memperbaiki posisi duduknya jadi lurus ke depan, membuang plastik ditangannya dan memainkan bungkusan jelly diatas pangkuannya.

"Persiapan konser Big Bang sudah selesai?" tanyanya pelan.

"Kau tanya siapa?" Jiyong menunduk untuk melihat wajah Lalisa lalu menatap bungkusan jelly diatas pangkuan gadis itu. "Jelly?"

Lalisa mengerucutkan bibirnya, mendorong bahu Jiyong pelan.

"Ahkk, oppa!"

Jiyong terbahak, "Salah sendiri! Ya, harusnya kau menatapku sepuasnya sebelum kau tidak bisa melihatku selama hampir dua tahun."

Lalisa bergumam, memutar bola matanya. Ia mengambil satu lagi bungkusan jelly dari pangkuannya dan membukanya. Keasikan sendiri memakan jelly tanpa sadar bahwa Jiyong terus menatapnya.

Jiyong menghela napas karena sekali lagi Lalisa menghindar dalam membahas hal yang serius padanya. Ia jadi tidak tahu apa yang dirasakan atau yang dipikirkan gadis itu. Meski ia dan Lalisa jauh lebih baik sekarang, sudah seperti dulu dan kadang-kadang membahas hal-hal serius tapi beberapa kali pula gadis itu menghindar seperti sekarang.

"Kalau jawabanmu nanti tidak seperti yang aku harap, selama aku pergi... jangan pacaran, oh?"

Lalisa menoleh dan baru tersadar Jiyong sedang menatapnya, ia memundurkan kepalanya karena Jiyong sangat dekat dengannya.

Unemotional (DONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang