U.26 : Are you happy?

5.2K 493 63
                                        

Lalisa tidak mendapatkan balasan apa-apa sampai konser kedua BlackPink di Seoul selesai. Ia tidak terlalu memikirkan dengan semua kesibukan yang akan selalu membawanya ke alam mimpi begitu merabahkan diri diatas tempat tidur. Beberapa hari ini Jiyong tidak memenuhi kepalanya.

Lalisa menganggap ia belum mendapatkan balasan karena permasalahan divisi Jiyong. Pria itu belum membacanya, tidak mungkin sudah dibaca tapi tidak dibalas.

Kan?

Lalisa membatin, bertanya pada pantulan dirinya dicermin yang sedang memeluk kakak Jisoo.

Lalisa sibuk membalas segala ucapan selamat, sibuk memberi pelukan, dan menerima bunga. Orang-orang yang Lalisa sayangi hadir untuk memberi dukungan. Senyuman Lalisa tidak pernah pudar seharian itu sampai ketika orang-orang terdekatnya berpamitan dan tersisa hanya beberapa staff, rasa lelah mulai mendatangi.

Ponsel Lalisa ia nyalakan, berbagai macam pesan masuk tanpa henti. Tidak lupa grup YG, ucapan selamat disertai godaan soal video tariannya yang Seunghoon kirim menjadi topik pembahasan di grup. Meskipun begitu, terlalu banyak kata-kata penuh haru.

''Unnie marahan dengan Jiwon oppa?'' tanya Lalisa pada Jisoo, ia tidak menemukan ucapan apapun dari Jiwon. Satu-satunya anggota iKon yang tidak ada keberadaannya. Kalau tiba-tiba Jiwon menghilang, salah satu alasannya bisa saja karena Jisoo.

Jisoo meringis, ''Hanya salahpaham, besok-besok juga membaik.''

Lalisa memutar bola matanya, sudah menduga.

''Ada apa?''

''Kau tidak mau cerita masalahmu dengan Jiyong oppa, kenapa aku harus cerita masalahku?''

Lalisa mengerucutkan bibirnya, Jennie dan Rose yang mendengar tak ayal tertawa.

Setelah meyakinkan diri sendiri tidak ada yang serius antara Jisoo dan Jiwon, ia menutup matanya, beristirahat sejenak setelah dua jam lebih mengeluarkan seluruh energi dan menyapa semua orang dibelakang panggung. Staff sedang membereskan barang-barang, harusnya mereka bisa langsung pulang untuk beristirahat tapi yang lainnya terlalu lelah hanya untuk berjalan ke parkiran. Memilih beristirahat sembari menunggu yang lain membereskan barang-barang mereka.

"Ada Jiyong."

Lalisa membuka mata, melirik Eunji yang berbisik pada managernya. Takut salah dengar namun Bokyung melihatnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Tapi jangan biarkan Lisa ketemu."

Lalisa menyatukan alisnya, suara Eunji terlalu besar untuk sebuah bisikan yang bisa didengar olehnya.

"Jiyong tidak sendiri."

Lalisa memejamkan mata, apa yang ia dengar terakhir pasti ada yang salah. Namun baru lima detik ia menutup mata, ia membukanya lagi. Jisoo dan Jennie telah menghilang.

Lalisa tidak percaya Jiyong akan hadir, mungkin pria itu tidak menonton hanya ingin mengucapkan selamat. Berbagai macam pertanyaan bermunculan dibenak Lalisa dan semua itu menyiksanya dengan tubuh juga batin yang lelah saat ini.

Keningnya berkerut, ia sama sekali tidak mengharapkan kedatangan Jiyong. Sama sekali. Tidak siap jika Jiyong menanyakan isi pesannya dengan suasana diantara mereka yang serba salah.

Lalisa tidak ingin menemui Jiyong tapi informasi mengenai Jiyong tidak sendiri, menganggunya. Membuatnya penasaran.

Yang membuat Lalisa semakin bingung, dengan permasalahan di divisi, Jiyong punya banyak waktu luang untuk keluar.

Membasuh bibir yang mengering, Lalisa beranjak. Nasehat Jisoo terakhir kali memberinya sedikit kekuatan.

Lalisa keluar dari rungan, suara Jiyong terdengar bergema di koridor. Ia mengakui, dengan semua permasalahan yang tidak tahu apa dengan Jiyong, Lalisa merindukan suara itu.

Unemotional (DONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang