"Oh my God!"Lalisa melempar ponselnya, ia tidak peduli ponsel malang itu terjatuh keatas lantai yang keras, membentur, memantul, sebelum berhenti dengan naas tergeletak diatas lantai dalam keadaan terbalik setelah meninggalkan hasil karya goresan. Beruntung tidak pecah.
Rose terkejut dengan teriakan Lalisa dan ponsel yang terjatuh tersebut, ia menunduk untuk mengambilnya, ketika ia melihat layar ponsel Lalisa, matanya membulat, ponsel tergelincir jatuh dari tangannya.
Ciuman kedua dengan lantai.
Kali ini Lalisa memperdulikan ponselnya, ia segera mengambilnya, mengelus sebelum memasukkan ke dalam kantung celana. Ia tidak mau melihat foto yang terbuka di ponselnya.
Tidak.
"What did i just see?" tanya Rose, suaranya seperti tikus terjepit.
Lalisa menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak ingin menjawab.
"What the— how to unseen this?"
Tidak jauh dari Lalisa dan Rose, Jennie mengangkat layar ponselnya, memperlihatkan foto yang sama dengan yang dilihat oleh keduanya.
Jisoo yang duduk disamping Jennie, memajukan tubuhnya untuk melihat layar ponsel Jennie. Berbeda dengan ketiganya, Jisoo mengambil ponsel Jennie, memperhatikan foto tersebut dengan seksama dan lama.
Lalisa, Rose, dan Jennie berekspresi geli dan jijik melihat Jisoo biasa saja memandangi foto itu lama-lama.
Jisoo mengangkat wajahnya, menyerahkan ponsel kepada sang pemilik, "Biasa saja. Aku lebih sering melihat punya Jiwon."
"Ambigu, unnie," ujar Jennie, memperingati.
Jisoo meringis, "Kau saja pikirannya yang jorok."
"Unnie kenapa bisa se-santai itu?" tanya Rose, keningnya berkerut.
Jisoo mengedikkan bahu, "Santai saja. Aku mendengar dari Jiwon kalau June bekerja keras untuk itu. Hasilnya tidak mengecewakan."
Ketiganya masih tidak bisa memahami sikap santai Jisoo. Apalagi Lalisa, ia tidak percaya pria yang pernah mengejar-ngejarnya memamerkan tubuhnya di media sosial.
Harusnya Lalisa tidak kaget, Junhoe selalu melakukan apapun yang ingin ia lakukan dan katakan. Tidak ada yang bisa menghentikannya, ia menikmati hidupnya dengan menjalani hidupnya sebagaimana mestinya seperti ketika pria itu mengatakan segala perasaannya pada Lalisa tanpa menahan atau menyembunyikannya.
Suara tawa-tawa bass dan berisik membuat keempat kepala melihat kepada pintu masuk ruang latihan, pintu ruang terbuka, Jiwon muncul bersama Donghyuk, Chanwoo, Jinhwan, dan Yunhyeong.
"Kalian sudah lihat?" tanya Jiwon.
Keempat kepala mengangguk.
Jinhwan terkekeh, "Dia sudah sinting. Aku tidak percaya dia benar-benar melakukannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unemotional (DONE)
Fanfic(Lanjutan YG Princess & Queen) Lalisa pikir akan baik-baik saja setelah Jiyong pergi untuk melaksanakan tugas wajib militernya. Ternyata yang ia pikirkan itu jauh dari kenyataan, ada tempat kosong yang ditinggalkan Jiyong setelah pria itu selalu pe...