U.6 : Suspicious

6K 579 51
                                    

"tteonaryeogeodeun bonae deuriorida
nimi gashineun gire kkocheul ppuriorida"

Jiyong mengangguk.

Lalisa melanjutkan nyanyiannya dengan malu-malu.

"geuriweojimyeon dorawa jweoyo
geuttae tto dashi nal saranghaejweoyo
i kkotgil ttara jamshi shwieogadaga
geu jari geugoseseo nal gidaryeoyo"

Jiyong tertawa pelan, "Kenapa kau takut sekali? Aku tidak seperti akan memakanmu kalau kau salah."

"Aku hanya iseng menyanyikannya tapi oppa menatapku seperti itu, aku merasa sedang melakukan evaluasi bulanan."

"Wajah seperti ini mirip Hyunsuk hyung?" Jiyong menunjuk wajahnya sendiri, wajahnya terlihat lucu karena berakting terkejut.

"Sajangnim lebih tampan."

"Wah, apa aku salah dengar?"

Lalisa menahan senyum melihat wajah Jiyong, dia mungkin akan terdengar gila tapi Jiyong terlihat lebih baik tanpa make up yang menutupi wajahnya. Warna kulit milik Jiyong tidak terang tapi masih lebih terang jika dibandingkan dengan Youngbae. Lingkaran hitam di matanya lebih kontras dan kulit wajahnya yang tidak terlalu mulus dan kusam. Kulit wajahnya memperlihatkan pemiliknya sudah semakin menua.

"Kenapa kau melihatku seperti? Aku jadi benar-benar percaya kalau Hyunsuk hyung lebih tampan dariku."

Lalisa menggeleng, mengalihkan tatapannya. Memperhatikan lampu diatas kepalanya, suasana lounge area YG selalu menjadi favoritnya. Dia tidak terlalu sering kesini karena para sunbae-nya sering bersantai disini dan Lalisa tidak mau menganggu mereka.

"Kenapa kau tidak menjawab? Kau masih marah?"

"Duh, aku sudah bilang untuk melupakan masalah yang lalu oppa."

"Aku hanya khawatir kalau kau diam lagi, kau lebih baik berisik sampai membuat kepalaku pusing daripada diam."

"Kenapa aku tidak merasa baik mendengarnya oppa?"

Jiyong tertawa, "Ini hari terakhir kita bertemu di tahun 2017. Kau bisa kan datang kesini sebelum tahun baru?"

"Akan kuusahakan oppa." Lalisa memejamkan matanya, perasaannya campur aduk. Saat dia sudah siap untuk menerima Jiyong terlepas apa yang sudah pria itu lakukan dan segala hidup serba glamournya yang begitu bersinar yang membuatnya tidak percaya diri, pria itu akan pergi untuk waktu yang tidak sebentar.

Tidak ada pria seperti Jiyong yang ada disekitarnya, pria yang selalu tahu menempatkan dirinya dan membimbingnya. Ponselnya akan merindukan pesan masuk yang panjang mengenai penampilannya di sebuah acara atau telfon tidak jelas yang singkat.

"Kau tidur?"

Lalisa bergumam, tidak berniat untuk membuka matanya tapi ia bisa merasakan gerakan Jiyong. Pria itu bersandar lemas ke sofa seperti yang ia lakukan karena lengan Jiyong yang bersentuhan dengan lengannya.

Lalisa mengulum bibirnya kedalam, sentuhan itu membuatnya merasa aneh. Lalisa tidak bodoh, dia tahu ini perasaan yang alami. Sentuhan yang membuat seluruh tubuhnya seperti tersengat.

Ia tidak punya pilihan selain mengabaikan semuanya. Dirinya tidak cocok dengan Jiyong, pria itu terlalu jauh dengan dirinya. Kehidupan Jiyong seperti dunia yang berbeda dengannya meski mereka bernaung dibawah atap yang sama tetapi perjalanan Jiyong sudah terlalu jauh dan dia masih memulai.

Dia seorang idol dan begitupun Jiyong. Ada sebuah batasan yang sudah sangat jelas. Jiyong punya penggemar yang lebih galak dari Ibu Jiyong sendiri untuk menyeleksi setiap gadis yang berada di dekat pria itu.

Unemotional (DONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang