U.18 : His choice

4.3K 418 36
                                    

March 2016

"Cukup."

Satu kata yang sangat berarti bagi keempat gadis yang sudah sejak pagi bekerja keras, penuh keringat, dan tidak pernah mengeluh. Napas keempatnya tak beraturan namun anehnya ketika mereka duduk dengan kaki lurus di lantai membentuk bulat, saling pandang, bukannya wajah kelelahan tetapi ada sebuah senyuman.

Senyuman itu tidak bisa dan tidak mau hilang.

"Ini, minum ini."

Sang manager datang dengan tas tangan penuh dengan minuman vitamin, Jennie membaca merek dari minuman vitamin itu.

"Ini merek yang mahal, komposisi ginseng langka. Oppa beli ini dimana?"

Sang manager tidak menjawab.

"Minum saja unnie."

Jennie mengerutkan keningnya, tidak menghentika Jisoo, Lalisa, dan Rose yang meminum vitamin tersebut tanpa beban.

Rasa-rasanya jika dari sajangnim, tidak benar. Bos besar belum menunjukkan kepuasaan atas latihan mereka untuk debut, masih banyak komentar sana-sini. Kalau hanya untuk menyemangati, rasanya tidak perlu sampai memberikan sebuah minuman vitamin dengan merek ternama dan mahal.

Jennie bangkit, "Aku mau ke toilet."

Keluar dari ruang latihan, Jennie melihat ke kanan-kiri. Hanya ada satu orang yang ada kepalanya saat ini. Yang bisa dengan baik memberikan minuman itu.

"Oppa!" Jennie mengejar sosok manager pribadi seorang G-dragon yang baru akan keluar dari koridor. "Taehee oppa!"

"Ada apa?"

"Jiyong oppa dimana?"

Taehee menaikkan kedua alisnya, "Tidak ada disini."

Jennie menggeleng pelan, "Aku bukan Lisa. Aku tahu Jiyong oppa ada disini."

Taehee menghela napas, "Ada di parkiran belakang. Kami baru saja pulang."

Jennie tersenyum lebar, berjalan masuk menuju pintu belakang untuk biasanya para karyawan atau trainee sepertinya yang ingin bersembunyi dari kamera penggemar para sunbae yang biasanya ikut mengambil foto mereka.

Jennie mengetuk pintu kaca mobil Jiyong, tak lama kaca mobil turun dan memperlihatkan Jiyong tanpa riasan.

"Kenapa oppa seperti pencuri dirumah sendiri?"

Jiyong tersenyum simpul, "Aku masih sunbae-mu, Jennie-ah."

Jennie melipat kedua tangannya, "Sebagai hoobie yang baik, aku datang kesini."

Jiyong hanya diam.

Jennie menurunkan tangannya dari depan dada, menghembuskan napas. "Oppa, Lisa tidak akan tahu apa yang oppa sudah lakukan untuknya jika seperti ini. Oppa tahu bagaimana karakternya," desis Jennie pelan.

Jennie tidak berniat untuk menasehati seniornya yang membantunya dengan begitu banyak bahkan sampai akhirnya harinya bernyanyi diacara musik terwujud. Jennie juga tidak berniat untuk ikut campur tapi ia mengatakan ini untuk pertama dan terakhir, mungkin tidak ada yang perhatian tetapi ia tahu.

Unemotional (DONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang