31 August 2018
Jiyong mengambil hari liburnya, empat hari. Harusnya ia mengambil hari libur itu beberapa saat yang lalu tapi ia sudah cukup berlibur di rumah sakit. Sekarang ia berada di villa keluarganya, orangtuanya sedang sibuk memasak di dapur sementara kakak perempuannya baru saja datang dan bergabung disamping Jiyong menonton televisi.
"Kau tidak keluar bersama temanmu?"
Jiyong menggeleng.
"Tumben."
"Jangan merecoki ku, noona."
"Aku hanya rindu pada dongsaeng-ku dan terharu liburnya ia pakai dengan dirumah saja."
Jiyong hanya bergumam.
Dami mendengus, sedikit kesal dengan rasa acuh sang adik. Ia ikut menonton apa yang Jiyong tonton, ah, grup asuhan YG — BlackPink. Grup yang sedang panas dengan comeback yang menakjubkan. Lagu mereka diputar dimana-mana termasuk toko saingan diseberang dari toko miliknya.
Jiyong menonton rekaman tayangan penampilan mereka di televisi dari youtube.
"Kau serius sekali, kau bisa melihat mereka secara langsung, tidak perlu melotot seperti itu."
Jiyong kembali bergumam.
"Ya ampun, kau seperti menyukai salah satu dari mereka saja," rewel Dami, yang sudah kesal diacuhkan oleh adiknya yang sedang wajib militer, masih pemulihan, pulang kerumah tapi enggan buka suara.
"Memang."
Dami menoleh, matanya menelusuri setiap sudut rumah mencari sosok yang baru saja berbicara tetapi tidak ada siapa-siapa di ruang keluarga. Orangtuanya masih di dapur dari terdengarnya suara memotong, omelan Ibu-nya, dan suara Ayah-nya yang terdengar menurut.
"Tadi kau yang berbicara?"
"Apa ada orang lain selain aku, noona?"
"Kau pasti mendengar pertanyaanku dengan salah."
Jiyong akhirnya memutuskan perhatiannya dari televisi, ia menatap Dami, dengan wajah datar nan polos, ia berkata, "Aku mendengarnya dengan benar. Noona bertanya aku menyukai salah satu diantara mereka, kan?"
"Bukan be—begitu—"
"Paham, seperti, tapi ini bukan seperti tapi memang, noona."
Pupil mata Dami membesar, masih mengira dia pasti salah dengar atau yang sekarang di depannya bukan Jiyong. Ya, adiknya sedikit berbeda. Dami menyentuh bahu Jiyong tapi sosok itu masih duduk disampingnya dan sekarang justru memberikannya tatapan datar.
"Kau serius?!" pupil mata Dami seakan ingin meloncat dari tempatnya.
"Sst, jangan ribut noona, aku tidak mau eomma mendengarnya dan memaksaku membawanya kesini."
Dami geleng-geleng kepala pelan, Jiyong sangat jarang berbicara soal wanita yang ia sukai. Terakhir Kiko, setelahnya ia tidak pernah mendengar lagi, ia juga tidak pernah menuntut penjelasan soal wanita-wanita yang diberitakan di media.
Dami melihat empat gadis yang ada di dalam televisi, mencaritahu yang mana gadis yang membuat Jiyong seperti ini.
"Jennie?"
Jiyong menahan tawa lalu menggeleng.
Dami mengerutkan keningnya, "Hanya dia yang pernah jalan sama kita."
"Yang paling dekat dengan tipeku."
"Ada?"
Jiyong mengangguk mantap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unemotional (DONE)
Fanfiction(Lanjutan YG Princess & Queen) Lalisa pikir akan baik-baik saja setelah Jiyong pergi untuk melaksanakan tugas wajib militernya. Ternyata yang ia pikirkan itu jauh dari kenyataan, ada tempat kosong yang ditinggalkan Jiyong setelah pria itu selalu pe...