U.2.7 : Jeju

4.7K 400 66
                                    

Tanpa riasan. Baju santai. Tanpa ada kamera mengawasi. Lalisa merasa bebas selama hampir empat tahun semenjak ia debut untuk liburan kali ini. Ia tidak perlu takut ada seseorang yang mengenali karena sepanjang ia berjalan kaki bersama Jiyong, mereka hanya menyapa wanita paruh baya yang memberikan senyuman ramah kepada para pendatang ke desa mereka. Tidak ada tatapan memuji atau menilai.

Lalisa menarik napas dalam-dalam, aroma pegunungan yang terasa begitu tenang. Selesai menikmati udara disekitarnya, Lalisa menautkan jemarinya pada jemari Jiyong yang sejak tadi ia lirik ragu untuk menggenggam tangannya.

Ia mengikuti tatapan Jiyong pada jemari mereka kemudian saling tatap.

Jiyong tersenyum, Lalisa ikut tersenyum.

Jiyong mengeratkan tautan mereka.

Lalisa menoleh, dibelakang teman-teman Jiyong yang ikut di dalam liburan mereka sibuk mengambil foto. Mereka juga tampak sangat senang berlibur setelah berada di kota yang penuh sesak dengan setumpuk pekerjaan yang membuat pusing.

"Oppa sering kesini?"

"Beberapa kali, apa kau sungguh tidak pernah dengar Jeju tempat terbaik untuk para artis berpacaran?"

Lalisa memiringkan kepalanya, baru mendengar itu.

"Oh, mungkin hanya segelintir tapi sudah jadi rahasia umum Jeju pilihan terbaik."

"Aku melihat oppa sudah pro soal ini," Lalisa memicingkan matanya, tersenyum miring — menggoda Jiyong, "Aku yang ke berapa di bawa kesini?"

"Dua."

Lalisa membulatkan mulutnya, terkejut Jiyong menjawab dengan jujur, "Woah," ia mencolek pinggang Jiyong.

"Kau berharap aku mengatakan kau yang pertama?"

"Dan membuatku mempercayai hal yang tidak nyata?" Lalisa menggelengkan kepalanya cepat.

"Tapi aku akan membawamu ke tempat yang juga baru pertama kali untuk ku," Jiyong menarik tangan Lalisa, berbelok ke jalan setapak yang kecil. Lebih mirip membawa mereka berdua masuk ke dalam hutan.

Lalisa menoleh kebelakang, tidak ada teman-teman Jiyong yang mengikut karena masih sibuk mengabadikan sekitar.

"Teman—"

"Mereka tahu jalan kembali ke villa."

"Kita mau kemana oppa?"

"Air terjun. Kau dengar?"

Mendengar suara air, Lalisa melupakan teman-teman Jiyong yang tertinggal dibelakang mereka. Mempercepat langkah kakinya, setengah berlari bersama Jiyong sambil tertawa karena mereka berdua selalu nyaris terpeleset karena licinnya batu dan tanah.

Definisi dari dunia milik mereka berdua sedang terjadi saat ini. Pikiran kosong dan hanya menikmati momen sekarang. Bukan seorang G-dragon dan Lalisa Manoban superstar tapi hanya dua manusia biasa yang sedang menikmati keindahan alam.

Jiyong membantu Lalisa menuruni bebatuan, mereka sudah sampai di sungai kecil yang terbentuk karena air terjun.

Air terjun itu tidak terlalu besar dan tinggi tapi cukup indah dengan rumput-rumput liar yang tumbuh disekeliling area air terjun ditambah ada bunga-bunga kecil yang Lalisa tidak tahu jenisnya apa namun ada yang berwarna biru, pink, dan ungu. Cantik sekali. Susunan batu yang tidak beraturan dan membuat banyak aliran air terlihat menenangkan.

Jiyong yang pertama kali melepaskan tangan Lalisa untuk membuka celana training dan baju kaos yang ia gunakan. Terjun masuk ke dalam air, Lalisa membulatkan matanya.

Unemotional (DONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang