U.28 : The truth

6.4K 566 147
                                    

White Skull divisi adalah camp militer yang cukup terkenal dengan slogan-slogan yang menunjukkan setiap prajutnya harus memikili rasa nasionalisme yang tinggi, salah satunya adalah logo tengkorak putih yang memiliki arti bahwa melindungi tanah mereka bahkan saat mati. Pelatihan yang berat dan mempunyai potongan rambut khas dengan bagian atas potongan 9mm dan bagian sampingnya 1mm.

Divisi itu menjadi semakin terkenal setelah artis-artis memulai wajib militer mereka disana, tak tertinggal yang membuatnya semakin terkenal atas bergabungnya G-dragon. Dami ingat bagaimana mengantar adiknya untuk pertama kali dan semua mata disana tertuju pada mereka.

Tidak heran, Dami mengakui tag superstar yang ada dibalik punggung Jiyong sangat besar. Itulah yang membuatnya khawatir, rasa khawatirnya tanpa alasan. Jiyong punya alasan yang baik untuk tidak memilih public service tapi alasan baik itu mendapatkan hasil yang buruk.

Jiyong ingin menjalani wajib militernya sebagai warga Negara biasa namun orang-orang tidak memandanginya demikian dan membuat Jiyong sama tidak nyamannya disana dengan diluar. Masalah itu bisa dikendalikan tapi sebagai seorang kakak — yang melihat segala up dan down Jiyong selama ini, Dami jelas merasa sedih.

Lalu Dami tiba-tiba diberitahu, Jiyong mencintai seorang gadis tapi adiknya terlalu tolol mengenai cinta maka ia tidak bisa diam saja.

Dami mengunjungi Jiyong sehari setelah ia menemui Lalisa, membawa kotak makanan dan penuh senyuman. Rekan-rekan di divisi Jiyong sampai salah paham karena senyumannya.

Kacamata hitam membingkai sepasang mata dengan boots tinggi serta coat sepanjang mata kaki. Pakaian pilihan Dami membuat orang mengira wanita itu sedang menghadiri red carpet film Hollywood daripada datang ke camp sang adik.

Jiyong menggeleng ketika melihat Dami datang, "Noona mabuk?"

"Ceh!" Dami memutar bola mata, meletakkan kotak makan di depan Jiyong, "Eomma khawatir, kau kurang makan waktu dirumah."

Jiyong bergumam, "Apa ada hal yang baik terjadi pada noona? Noona terlihat sangat bahagia."

"Ya. Aku merayakan kebodohanmu."

Jiyong menghela napas.

"Jiyong," suara Dami berubah serius, tidak dengan nada mengejek, "Aku sudah menemui Lisa."

Jiyong menggeleng pelan, matanya melotot, "Oh noona tidak."

"Noona yes!"

"Kapan?"

"Baru saja kemarin," Dami tersenyum lebar, tidak memperdulikan wajah Jiyong yang berbanding terbalik dengannya, "Dia juga menyukaimu."

Jiyong mendengus, tersenyum miring, "Noona baru menemuinya kemarin tapi sudah mengatakan itu?"

"Percaya pada noona."

Jiyong menatap Dami, harapan yang sudah ia kubur hidup-hidup berontak untuk diberi napas, ia menggeleng, "Bagaimana noona bisa yakin?"

"Matanya."

Jiyong tertawa paksa, "Noona pasti minum sebelum kesini."

"Noona tidak sedang bercanda, kalau aku tidak yakin, aku tidak akan kesini."

Jiyong menatap Dami dalam sekali lagi, mencari keyakinan yang kakaknya percayai agar ia bisa ikut mempercayainya karena setelah semua yang ia lakukan, ia tidak ingin menggenggam angin.

"Sekali lagi," Jiyong mengalah, "Apa rencana noona? Noona tahu aku sudah melakukan hal buruk terakhir kami bertemu."

Dami mengibaskan tangan acuh, "Noona sudah pasti tidak lupa kebodohanmu itu tapi saat aku membahasmu, dia tidak menunjukkan rasa tidak suka justru terlihat seperti gadis yang patah hati karena aku mau menjodohkanmu."

Unemotional (DONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang