Studio Winner tidak terlalu besar namun terlihat begitu artistik, semuanya berkat sentuhan tangan Mino. Lampu-lampu neon, lukisan, hingga segala letak barang yang seakan punya alasan tersendiri berada ditempatnya, dan hiasan-hiasan ruangan lainnya.
Studio Winner punya kesan sendiri, kesan elegan dan seksi. Jiwon menambahkan seksi karena perasaan romantis yang bisa dirasakannya hanya dengan berada di dalam studio tersebut. Studio Winner seperti punya sulap tersendiri untuk membuat perasaan menjadi lebih sentimental.
"Ini lagu yang sudah lama, benar hyung?"
Mino mengangguk untuk menjawab pertanyaan Jiwon, kepalanya mengangguk dan bernyanyi mengikuti lagu yang ia putar yang memenuhi studio.
Jiwon mengangguk, melihat sekali lagi lirik yang ia buka.
nunsseobeul garin apmeorikkaji
oasiseu gateun nuni machi
Sudah jelas semua lagu solo Mino yang sudah ia dengar, baik yang sudah rilis dan belum adalah lagu konten dewasa. Sebuah lirik yang penuh imajinasi liar tapi lagu solo yang jadi masuk ke dalam full album Winner satu ini... melihat liriknya, Jiwon hanya teringat pada satu orang.
"Hyung."
"Umm?"
"Berapa orang gadis yang pernah kita bicarakan yang kita gambarkan punya mata seperti oasis?"
Mino berhenti menggerakan kepalanya mengikuti irama, menatap Jiwon.
"Hanya satu."
"Dan... siapa itu?"
"Kau tahu."
"Gadis yang punya sepasang kaki yang kurus, poni yang menutupi alis, bibir yang membuat hyung tidak tahan... hanya Lalisa."
"Tepat!"
"Hyung."
"Mwo?"
"Ini lagu..." Jiwon tidak bisa melanjutkan kalimatnya.
"She's twenty two dan jangan berpikiran macam-macam, itu bisa lagu yang terlalu liar tapi dia hanya menjadi inspirasiku. Aku mengingat cerita kedua orangtua ku dan memikirkannya — oh dan pikiran itu tidak seliar lagu yang kubuat. Relax, oke?"
"Hyung masih ya? Kukira semuanya sudah selesai."
"Bagaimana bisa selesai kalau aku tidak pernah mengatakan apa-apa?"
Jiwon mengecilkan volume lagu, ini pembicaraan serius. Lebih serius daripada rapat mengenai konsep lagu comeback iKon. Sekarang ia sedang menjadi guru cinta, terutama guru untuk Lalisa.
"Kalau begitu, akui saja hyung."
"Kau pikir mudah? Waktunya tidak pernah tepat, sekarang Jiyong hyung sudah tidak ada—"
"Justru ini waktu yang tepat!"
"Ya, kau tidak kenal Lisa? Apa kau ingin menambah beban pikirannya?"
Jiwon meringis, "Hyung benar. Dia akan terbebani sendiri dan merasa canggung, perasaan yang paling dia tidak suka. Jadi keputusan hyung tetap seperti ini?"
"Entah, lihat bagaimana saja kedepannya."
Jiwon mengangguk kemudian kembali mengulang lagu Mino, lagunya sederhana namun Jiwon menyukainya. Apalagi liriknya... Jiwon jadi tersenyum-senyum sendiri. Mino selalu paling bisa dengan imajinasi-imajinasi liar dan permainan kata yang tidak terdengar kotor justru romantis.
"Jadi ini alasan mengenai bunga mawar biru?"
"Aku menemukannya saat tidak ada kerjaan, kau tahu aku suka mencari-cari hal baru saat bosan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unemotional (DONE)
Fanfiction(Lanjutan YG Princess & Queen) Lalisa pikir akan baik-baik saja setelah Jiyong pergi untuk melaksanakan tugas wajib militernya. Ternyata yang ia pikirkan itu jauh dari kenyataan, ada tempat kosong yang ditinggalkan Jiyong setelah pria itu selalu pe...
