U.5 : So?

6.6K 704 107
                                        

"Jangan menganggunya Seungri-yah."

Seungri cemberut, menjauh dari Lalisa sementara Lalisa tertawa pelan. Gadis itu senang melihat Big Bang berkumpul dengan formasi lengkap seperti sekarang. Sudah jarang melihat mereka bersama setelah selesai promosi MADE dan yang baru-baru ini berakhir album Full Made.

"Yang menganggu itu dia, hyung. Memangnya hyung bisa fokus?"

"Dia minta dipukul," gumam Daesung. Segera masuk ke dalam ruang rekaman, menghindari keributan yang ia rasa terjadi tidak lama kemudian.

"Apa aku benar-benar menganggu?" tanya Lalisa, tidak enak kalau itu yang terjadi. Lagipula dia baru saja selesai latihan untuk penampilan BlackPink nanti di Seoul Music Awards dan Jiyong memintanya datang melihat rekaman ulang lagu Flower Road karena sebentar lagi Seunghyun akan wajib militer juga sebagai hukumannya setelah ketahuan berhubungan dengan Bambam.

"Kau tidak mau diam?"

"Aku benar kan, hyung? Hyung bisa fokus atau tidak? Lihat saja ba— AHK! Arasso, arassoo, ck, appo."

Youngbae tertawa, "Kalau diminta baik-baik dengarkan."

"Yaaaa, aku dengar hyung dan Lisa sedang perang dingin. Waktu di Gayo saja hyung mengabaikan Lisa jadi aneh saja melihatnya sekarang disini."

Jiyong menghela napas, menatap Seungri, tidak menegur dengan berbicara.

Seungri bersandar, mengambil bantal dan melipat bibirnya. Menggelengkan kepalanya, sebagai tanda ia benar-benar akan diam.

Jiyong bangkit dan mengambil selimut yang terlipat diatas lengan sofa, memberikannya pada Lalisa. "Apa sekarang sedang musim panas?" tanyanya sarcams.

Lalisa mengerecutkan bibirnya, membuka selimut pemberian Jiyong untuk menutupi pahanya. Dia tahu Jiyong masih sedikit kesal mengenai foto-foto itu, Lalisa mengerti. Dia tidak tahu berapa banyak uang yang keluar untuk menutupi berita tersebut, Jiyong dan Teddy tidak pernah mengungkitnya.

"Aku ada latihan oppa jadi aku berpakaian begini."

"Tidak ada yang meminta penjelasan," balas Jiyong dengan wajah datar.

"Auh," Lalisa dongkol sendiri. Ia ikut bersandar disamping Seungri, menempelkan pipinya di lengan Seungri, "Lebih baik kita diam dalam situasi seperti ini, oh, oppa?"

"Memang, orang-orang yang tidak bisa diam seperti kita, sekarang adalah ujian terberat."

Youngbae dan Seunghyun tertawa seraya menggelengkan kepalanya.

"Siapa yang menyuruhmu bersandar pada Seungri? Kalian berdua menjauh!"

"Oh ya ampun," Seungri melotot, sudah tidak tahan. "Ini bukan seperti aku akan fuc— ais, kau disamping Seunghyun hyung sana."

"Seungri-ah."

"Apa lagi hyung?" Seungri menatap Jiyong frustasi, "Aku yang menjauh?" tebaknya yang mendapat anggukan dari Jiyong. "Neeee, nee, jangan menghubungi tengah malam lagi hyung kalau hyung kesepian. Apa gunanya semua perasaan itu kalau hyung masih tetap kesepian?" gerutunya.

Buku melayang mengenai dada Seungri, saat itu juga Seungri benar-benar mengunci rapat bibirnya. Hanya sibuk dengan ponselnya yang tidak berhenti bergetar.

Lalisa sibuk dengan Seunghyun yang memamerkan koleksi lukisan barunya lewat foto-foto di ponsel.

"Karya Jeff Elfrod, dia pelukis abstrak."

Lalisa memperhatikan foto yang ditunjukkan Seunghyun, warna-warni yang tertutupi dengan warna gelap dan warna tidak beraturan serta tulisan E, S dan P yang terpisah garis tidak jelas dibawah huruf lalu yang menarik perhatian diantara semua warna gelap, ada warna putih di kiri bawah.

Unemotional (DONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang