Lalisa terlalu sempurna. Satu-satunya kekurangan yang ia punya karena gadis itu terlalu baik, saking baiknya dia tidak pernah menomor satukan dirinya. Sebuah kekurangan yang membuat Hanbin gemas sendiri karena Lalisa hadir disekitarnya.
Hanbin sangat membenci Lalisa.
"Nyeongan, Hanbin-ah. Kau latihan?"
Hanbin mengangguk menjawab pertanyaan dari Jisoo. Sekilas melirik Lalisa yang siap melambai kearahnya dengan senyuman namun pandangan gadis itu buru-buru berpindah kepada managernya.
"Anyeonghaseyo."
Managernya mengangguk, tersenyum. Sedikit kebingungan, Lalisa jarang menyapanya. Hanbin meringis, dasar. Lalisa sangat payah untuk berpura-pura, Hanbin menyalahkan sifat gadis itu yang tidak bisa tinggal diam. Diminta jadi lebih kalem karena hubungan mereka yang sedang tidak baik dihadapan yang lainnya membuatnya kesulitan sendiri.
Setelah menyapa managernya, Lalisa menundukkan kepala. Berpura-pura sibuk dengan ponsel ditangan, dari bahasa tubuhnya, gadis itu terlihat tidak nyaman. Hanbin menghela napas, kelewat gemas dengan gadis dari negara Thailand tersebut. Kalau ia tidak nyaman untuk berpura-pura seperti ini, harusnya Lalisa mengatakannya. Hanbin bukan seperti tidak memiliki solusi lain agar orang-orang sekitar mereka tidak kebingungan dengan hubungan mereka yang tiba-tiba jadi baik.
Walau solusi ini lebih aman untuk terhindar dari rentetan pertanyaan, Hanbin tetap punya solusi lain.
''Duluan,'' pamitnya sambil mengangguk.
''Kau masih marahan sama Hanbin?''
''Oh? Nee.''
Hanbin masih mendengar pertanyaan Jisoo pada Lalisa yang dijawab Lalisa dengan gelagapan. Ia tersenyum miring, mungkin sudah waktunya untuk mengakhiri akting yang mereka lakukan. Lalisa tidak nyaman, itu mengganggunya.
Sebelum masuk ke dalam ruang latihan, Hanbin mengirimkan sebuah pesan singkat untuk Lalisa. Lagipula mereka berdua tidak sedang memainkan drama, hanya sebagai peran untuk orang-orang disekitar berhenti khawatir.
Setelah latihan, Hanbin mengajak Chanwoo untuk makan di kafetaria. Ia hanya butuh mulut besar Chanwoo untuk menyebarkan jika ia dan Lalisa sudah berbaikan. Kecepatan informasi Chanwoo tidak kalah dari Teddy, sekali ia menyebarkan, setiap orang di YG sudah akan mengetahuinya paling lama lima jam kedepan.
''Apa kita pergi saja, hyung? Kita bisa ikut dengan Jiwon hyung makan diluar.''
''Wae?''
''Ada Lisa disini.''
''Apa masalahnya? Disini ada makanan gratis.''
''Aku tidak bisa mencerna makananku, sangat canggung.''
''Aku sudah berbicara dengan Lisa.''
''Hah? Kapan?''
Hanbin mengacak-acak rambut belakang Chanwoo, ''Tidak usah banyak tanya. Yang penting bagimu aku dan Lisa sudah tidak diam-diam lagi, kan?''
''Memang benar tapi tetap saja. Aneh saja kenapa tiba-tiba.''
Hanbin mendorong Chanwoo untuk fokus mengambil makanannya sementara ia menoleh untuk memberikan senyumannya pada Lalisa.
''Dulu kau bertanya kenapa tiba-tiba aku mendiami Lisa, sekarang kau bertanya kenapa tiba-tiba aku berbaikan dengannya. Selain bermain game dan menonton baseball, kau juga sekarang beralih tukang gosip? Aku sudah menyuruhmu untuk fokus latihan.''
''Makan yang banyak Chanu-yah, jangan hanya kenyang dimarahi, arasso?''
Ahjumma di kafetaria menaruh se-sendok besar daging keatas tempat makan Chanwoo, tersenyum selayaknya Ibu yang khawatir anaknya di sekolah mendapatkan masalah. Saat Hanbin mengangkat tempat makannya untuk meminta daging, ahjumma melengos mengerjakan hal lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unemotional (DONE)
Fanfiction(Lanjutan YG Princess & Queen) Lalisa pikir akan baik-baik saja setelah Jiyong pergi untuk melaksanakan tugas wajib militernya. Ternyata yang ia pikirkan itu jauh dari kenyataan, ada tempat kosong yang ditinggalkan Jiyong setelah pria itu selalu pe...