U.13 : ดิฉันมีความสุข

4.8K 490 89
                                    

69 hari setelah wajib militer Jiyong dan 568 hari sebelum kembali.

Masih dalam suasana musim semi, dimana bunga-bunga mekar berseri. Musim semi yang dihabiskan pasangan untuk berjalan-jalan menikmati angin segar, berpegangan tangan yang berakhir saling menghangatkan bibir masing-masing. Musim semi yang menjadi favorit banyak orang.

Hari-hari pertama yang Lalisa lewati setelah Jiyong wajib militer cukup berat, ia mulai mengakui perasaannya saat ia menatap ponselnya selama berjam-jam, mengalihkan pikiran dengan melakukan apa saja termasuk membuat unnie-unnie-nya kesal, dan nyaris digigit oleh Dalgom tapi semuanya tidak ada yang berhasil membuatnya berhenti memikirkan Jiyong.

Lalisa kesal sendiri, harusnya ia tidak berani melakukan gerakan itu... gerakan yang membuatnya merasakan sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Hanbin yang menjadi salah satu tempat untuk mengalihkan pikirannya berakhir menjadi tempat seseorang yang ia jadikan untuk memberitahu segala perasaan yang ia simpan. Hanbin membantu Lalisa selama beberapa hari, menenangkannya. Itu berhasil, secara ajaib.

Namun dengan sisa musim semi yang tinggal beberapa hari, tiba-tiba Lalisa mendapatkan kabar yang tidak baik. Kabar mengenai Jiyong yang ia tahu dari internet dan membacanya membuat Lalisa merasa buruk. Dia tersadar setelah berbagi cerita dengan Hanbin, ia sudah berada di tempat yang nyaman.

Berita itu seakan menamparnya.

Lalisa mempertahankan wajah datarnya saat masuk ke dalam studio Teddy, dia sudah tidak mau menangis. Hanbin sudah bekerja keras untuk membantunya tidak lagi menangisi Jiyong, membantunya agar perasaan yang ia miliki tidak ia salurkan dengan sebuah airmata tetapi dengan senyuman. Dia tidak mau membuat kerja keras Hanbin dalam membantunya jadi sia-sia.

''Jiyong operasi tanggal delapan belas April,'' kata Teddy memecah keheningan.

''Kenapa oppa tidak memberitahu ku?'' tanya Lalisa.

''Aku tidak tahu seberapa banyak kau mengenal Jiyong tapi dia yang memintaku untuk merahasiakannya darimu. Alasannya, kau cari tahu sendiri dan aku sudah berusaha memberitahumu dengan memintamu menghubungi Taehee,'' jawab Teddy.

''Aku pikir itu hanya latihan, oppa.''

Teddy mengangguk sekali, ''Bagian tangannya hanya latihan tapi untuk pergelangan kakinya bukan.''

Lalisa menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, memejamkan mata kemudian memikirkan hal-hal lucu yang bisa ia bayangkan. Salah satu cara yang Hanbin ajari saat ia ingin menangis. Gejolak dalam hatinya berhasil ia redam, Lalisa membuka matanya.

''Jiyong tidak apa-apa, operasinya berjalan lancar dan pemulihannya semakin membaik. Kau ingin berbicara dengan Jiyong?''

Lalisa mengangkat wajahnya, menatap Teddy terkejut. ''Berbicara? Oppa ada disini?''

Teddy tersenyum tipis, ''Bukan. Lewat telfon, kau mau? Hanya sebentar, dia sudah tahu kalau berita itu sampai ke telingamu.''

''Ahh,'' pupil mata Lalisa kembali normal. ''Tidak apa-apa, oppa?''

''Apanya yang apa-apa? Lisa-ah, sekali saja kau mengatakan apa yang kau inginkan. Aku bisa melihat dengan jelas kekhawatiranmu.''

Unemotional (DONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang