Chapter 7: Awal [Revisi]

165 8 0
                                    

Hana bangun pukul lima pagi. Ia terdiam sejenak, rasanya ada yang berbeda. Apalagi kalau bukan tempat tidur yang lebih besar dari yang ia miliki sebelumnya. Setengah jam kemudian ia sudah rapi dengan seragamnya. Karena masih jam setengah enam, Hana meraih ponsel miliknya yang berada di atas nakas. Hana terkejut, ada pesan dari Cansey.

@Cansee
Hana, hari ini kita berangkat bareng, ya. Nanti aku jemput ~

@HanhanM
Maaf, Cansey. Sepertinya tidak bisa,

@Cansee
Yaaah, kenapa begitu? Apa terjadi sesuatu?

@HanhanM
Nggak ada. Pengen berangkat sendiri aja

@Cansee
Baiklah -_-

Hana merasa geli, alasan aneh macam apa itu. Tapi di satu sisi, ia merasa sekarang bukanlah saat yang tepat untuk mengatakannya pada Cansey. Setelah bosan setengah jam mengubek-ubek instagram,
Hana mengambil tasnya lalu berjalan ke luar. Hana tersentak kaget, Thalia sudah berdiri di depan kamarnya.

"Salut deh, jam segini udah rapi. Kalo kak Jo, sih... Mustahil banget. Oh, ya. Kakak bangunin kak Jo, ok? Soalnya semua pada nyerah kalo nyuruh kak Jo bangun, "ujar Thalia sambil tersenyum lalu pergi begitu saja. Hana menghela nafas panjang, berjalan gontai menuju kamar Jo. Hana sudah mengetuk pintu kamar Jo berulang kali, tapi ia tak mendapat respon apapun dari si empunya kamar. Hana pun memberanikan diri untuk masuk.

Wajah Hana memerah melihat wajah damai Jo. Ia menghampirinya perlahan, lalu mengguncang guncang tubuh Jo. Jo menggeliat, dahinya terlipat seolah tak suka dibangunkan. Setelah pandangannya menjadi lebih jelas, Jo malah tersenyum karena yang membangunkannya adalah Hana.

"Morning kiss, "ujar Jo pelan. Bughhhh! Sebuah bantal sofa mendarat di wajah Jo.

"Makan tuh morning kiss! "ujar Hana setengah berteriak. Jo mengaduh kesakitan. Hana melenggang pergi, Jo hanya menatap.

" Salahku dimana?"

Hana was was. Ia bergidik ngeri membayangkan apa yang menunggunya di sekolah. Hana sudah membujuk Jo dengan berbagai cara agar ia di turunkan di perempatan jalan saja agar tidak ada yang curiga. Tapi Jo bersikeras, alasan Hana ditolaknya mentah mentah. Ponsel Hana bergetar.

From:Jo
To:Hana
Jangan ngebantah. Bunda ngawasin kita. Dia ingin memastikan kamu sampai ke sekolah bersamaku, cheonsa. "

Hana menghela nafas, lagi lagi ia tak bisa menolak. Begitu mereka tiba di parkiran, Jo langsung melangkah keluar dan membukakan pintu untuk Hana.

"Ada apa? Keluarlah, cheonsa. Tidak akan ada singa lapar yang akan menerkammu, kok. "

Hana melotot.

"Memang bukan singa. Tapi yang lain!"

Di perjalanan menuju kelas tepatnya di aula, Filan menghampiri mereka berdua.

"Jo, nanti istirahat datang ke ruang klub."

"Kenapa repot-repot? Bukannya bisa lewat line?"

"Nggak tau, ntah tuh si kakak. Pokoknya dateng aja napa, banyak tanya amat."

Jo cengengesan, "Ya kan biar nggak sia-sia. Buat apa ke sana kalo kenyataannya cuma kena sembur si kakak."

"Terserah. Pokoknya dateng aja," ujar Filan. Jo mengernyit, tatapan Filan berubah drastis saar melihat ke arah pintu aula.

"Farhan!"

Berbadan pendek tapi suaranya nyaring macam pake toa, itulah Filan. Makanya ia selalu kebagian tukang baca protokol di upacara hari senin. Farhan terkejut, ekspresinya macam orang keciduk nyontek pas ujian.

My Most Wanted [Revisi-Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang