Chapter 18 : Lagi

119 8 0
                                    

Mulmed :
Kai Halter
Music on :
Martini Blue
(DPR Live)
Lotto
(Exo)
############################

Hai hai!
Oe up jam segini, gak papa kan?
Semoga makin banyak yang vote!
Plisss, oe butuh banget komen dari kalian, satu huruf pun oe bakal guling guling sampe Afrika! Hehe, nggak mungkin lah ya. . 😂
Oe harap kalian suka sama part ini, ya!
Oe bakal usahain up tiap minggu. So, doa banyak banyak ea. .
Happy reading guys! 😂😂👍👍

Hari terakhir liburan. Hari yang paling di benci pelajar. Ya. Karena besok mereka harus kembali sekolah, di hari yang paling di benci pelajar kecuali mereka yang rajin, hari senin. Harus berangkat lebih pagi, berjemur di bawah sinar matahari yang anehnya malah kelewat panas dan pidato pak kepsek yang super panjang plus ngalor ngidul.

Jo tengah menikmati ice cream sambil menatap serius layar laptop miliknya di balkon kamar. Ia menatap tempat ice cream yang sekarang sudah kosong. Ia bangkit, berjalan menuju peti harta karunnya, kulkas.

"Aih? Kok tinggal satu? Sekarang juga pasti abis. " Jo menghela nafas. Kebetulan, Hana hendak menaruh piring ke wastafel. Ia melihat Jo membuang nafas, menutup pintu kulkas tanpa jiwa.

"Kenapa? Habis? "

Jo berbalik lalu mengangguk.

"Buatin lagi ya. " ujar Jo, Hana memutar matanya malas. Semenjak pulang dari Rusia tiga hari lalu, Jo jadi hobi makan ice cream. Hana sudah menyetok cukup banyak, dan itu habis dalam tiga hari.

"Tapi nanti. Lagian, jangan banyak banyak. Sakit, baru tahu. " ujar Hana sambil berlalu. Jo hanya ngeh, lalu meluncur kembali ke kamarnya. Hari terakhir liburan mereka habiskan di rumah.

"Tuh kan kamu punya kantung mata. Nonton juga ada batasnya. Dasar aho! " Hana mengoceh ria di dalam mobil. Jo hanya mengangguk nganggukan kepalanya, dengan mata yang buka tutup. Tidur kelewat malam, dan bangun kesiangan.

Hari ini masih sama. Para murid di aula dan koridor tak berhenti menatap dan saling berbisik. Hana sengaja memakai headset, supaya tidak terdengar.

"Jo. . . ~" yang jelas, ini bukan Hana.

Seseorang menggaet tangan Jo dengan manja. Jo refleks menoleh, menghela nafas. Dahi Hana mengkerut, lalu lanjut berjalan tanpa memerdulikan apa yang baru saja ia lihat.

"Kenapa chat ku nggak di bales? Malah di read doang sih, honey? "

"Lepas. " ujar Jo dingin.

"Nggak. Kenapa juga harus di lepas? Kita kan udah jadian. " kening Jo mengkerut. Kapan?

"Lepas. Aku harus pergi, Gita. Lepas, nggak? " Jo memberi penekanan pada kalimat terakhir, dengan dingin ia melepas paksa gaetan tangan Gita lalu lanjut berjalan menyusul Hana. Gita menghentak hentakkan kakinya, kesal. Gita memandangi punggung Jo yang makin menjauh dengan tanda tanya. Sejak kapan Jo jadi dingin begitu?

Semenjak masuk sekolah, Jo pulang telat karena waktu latihan yang porsinya bertambah. Arya dan Jason tak berhenti mengeluh, membuat kakak ketos kesal yang berakhir dengan lari keliling lapangan sepuluh kali.

Hanya ada Hana di rumah. Si kembar pergi ke luar kota bersama bunda. Hana memutuskan untuk menonton televisi di ruang keluarga saja. Matanya sudah tidak karuan, padahal ini masih pukul tujuh malam.

My Most Wanted [Revisi-Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang