Chapter 12: Yakin! [Revisi]

160 11 0
                                    

 

Sejak insiden kaki Hana yang terkilir, bunda jadi over protektif. Hana tidak boleh ini lah, itulah, Hana dibuat bosan. Ayah? Sama saja. Malah bisa di bilang lebih daripada bunda. Semakin lama, justru Hana merasa tidak nyaman. Tapi di sisi lain ia sangat berterimakasih atas perhatian yang mereka berikan padanya.

Paginya, saat sarapan.

"Bun, kita liburan yuk. Tapi ke mana, ya?  Mumpung ayah masih di sini," ujar ayah.

"Bunda ikut ikut aja. Tapi kan. .  Hana, apa kamu punya pasport?" tanya bunda, Hana menggeleng.

"Tenang, bun. Ayah udah buat, kok. Ini,"ujar ayah sambil menyodorkan sebuah pasport pada Hana.

"Yey. . . Holiday! Eh, tunggu. Jangan Inggris lagi, ya. Bosen. A! Jeju! ya! Jeju! " pekik Talia semangat.

"Jangan. Jepang aja, yah! Harris mau ke Akihabara beli action figure, " usul Harris.

"Kalian ini. Lombok aja yang deket. Jeju, nanti aja. Akihabara, boros, " timpal Jo santai sambil memasukan roti ke dalam mulutnya.

"Kak! Pilih jadi Otaku apa K-popers?! "seru Talia dan Harris bersamaan.

"Gimana ya. . . Nggak dua duanya sih. " Talia dan Harris kecewa mendengar jawaban Jo. Ayah dan bunda hanya tertawa sambil menyantap sarapan masing masing.

"Hana, kalo kamu maunya kemana?" tanya bunda.

"Errr. . aku? Kemana aja boleh. " jujur, Hana juga bingung.

Keputusan final masih belum di tentukan. Iti karena Harris dan Thalia yang terus berdebat, juga Jo yang ikut nimbrung dan memperkeruh suasana. Pada akhirnya, ayah menyerahkan semuanya di tangan Hana. Harris dan Talia tiada henti merayu Hana agar memilih salah satu dari mereka. Hana bangkit, hendak berangkat ke sekolah. Meninggalkan si kembar yang masih saling sikut.

Hana berakhir dengan duduk bosan di kamarnya. Bunda melarang keras Hana untuk berangkat ke sekolah. Hana tidak bisa menolak, di tambah dengan kehadiran ayah. Hana memasang headset dan berjalan pelan keluar kamar. Semua sudah pergi, melakukan aktivitas masing masing.

Hana duduk di tempat rahasianya di taman belakang rumah. Hana memandang lurus ke depan, di mana ada danau buatan di sana. Hana menggelar sebuah kain, lalu duduk di atasnya dengan punggung menyender pada sebuah batang pohon. Angin semilir bertiup, membuat Hana mengantuk.

Hari yang panas, matahari bersinar terik. Tidak seperti biasanya, si kembar memutuskan untuk bermain di sekitar air mancur bersama dengan teman baru mereka. Seorang kakak yang cantik.

"Kak! Kami punya kakak laki-laki. Dia itu tampan, tapi sifatnya seperti alien!"

Si kakak cantik terkejut, " Seperti alien?"

"Iya! Dia tuh aneh. Kakak pasti ngerti kalau udah ketemu langsung. Ya nggak, Ris?"

"Ho'oh. Kemarin dia rusakin radio. Katanya si mau dibenerin, tapi gak bisa nyala lagi. Dia kesel, radionya di getok-getok sambil teriak kayak gini. Dua hari yang lalu nyaut! Koordinatnya belom lengkap! Balik, woi!"

Si kakak cantik tertawa, membuat si kembar kebingungan.

"Aku udah peringatin lho, ya. Jangan sampai kakak di culik kak Jo ke luar angkasa!"

Si kembar kembali berkutat dengan mainan mereka, tak lupa menyeret si kakak cantik untuk ikut bermain juga. Tak lama, terdengar suara seperti benda jatuh. Si kakak cantik penasaran, berjalan pelan ke arah sumber suara, menyibak semak dan-

My Most Wanted [Revisi-Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang