Chapter 39 : Bingo

84 2 0
                                    

Mulmed :
Cansey Adriana Putri
(Real version)
Music on :
Vintage
(NIKI)
Lover Boy
(Phum Viphurit)
See You Later
(Blackpink)

Yo, am bek.
Apdet karena lagi kepengen aja, jan lupa vommentnya lho ya.
Za butuh banget kritik dan saran kalian agar cerita ini bisa lebih berkembang dan menjadi lebih baik lagi. Dari segala aspek, tentunya.

Woke gaes. Happy reading!





Seminggu berlalu, kejadian hari itu masih mengganggu pikiran Ko Filan. Malah, sangat mengganggu. Di tengah jadwal sibuk kuliahnya dan 'mengurus' si alien menyebalkan, Ko Filan menyempatkan diri untuk datang ke kafe Chrysos lagi. Bukan untuk makan ataupun minum, tapi untuk mencari dia.

Ko Filan langsung masuk menemui si manager kafe yang kebetulan adalah teman smpnya dulu di Indonesia. Ia duduk di sofa dengan perasaan tidak sabar. Separuh dirinya siap menerima kenyataan pahit, separuhnya lagi tidak. Ia sangat ingin Jo benar benar kembali (agar ia tak perlu terus menerus mengawasi Jo). Rafa, teman smp Ko Filan hanya tersenyum lalu meletakan iced Coffee di depan Ko Filan. Ko Filan segera menyabet Iced Coffee gratis itu, kebetulan hari ini cuacanya cukup panas.

"Sudah lama tidak bertemu, dan kau menemuiku untuk hal lain. Ah, malangnya diriku." Rafa berdecak kesal.

"Nggak usah pake ngedrama segala. Maaf, kita bicara 'santai'nya nanti saja. Ini, urgent Rafa." Rafa terkekeh, Ko Filan kembali meminum Iced Coffeenya.

"So, apa yang ingin kau tanyakan teman lamaku?"

"Apa ada pegawai yang bernama Hana di sini?" Rafa terdiam. Tumben tumbenan ni orang nyari cewek. Dari sekian banyak gadis yang menyatakan cinta pada Ko Filan waktu SMP bahkan SMA, tak satupun yang nyangkut. Rafa tau, Ko Filan tak begitu peduli soal perempuan. Lah ini? Pasti ada alasan kuat di baliknya.

"Ya. Aku punya kontaknya. Ada apa kau mencarinya? A. . Dia. . Mantanmu?"

"Bukan! Dia. . Tunangannya Jo. "
Rafa melotot. Apa? Satu kalimat, hanya satu kalimat, membuat banyak pertanyaan di benak Rafa. Rafa masih bengong, Ko Filan menjentikkan jarinya.

"I. . Ini kontaknya, " ujar Rafa sambil menyodorkan ponselnya pada Ko Filan. " Kau berhutang penjelasan padaku, Filan."
Setelah selesai, Ko Filan menyerahkan kembali ponsel milik Rafa.

"Dimana dia sekarang?"

Jo manyun. Line nya tak ada satu pun yang di read oleh Ko Filan. Dia tak menghubunginya sama sekali. Biasanya akan ada telfon pagi dari Ko Filan, hari ini tidak ada. Apa ia sebegitu sibuknya? Jo kembali melangkahkan kakinya menuju kelas. Langkahnya terhenti, ada sesuatu yang menghalanginya.

"Halo, Joaquin. Bagaimana kabarmu hari ini?" seorang gadis cantik berambut pirang berada di depan Jo sekarang. Katherine Williams, primadona Oxford dari jurusan Design. Jo menatap datar  Katherine. Yang di tatap tersenyum, seolah sudah biasa melihat ekspresi datar Jo. Semenjak Hana tidak ada, Jo tidak dekat dengan wanita manapun terkecuali bunda dan Thalia. Atau lebih tepatnya, dari dulu juga ia sudah begitu. Tidak ada wanita yang bisa membuatnya kembali selain dia.

"Ah, aku mengerti. Aku akan menemuimu lagi nanti, " ujar Katherine.

"Kenapa kau bersikap seperti ini? Membuatku risi saja, " sahut Jo dingin. Katherine kembali tersenyum, Jo berdecih.

"Cinta itu butuh perjuangan. Aku tak mempermasalahkan kepribadianmu. Aku akan menerimanya dengan senang hati."

Jo tahu, Katherine wanita yang baik. Sangat, malah. Tapi apa yang bisa ia lakukan kalau ia tak punya perasaan sedikitpun padanya. Walaupun andaikan pada akhirnya mereka akan bersama, itu hanya akan menyakiti Katherine.

My Most Wanted [Revisi-Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang