Chapter 37 : Nothing Without You

81 5 0
                                    

Mulmed :
Jason Wang (real version)
Music on :
Monster
(EXO)
Idol
(BTS)
Wanna be
(Wanna One)
Losing You
(Boy Pablo)
############

Apdet tiga story dalam satu hari, rekor baru! 😂
Za apdet buat kalian yang kangen sama Jo aho~
Tanpa banyak cing cong lagi,
Happy reading!


Jo terdiam melihat pantulan dirinya di cermin. Setelan jas motif Plaid berwarna biru tua melekat di tubuhnya. Hari ini adalah hari besar, dimana ia akan benar benar meninggalkan masa masa SMA nya. Jo menghela nafas. Walaupun ia mencoba untuk nampak terlihat lebih baik, tetap saja tak bisa. Separuh hidupnya sudah menghilang.

Para most wanted sudah berjejer rapi di depan aula, menunggu si alien menyebalkan menampakkan batang hidungnya. Setengah jam berlalu, belum nampak tanda tanda munculnya Jo. Mereka risi jadi bahan tontonan para tamu undangan maupun siswa. Mereka bernafas lega, melihat Jo datang bersama keluarganya termasuk Hans. Mereka tak keberatan dengan Jo yang jadi bicara seperlu dan seadanya. Yang penting dia masih seorang Joaquin Revano Miller.

Setelah pidato panjang sepanjang jalan kehidupan ini, -eakk 😂- akhirnya tiba juga pidato dari perwakilan siswa oleh kak Ketos. Tepuk tangan meriah menggema di aula, Kak Ketos menaiki panggung dengan tenang. Semua tepukan meriah itu terhenti saat Kak Ketos sudah tiba di depan podium.

"Selamat pagi, marilah kita panjatkan doa kepada tuhan yang telah memberi kita kehidupan dan bisa berkumpul di tempat istimewa ini. Bapak dan ibu guru yang saya hormati, dewan sekolah, juga teman teman saya yang luar biasa."

"Kita sudah melewati tiga tahun yang amat berharga, dan sekarang di sinilah kita. Saya akan singkat saja, karena saya tidak suka basa basi. Terimakasih atas kenangan berharganya, marilah kita saling mengingat. Sekarang adalah hari yang istimewa, hari dimana kita akan benar benar meninggalkan sekolah ini. Bersenang senanglah. Akhir kata, selamat atas kelulusan kita!! "

Tepukan gemuruh terdengar lagi, para gadis histeris karena Kak Ketos tersenyum. Untuk pertama kalinya. Kak Ketos memberi hormat, lalu turun dari panggung. Acara dilanjut dengan acara hiburan. Para siswi agak kecewa karena Jo tak menyanyi lagi seperti terakhir kali di pensi. Mereka jadi tidak bisa mendengar suara lembut Jo.

Jo merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Akhir akhir ini ia tidak bisa benar benar tidur. Ia selalu saja terbangun di tengah malam dengan berkeringat dingin dan perasaan gelisah. Jo meringkuk, menangis dalam diam.

Fokus Hans teralihkan karena ponselnya bergetar. Dilihatnya nama Raynand dilayar, Hans segera menjawabnya.

"Bagaimana? Kau  menemukannya?"

"Maaf, mister. Tak ada kemajuan berarti. Aku sudah menelusuri tempat tempat dengan peluang besar. Hasilnya, nihil. Mereka sudah menyerah. Hana dianggap sudah ma-ti. "

"Apa kau bilang? Mati? Cari lagi dengan benar!"

"Itu, aku sudah mencari ulang sampai sepuluh kali. Mister mau bilang itu tak cukup? Aku memang berutang nyawa padamu, tapi maaf. Kemampuanku hanya sebatas ini. Kalau mister belum puas, silahkan cari sendiri. Aku akan tetap membantumu, tapi sekali lagi maaf. Untuk kali ini, aku tidak bisa. Sampai jumpa lagi, mister."

Piip. Raynand memutus sambungan telepon. Hans menggebrak meja, ia frustasi. Ini sudah lebih dari sebulan, tapi tak ada progress berarti. Hans menyerah. Bukan berarti benar benar menyerah. Tapi ia akan tetap mencari sampai kapanpun.

My Most Wanted [Revisi-Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang