Epilogue #1 Now, We

71 2 0
                                    

Music on :
What where you up to
(Kang Daniel)
Senorita
(Shawn Maendes ft. Camila Cabello)
Bungee
(OH MY GIRL)
Happiness
(Red Velvet)

Yo, epilogue time tiba! Za masih nggak rela harus berpisah dengan anak-anak kesayangan Za ini, T_T
Epilogue nya akan di bagi jadi dua part, rencananya malah mau lebih, bikin spotlight ato lebih tepatnya spin-off dari tiap member Most Wanted. Tapi Za mikir ulang, nggak jadi deh. Ntar malah kepanjangan dan ujung ujungnya ngebosenin.

Shhht, cukup kayaknya cincong-an Za kali ini.
HAPPY READING!

DUA TAHUN KEMUDIAN. .

Jo dan Hana tak lagi tinggal di Mansion Miller. Kini mereka punya mansion sendiri, yang hampir sama besarnya. Bahkan Hana sendiri terkadang masih tersesat.

Sekarang ia sudah memiliki ijazah SMA (nyatanya Hana belum mengikuti UN sama sekali😂) yang dulu tidak didapatnya, dan menjadi nyonya muda keluarga Miller. Ia bekerja keras setahun terakhir demi ijazah SMA nya, karena setidaknya ia harus lulus SMA.

Hana tengah sibuk di taman bunga miliknya, berkebun menjadi hobi barunya sekarang. Ia rela berkeliling eropa demi mendapatkan benih bunga yang ia inginkan. Di saat ia hendak meraih selang air, seseorang memanggilnya.

"Hana!"

"Kak Pri? Kak Hans mana?"

"Dia menunggu di depan. Oh, ya. Aku titip Joshua, ya. Kami harus pergi ke Brisbane selama tiga hari. Maaf merepotkanmu, " ujar Pricilia sambil menyerahkan Joshua pada Hana. Hana tertawa geli, Joshua yang masih berumur sebelas bulan itu menggaruk garuk lehernya.

"Tidak masalah. Aku juga agak kesepian di sini, " jawab Hana (setengah curhat 😂)

"Eh? Memangnya Jo tidak ada di rumah, di hari minggu?"

Hana hanya tersenyum. Pricilia tentu tidak merasa senang melihat senyum terpaksa Hana. Ia menghidupkan ponselnya, hendak menelpon Jo.

"Kak, nggak usah. Dia lagi sibuk sama proyek barunya. "

"Tapi-"

"Nggak usah. Kan udah ada Joshua yang nemenin aku di sini." Pricilia menghela nafas panjang,

"Baik. Sekali lagi maaf, ya. Sampai jumpa tiga hari lagi. "

Pricilia melambaikan tangannya sebagai salam perpisahan. Joshua berkaca-kaca melihat ibunya perlahan lahan menghilang di belokan.

"Nah. . Apa yang sebaiknya kita lakukan sekarang?"

Hans menatap aneh Pricilia yang bersungut-sungut saat masuk ke mobil. Hans menarik tuas kemudi, membiarkan Pricilia tenang dengan sendirinya.

"Ada apa dengamu?"

"Jo!"

"Jo?"

"Dia itu benar-benar. . Di hari libur seperti ini dia masih saja bekerja, dan itu mengingatkanku pada seseorang, " Pricilia melirik tajam ke arah Hans, Hans tersenyum kecil. Hans tahu itu ditujukan untuknya.

"Dia membiarkan Hana kesepian! Dan sekarang juga aku akan menelponnya, " lanjut Pricilia. Hans menggeleng-gelengkan kepalanya, ada-ada saja.

Jo bangkit dari kursi, berjalan ke arah rak di samping meja kerjanya untuk mengambil beberapa dokumen. Pintu ruangan terbuka, Jared (Asisten Jo) masuk dengan menenteng dua cup iced coffee.

"Sir, bukannya anda harus pulang? Ini hari minggu, hari libur, " ujar Jared, mengingatkan. Dalam hati Jared berteriak kesal karena harus bekerja di hari libur seperti ini.

My Most Wanted [Revisi-Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang