Chapter 27 : Confession!

99 5 0
                                    

Mulmed:
Adrian Calvaro Miller
Music on :
Bermuda Triangle
(Dean, Crush, Zico)
Light
(Wanna one)
Spring day
(BTS)
How long
(Charlie Puth)
##############

Jeng jeng jeng!
Oe kombek gaess!
Maaf, buat kali ini cahara pedia libur lagi.
Kenapa?
Oe lagi nggak mood, heheh. . 😂
Di tambah oe lagi dapet tamu bulanan,
Makin males oe .
Sorry ngaret yak.
Silahkan merusuh di kolom komentar everybadeh!
Happy reading guys!

Bunda di buat geleng kepala. Artikel baru kembali muncul. Banyak paparazzi yang menguntit rumah, Wartawan yang terus menerus berdatangan. Entah itu kantor bunda, rumah, bahkan sekolah. Menjadikan Jo dan Hana pusat perhatian. Awalnya Jo bersyukur karena beritanya sudah mulai menghilang, eh. . Sekarang malah makin banyak bermunculan.

"Ayah, kita harus bagaimana? " bunda menggigit bibirnya, ia khawatir pada Hana.

"Ayah juga bingung bun. Padahal nggak seberapa, tapi kok efeknya sampai seperti ini? " ayah kembali menyesap teh lemonnya.

Bagaimana tidak, hampir seluruh berita infotainment menayangkan berita dengan judul, 'siapa gadis ini? Gadis misterius yang dekat dengan pewaris keluarga Miller'. Hana menjadi artis dadakan.

Hana tidak menyangka akan seperti ini. Ponselnya tak berhenti berdering. Entah itu notif dari Line, Dm dari instagram, ataupun Twitter. Bukan hanya Hana yang mengalami hal itu, tapi Jo juga. Karena kesal, Jo mematikan ponselnya. Satu satunya tempat teraman adalah rumah. Hari ini tim basket SMA Pelita Jaya tanding untuk semi final. Mau tidak mau ia harus hadir, karena bagaimana pun ia adalah Center.

Kemenangan di raih dengan alot karena Jo lagi banyak pikiran. Di kuarter dua dia di cadangkan karena pelatih melihat Jo yang sedang bermasalah. Jo keluar dari ruang ganti barengan sama anggota tim lain(biasanya dia tau tau ngilang) untuk menghindari wartawan.

Sesampainya di rumah, Jo langsung mengetuk kamar Hana. Si empunya kamar nyaut, mempersilahkan Jo untuk masuk. Hana sedang duduk di sofa sambil memandangi ponselnya. Jo duduk di samping Hana.

"Kamu baik baik saja, cheonsa? "
Hana mengangguk, menunjukan fake smilenya. Aku tidak baik baik saja, aku takut. .
Jo merengkuh Hana dalam pelukannya, mengusap lembut rambut panjang Hana. Lalu ia melepas pelukannya.

"Dengarkan aku. Jika kamu benar benar memilihku, maka bertahanlah. Kamu tahu? Semuanya perlu perjuangan. Jadi, bisakah kamu bertahan sebentar lagi? " ujar Jo lembut, sambil memegang kedua tangan Hana. Air mata terbit di sudut mata Hana. Jo merutuk dalam hati, shit! Dia melihat Hana menangis, lagi.

"Ke. . Kenapa mer. . reka seperti itu? " Air mata Hana mengalir semakin deras. Jelas ini lebih dari pembully an Gita padanya. Sebenarnya Jo tak perlu meyakinkannya lagi untuk hal itu, jawabannya sudah jelas. Yang ia butuhkan saat ini adalah Jo tetap berada di sampingnya. Sesak, itulah yang Jo rasakan sekarang. Ia menarik Hana kembali dalam dekapannya, mengelus lembut rambut Hana agar ia lebih tenang.

"Aku disini, dan selalu begitu. Ini bukan sekedar gombalan konyol, tapi ini nyata. Mereka hanya iri, itu saja. . , " Jo melepaskan dekapannya, menatap Hana lamat lamat. Jo menghapus air mata sialan itu, lalu mengecup sekilas kening Hana. Walaupun sekilas, tapi itu sangat berarti. Buktinya, Hana blushing. Jo tersenyum, ia sukses mengembalikan mood Hana yang sempat hilang.

My Most Wanted [Revisi-Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang