Chapter 25 : kontak

106 7 0
                                    

Mulmed:
Nathaniel Mustang
(sekretaris ayahnya Jo)
Music on:
7 Days
(Rendy pandugo)
Go Away
(Yong Jun Hyung)
She's a baby
(Zico)
########

Setelah kejadian miss understanding itu, Jo jadi super manja. Si kembar geli melihat tingkah abangnya yang tiba tiba jadi agak aneh. Hari ini hari di mana pertandingan kedua di selenggarakan. Beruntung hari ini libur, jadi Hana bisa nonton. Hana jadi pusat perhatian karena yah. . tahu lah, berita itu sudah tersebar. Mereka masih menebak nebak yang mereka lihat itu gadis di foto atau bukan. Karena waktu itu Lucas memfotonya dari samping, jadi tidak terlalu jelas.

Hana sudah mengajak Cansey, tapi Cansey menolak. Bukan karena ia tidak mau menemani Hana, tapi ia punya urusan mendadak. Alhasil Hana datang dengan Talia. Gayanya yang stylish dan kekinian membuat banyak dari para calon penonton memfotonya diam diam untuk ditiru stylenya.

Beruntung, Hana dan Talia bisa duduk di tribun bagian tengah yang posisinya enak buat nonton. Kalo kedeketan takutnya kena bola, kalo kejauhan nggak keliatan.

Kedua team masih pemanasan, pertandingan masih sepuluh menit lagi. Mata Hana menangkap sesosok pangeran tampan, Jo. Jo tersenyum pada Hana, lalu merogoh tas miliknya yang berada di bangku pemain.

"Kamu makin cantik deh. Aduh, jangan senyum dong. Bisa bisa aku pingsan nih. "

"Kamu nelpon aku cuma buat itu? Aku matiin nih. "

"Eh, jangan. Maaflah, cheonsa. Oh, ya. Nanti kamu teriak yang kenceng ya. "

"Nggak. Suaraku bakalan abis kalo gitu. "

"ok. Nggak papa. Aku bakalan tagih yang lain di rumah. "
Jo menunjukan senyum mesumnya, Hana langsung memutus sambungan telpon. Jo terkikik geli, moodnya membaik.

Pertandingan sudah berlangsung satu quarter, waktunya istirahat. Sejauh ini SMA Pelita Jaya unggul. Para pemain dan pelatih berkumpul, mendiskusikan strategi berikutnya.

"Woah, lihat. Joaquin yang terkenal itu? Aslinya bikin muntah. " Jo tak menggubris pemain lawan yang memprovokasinya itu, ia tak akan termakan trik murahan.

"Benarkah? Buktikan dengan permainanmu, bukan mulutmu. " pemain yang memprovokasi Jo itu terkejut, Jo sudah hilang dari jangkauan pengawasannya.

"Defense! " Ternyata dia kapten tim lawan. Jo tersenyum, berlari sambil mendribel bola. Langkahnya terhenti, seorang pemain menghadangnya. Jo mengoper bola ke belakang di mana koko Filan berada. Filan berlari dengan kecepatan penuh, lalu memasukan bola ke dalam ring dengan teknik lay-up shoot. Penonton bersorak, mereka mendapat pertunjukan menarik. Jo dan Filan ber hi-5, saling memberi isyarat dengan gerakan mata.

"Oy, oper juga ke sini dong. " Jason cemberut, Jo tersenyum kecil. Quarter kedua berakhir, dengan kedudukan yang masih sama dengan quarter pertama.

Di quarter ketiga ini, tim lawan menerapkan penjagaan sistem man-to-man dimana masing masing pemain menjaga satu pemain lawan. Talia menegang, tim lawan mulai serius. Psikologis mereka mulai goyah, di hantui rasa khawatir. Si kapten tim lawan mengatupkan rahang, saat ini skornya 83-41.

Jo mendribel bola di hadapan si kapten, menggoyahkan pusat gravitasinya hingga si kapten jatuh terduduk.

"Show me. " Jo mengoper pada Jason. Jason kesulitan karena penjagaan pemain yang menghadangnya begitu ketat. Jason melompat, pemain yang menjaganya pun ikut melompat. Jason mendarat duluan, mengoper bolanya pada kak ketos. Kak ketos berhasil memukau penonton dengan teknik fade away nya.

My Most Wanted [Revisi-Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang